PSGC Menapaki Kasta Divisi I SEPAK terjang Persatuan Sepakbola - TopicsExpress



          

PSGC Menapaki Kasta Divisi I SEPAK terjang Persatuan Sepakbola Galuh Ciamis kembali bangkit. Setelah istirahat dari tidur panjang, klub kebanggaan masyarakat Kota Manis ini sedang meretas ingin lolos masuk dalam Divisi I Liga Sepak Bola Indonesia. Kompetisi yang melibatkan tim sepak bola tangguh se-Nusantara. LAH raga si kulit bundar tak pernah kering dari perbincangan dan tak pernah surut dari perhatian masyarakat. Bahkan, sepak bola telah menjadi “magnet” besar bagi seluruh rakyat di pelosok negeri. Misalnya, di Brasil, permainan olah raga yang telah berusia tua ini seakan menjelma sebagai “agama” kedua bagi warganya. Pun, di daratan Eropa, sepak bola merupakan komoditas sebuah industri. Perkembangan sepak bola di ranah ibu pertiwi, dalam beberapa kurun waktu terakhir menandakan gejala turun dan naik dari sisi prestasi dan permainan. Para pemain nasional yang tergabung dalam Tim Garuda berhasil menunjukkan taji kala melawan kesebelasan negara tetangga. Pada laga internasional terakhir yang mengharuskan bermain di luar kandang, timnas harus puas dengan torehan prestasi cukup mengecewakan kalah 10-0 dari Bahrain dan menelan pil pahit oleh tim Brunei Darusallam. Sementara geliat persepakbolaan di Kabupaten Ciamis, berbeda dengan tim nasional. Tim Persatuan Sepak Bola Galuh Ciamis (PSGC) yang sempat tertidur dari istirahat panjang mulai merangkak naik. Tim Putra Galuh ini sekarabercokol di Divisi I Nasional. Sebelumnya PSGC sendiri hampir terdegradasi ke Divisi III Nasional. Kompetisi dengan kasta yang lebih rendah, serta hanya melibatkan tim gurem. Prestasi klub sepak bola dengan kostum kebanggaan warna kuning itu, tidak terlepas dari manajemen sepak bola yang kredibel dan profesional. Seperti tren yang berlaku serta mengarah saat ini, manajemen sepak bola tidak lagi sebatas tentang penghindaran pengelolaan secara apa adanya. Bertengger di Liga Divisi I Nasional yang ditorehkan PSGC tentu bukan perkara mudah. Setiap kesebalasan harus terlebih dahulu meretas jalan panjang yang penuh kerikil dan hadangan dari berbagai permasalahan. Bermula dari “coretan hitam” sejarah PSGC pada 2004-2006 yang tengah berada di Divisi III. Tim ini sempat vakum dari berbagai aktivitas kalender kompetisi tanah air. Bahkan, terancam terdegradasi oleh Pengda PSSI Jabar. Kevakuman PSGC diakibatkan berbagai faktor yang menghadang, di anataranta kurang manajemen yang kurang profesional dalam mengelola sebuah klub sepak bola. Berawal dari ancaman PSGC yang akan terdegradasi ke Divisi III, serta kelak bisa mencoreng nama Kabupaten Ciamis. Pada tahun 2007 muncul hasrat tokoh pencinta sepak bola dengan manajemen baru menyelamatkan PSGC. Perlahan tapi pasti, meski harus berjalan “merangkak” dari kompetisi Divisi III pada tahun 2008. Akhirnya, PSGC mampu unjuk gigi hingga lolos ke Divisi II yang berlangsung di Nganjuk Jawa Timur. Perjalanan berat dan panjang di Divisi II ini, mengharuskan PSGC berkompetisi dengan tim-tim kesebelasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan tim kesebelasan yang mumpuni. Pertandingan yang sekilas menggambarkan “perang bubat” itu meloloskan laskar Galuh mammenunjukkan kedigjayaanya hingga lolos dan bercokol ke Divisi I. Wakil Bupati Ciamis H. Iing Syam Ariefin, mengapresiasi keberhasilan tim kesebelasan PSGC yang mampu bercokol di Divisi I. Hal itu telah membuktikan kemajuan Ciamis tak hanya di berbagai sektor, namun di olahraga pun terbilang mampu menorehkan prestasi. “Dengan bercokolnya PSGC di divisi I ini tentunya telah membawa nama harum Ciamis di dunia olahraga sepak bola, khususnya, umumnya olah raga lain dan juga hal membuktikan balance-nya pemerintahan dalam berbagai hal kemajuan pembangunan,”ujarnya. Berada di kasta yang lebih tinggi, tentu menyisakan pesaingan ketat dengan tim-tim kesebelasan yang mumpuni, PSGC harus lebih siap dari berbagai sisi. “Keberhasilan PSGC berada di Divisi I, harus mendapat apresi dan sekaligus bangga akan keberhasilan ini. Mudah-mudahan saja bertolak dari ini semua PSGC selalu jaya seperti tempo dulu,” kata Iing. Mengarah industri Kemajuan sepak bola di ranah ibu pertiwi, termasuk juga di Kabupaten Ciamis, tentu tidak terlepas dari manajemen sepak bola yang kredibel dan profesional. “Trend yang berlaku saat ini telah mendefinisikan manajemen sepak bola tidak lagi sebatas tentang penghindaran pengelolaan secara apa adanya. Sepak bola mencakup segala lini dan hingga di grass root “jelas Manajer PSGC, H. Herdiat. Menurut dia, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam mengelola sepak bola. Selain harus sinergi dalam strategi tentu pula harus sinergi antara federasi (public sector), klub (private sector) dan pemerintah (state sector). “Federasi tiada lain pemegang otoritas kebijakan, sehingga segala produk yang dikeluarkan memiliki kekuatan arah menentukan maju mundurnya sepak bola. Sementara klub merupakan pelaku utama industri sepak bola” ucapnya. Pemerintah dibutuhkan perannya sebagai pondasi dukungan dalam keberlangsungan iklim sepak bola, terutama menyangkut penyediaan fasilitas, kepastian hukum, dan jaminan keamanan, mengingat sepak bola melibatkan manusia dalam jumlah massal. “Pembangunan industri sepak bola tanpa adanya komitmen yang kuat dalam pencapaian prestasi maksimal, saya pikir hanya akan menjadi klub biasa-biasa saja” beber pria asal Kawali Ciamis ini. Menurut Herdiat, keseimbangan dan keberhasilan keduanya mutlak diperlukan, sebab saling melengkapi dan mendukung. “Pencapaian prestasi termasuk sepak bola menyangkut harga diri, kehormatan, kebanggaan, ‘national brand image’ dan ‘nation character” tegas pria yang menjabat sebagai Asisten Daerah II Ciamis. Dijelaskan dia, kemajuan sepak bola tanpa visi besar pencapaian prestasi dapat diartikan bahwa pelaku-pelaku sepak bola hanya akan terjebak tanpa memiliki integritas, harga diri, kehormatan, dan kebanggaan profesi. “Keinginan kuat untuk mencapai prestasi sudah pasti harus dilandasi dengan kerja tidak hanya berdasarkan tata cara dan literatur pengelolaan manajemen, tetapi juga didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang kondisi objektif,” tuturnya. Dengan demikian “public sector”, “private sector”, dan “state sector” harus menyamakan visi dan menyatukan upaya bagaimana menyusun tata cara mencapai visi tersebut. Beberapa titik kritis yang perlu perhatian khusus dalam rangka pembenahan manajemen menuju sepak bola dengan pencapaian prestasi bagus. “Langkah-langkah yang dapat menuntun dalam upaya pembenahan tersebut antara lain penguatan manajemen pengelolaan. Dalam membangun organisasi yang kuat harus dilakukan dengan penerapan sistem manajemen profesional, modern, fungsi kepemimpinan kompeten, dan melibatkan praktisi latihan olah raga top-level” bebernya. “Pelaku maupun pengurus sepak bola harus menganggap posisi yang dipegangnya sebagai karier. Dengan demikian manajemen harus diisi oleh orang-orang yang serius berkarier dalam industri dan bisnis sepak bola,” jelasnya. Usaha pemenuhan persyaratan itu, guna mencegah sepak bola dikelola secara amatiran apalagi kerja sambilan.Penerapan disiplin manajemen yang “good governance” juga akan mendorong munculnya kebijakan pengembangan dan strategi yang dapat dieksploitasi dalam industri sepak bola. Untuk itu, dibutuhkan “road mapping” yang dapat menjelaskan bagaimana peta jalan untuk mencapai tujuan yang dilakukan beserta target-target yang harus dicapai
Posted on: Sat, 05 Oct 2013 01:39:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015