Minggu, 14 Juli 2013 12:10 WIB BLANGPIDIE - Tragedi berdarah - TopicsExpress



          

Minggu, 14 Juli 2013 12:10 WIB BLANGPIDIE - Tragedi berdarah berujung maut terjadi di Abdya, Sabtu (13/7) menjelang siang kemarin. Seorang remaja ABG yang juga siswi SMAN 1 Blangpidie, Shinta Silvina (17), dibantai sedikitnya 20 liang tikaman oleh pelaku yang masih misterius. Gadis malang itu akhirnya tewas sejenak dalam perawatan di IGD RSU Teungku Peukan, Padang Meurante Abdya. Adalah Ny Lilisma (42) yang tak lain bunda korban, yang pertama menemukan Shinta dalam kondisi kritis bersimbah darah. Dan Gampong Pante Perak, Susoh, tempat tinggal korban pun gempar. Shinta kritis bersimbah darah tergeletak seorang diri dalam ruangan keluarga rumahnya. Informasi diperoleh di lokasi kejadian, korban Shinta Silvia, saat kejadian tinggal seorang diri di rumahnya di Lorong II, Desa Pantee Perak. Sedangkan ibunya, Ny Rita Silvina (40), baru saja keluar rumah menuju tempat usaha salon miliknya di Jalan Cot Seutui, Keude Siblah, Blangpidie, sekitar pukul 10.30 WIB. Belasan menit kemudian, beberapa tetangga mendengar suara minta tolong dari rumah yang ditempati janda Rita Silvina, bersama dua anaknya itu. Rumah korban berada sekitar belasan meter dan posisinya agak ke belakang dari rumah tetangga yang lain. Suara minta tolong tersebut termasuk di dengar oleh Ny Lilisma (42) adalah bunda korban, rumahnya berada di kanan depan rumah korban dengan jarak sekitar 30 meter. “Mendengar suara minta tolong, saya keluar dari rumah, kemudian melihat rumah korban dalam keadaan pintu terbuka. Saya, lalu masuk. Saya terkejut dan shok melihat Shinta Silvia, dalam keadaan berlumuran darah tergeletak di ruang keluarga dan melambai tangan sembari berkata lirih, tolong-tolong, bunda,” ungkap Ny Lilisma, menjawab Serambi di rumah duka, Sabtu sore kemarin. Karena shok melihat korban berlumuran darah, Ny Lilisma, keluar dari rumah korban sambil menjerit histeris minta tolong tetangga. Dalam hitungan detik, rumah korban sudah didatangi puluhan warga untuk memberi bantuan. Korban, Shinta Silvia, dalam kondisi luka-luka kritis dan banyak mengeluarkan darah, segera dilarikan oleh dua orang tetanga dengan menggunakan sepeda motor menuju ruang IGD RSUD Teungku Peukan lokasi Padang Meurantee, Susoh. Hanya, beberapa menit setelah dibaringkan di ranjang ruang IGD kemudian, Shinta meninggal dunia. “Kami sempat melakukan tindakan medis dengan memasang oksigen. Namun, nyawa korban tidak tertolong, karena banyak megeluarkan darah dari luka-luka terkena benda tajam di sekujur tubuh. Tidak kurang terdapat 20 luka tusuk benda tajam, sangat parah luka terkena benda tajam pada bagian dada tembus ke paru-paru. Di samping luka kena benda tajam pada kanan kiri paha serta bagian punggung korban,” ungkap dr Ilma Hidayati, dokter yang menangani korban di IGD RSUD Teungku Peukan. Informasi tersebut segera membuat gempar warga Kecamatan Susoh dan Blangpidie. Warga berbondong-bondong menuju rumah korban di Pantee Perak atau berada sekitar 150 meter di belakang SD Negeri Pantee Perak, Susoh untuk mengetahui penyebab dari kematian gadis yang dikenal periang itu. Diantara yang datang melayat ke ke rumah duka adalah siswa-siswi rekan almarhum Shina di SMA Negeri 1 Blangpidie, Camat Susoh, Mirsal SSos serta sejumlah tokoh masyarakat. Kematian Shinta Silvia, dapat dipastikan akibat pembunuhan sadis oleh pelaku yang belum teridentifikasi. “Korban menjadi korban tindak pembunuhan, karena dari hasil visum dokter, di tubuh korban terdapat 20 luka tusuk benda tajam,” ungkap Kapolsek Susoh, Iptu Darwis ketika ditanyai di TKP. Selain, Kapolsek Susoh bersama anggota, di TKP juga ada sejumlah personel Sat Rekrim Polres Abdya untuk melakukan olah TKP dalam rumah korban. Kapolsek Iptu Darwis lebih lanjut menjelaskan, sejumlah anggota polisi sedang memburu seseorang yang bisa diduga sebagai pelaku tindak penganiayaan korban. Pemburuan dilakukan berdasarkan petunjuk dari bekas tapak kaki bernoda darah di atas permukaan lantai ruang keluarga rumah korban. “Dari petunjuk telapak kaki berdarah tersebut, bahwa pelaku pembunuhan korban, keluar rumah keluar melalui pintui belakang setelah melakukan tindak penganiayaan berat terhadap korban,” ungkap Kapolsek Iptu Darwis. Disamping itu, tambah Kapolsek, juga ada informasi dari tetangga di belakang rumah korban, bahwa salah seorang warga yang bekerja sebagai tukang tidak jauh dari lokasi mengaku melihat seorang remaja berlari dengan memegang pisau di tangan kanan dan sepasang sandal jepit di tangan kiri melintasi depan rumah warga tempat tukang tersebut bekerja. “Dari petunjuk tersebut, kita mengejar tersangka pelaku sampai dalam areal sawah kawasan Cot Seutui, Keude Siblah, Blangpidie, termasuk areal persawahan kawasan Desa Pawoh, Susoh,” tandas Iptu Darwis. Dari amatan di TKP, berat dugaan, Shinta Silvia mendapat tindak penganiaan berat ketika gadis belia tersebut sedang tidur-tiduran di ruang keluarga sambil nonton TV. Karena, darah korban berlumuran di atas karpet plastik dan di atas permukaan lantai semen ruang ruang keluarga, dan terdapat beberapa bekas telapak kaki bernoda darah. Malah, menurut keterangan, ketika korban ditemukan warga dalam kondisi kritis, pesawat televisi di ruang tersebut dalam kondisi masih menyala. Di atas permukaan lantai ruang tengah tersebut juga terdapat banyak bekas tapak kaki bernoda darah korban. Di atas lantai ruang tengah juga ditemukan dua unit hand phone, kemudian diamankan Polsek Susoh untuk kebutuhan penyelidikan kasus pembunuhan yang menggemparkan tersebut
Posted on: Sun, 14 Jul 2013 12:00:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015