PUISI HATI Tersenyumlah saat Kau mengingat ku karna saat itu aku - TopicsExpress



          

PUISI HATI Tersenyumlah saat Kau mengingat ku karna saat itu aku sangaaat.... merindukan mu Dan menangislah saat Kau merindukan ku karna saat itu aku tak berada di samping mu ... Tetapi pejamkanlah mata Indahmu itu, karna saat itu aku akan terasa ada di dekatmu.. Karna aku telah berada di hatimu untuk selamanya... ... Tak ada yang tersisa lagi untukku Selain kenangan-kenangan INDAH bersamamu MATA INDAH yang dengannya aku biasa melihat Keindahan CINTA MATA INDAH yang dahulu adalah milikku.... Kini semuanya terasa jauh meninggalkanku... ... Kehidupan terasa kosong tanpa Kindahanmu ... Hati , Cinta , dan Rinduku adalah milikmu... Cintamu tagkkan pernah membebaskanku Bagaimana mungkin aku terbang mencari Cinta yang lain ??? Saat sayap-sayap ku telah patah karenamu... Cintamu akan tetap tinggal bersamaku.. Hingga AKHIR HAYAT KU dan SETELAH KEMATIAN.. Hingga tangan tuhan akan menyatukan kita lagi.. ... Betapapun hati telah terpikat pada sosok TERANG dalam KEGELAPAN yang tengah menghidupkan Sinar hidupku namun.. tagk dapat menyinari... dan Menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya.. Aku tidak pernah bisa menemukan Cinta yang lain selain Cintamu... Karena mereka tak tertandingi oleh sosok dirimu dalam jiwaku... Kau takg kan pernah terganti... Bagai pecahan logam .. MENGEKALKAN KESUNYIAN, KESENDIRIAN , dan KESEDIHAN ku KIni aku telah Kehilanganmu... Nyanyian Sukma Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku, Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku. Betapa dapat aku mendesahkannya? Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana Kepada siapa aku akan menyanyikannya? Dia tersimpan dalam relung sukmaku Kerna aku risau, dia akan terhempas Di telinga pendengaran yang keras. Pabila kutatap penglihatan batinku Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya, Dan pabila kusentuh hujung jemariku Terasa getaran kehadirannya. Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya, Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan. Air mataku menandai sendu Bagai titik-titik embun syahdu Yang membongkarkan rahsia mawar layu. Lagu itu digubah oleh renungan, Dan dikumandangkan oleh kesunyian, Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran, Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan, Dan difahami oleh cinta, Dan disembunyikan oleh kesedaran siang Dan dinyanyikan oleh sukma malam. Lagu itu lagu kasih-sayang, Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang? Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati: Suara manakah yang dapat menangkapnya? Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci, Getar nada mana yang mampu menggoyahnya? Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam? Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian? Siapa berani memecah sunyi Dan lantang menuturkan bisikan sanubari Yang hanya terungkap oleh hati? Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan? Aku Bicara Perihal Cinta Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia, Walau jalannya sukar dan curam. Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya. Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu. Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya. Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman. Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia kan menyalibmu. Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu. Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu, dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari. Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu, dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami. Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri. Dia menebah engkau hingga engkau telanjang. Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu. Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih. Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar; Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya. Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan. Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan. Namun pabila dalam ketakutanmu, kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta. Maka lebih baiklah bagimu, kalau kaututupi ketelanjanganmu, dan menyingkir dari lantai-penebah cinta. Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu. Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri, dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta. Pabila kau mencintai kau takkan berkata, TUHAN ada di dalam hatiku, tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati TUHAN”. Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu. Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam. Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh. Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta; Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira. Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan, dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih; Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap; Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur; Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu, dan sebuah gita puji pada bibirmu. Pandangan Pertama Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya. Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa. Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia. Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesedaran yang dilakukan malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir. Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang tinggi. Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan memeliharanya, dan jiwa membawanya kepada buah-buahan. Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan menggemakan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia" KERINDUAN Oleh Kahlil Gibran Kerinduan . . . . !!!! Merenda sebuah tali kasih Kusimpul menjadi satu hati gambaran jiwa yang terluka bagai langit meratap sendu kala bias cinta menghilang sakit itupun dtng tanpa permisi rembulan tak menyisakn senyum "Bersama malam,kudekap lirih arti kerinduan Kesendiriaan Ku terdiam dalam ruang sepi tak berteman Terlintas bayangmu bermain dalam pikiran Ku larut dalam hayalku tentang tak bertepiaan Mengapa aku bisa menyayangimu Walau ku tahu kau tak mempedulikanku Apakah ini hanya perasaanku sesaat Atau karena pikiran ini telah penat Rasa sayang ini telah ada Pada saat yang tidak pernah kuminta Tapi hati ini terus membara Menanti cinta yang tak pernah ada Wahai dewi cinta Tepatkah kau menembakan panah asmara Membuat hati terluka Menunggu cinta tak kunjung tiba Wahai kau yang disana Sadarkah kau disini kumencinta Dirimu terlalu kupuja Bagaikan sebuah mahakarya Akhirnya Kau Ciptakan Akhirnya kau ciptakan Jarak yang tak terlihat Ada hati yang perlahan menjauh Ada rindu yang perlahan melemah Ada cinta yang perlahan mengigaukan lolongan panjangnya Langit tlah meredup Harap di hati tlah pudar Mimpi pun tlah terbunuh Tak pernah kulupa tatap matanya Menghunjam ke jiwaku Dan ia pun berlalu Tak mudah memahami hatinya keras bagai pualam, lembut laksana sutra Tiada hati yang abu-abu Hitam dan putih Tegas dan tegar Tak ragu berkeputusan walau harus menangisi jejak sepanjang jalan kubiarkan kenangan mengisi anganku Gadis ceria penuh semangat Matanya yang slalu berbinar Kerinduannya yang membuncah saat bertemu Hangat peluknya masih terasa di tubuhku Dan akhirnya semua lenyap karena kesalahanku Maafkan aku Hapus Air Matamu Oleh Kahlil Gibran Hapus air matamu Aku tak ingin kau menangis lagi sayang Yakin kan hati Diriku tak akan memilih meninggalkanmu Sekian waktu bersama Tak bisa menepis kenyataan Kita berbeda jalani keyakinan Tapi kau yang kuinginkan dari segalanya Setiap rinduku hanya memanggilmu Ku yakin kaupun mengerti Ku tak ingin menanggalkan hati Yang telah satu untuk dirimu Sayangku dengarkan aku Takmungkin ku melepasmu Kan kupertahankan Kau cinta aku Dan semua air matamu kan berarti dihidupku Bawalah cintaku bersamamu Karena ku tetap miliku selamanya Dan menikahlah denganku Bahagialah sampai batas waktu tak terhenti Ku hanya ingin kau jadi istriku untukmu satu cinta dihati Aku Benci Dia Oleh Kahlil Gibran aku benci dia.. semakin aq melihatnya.. aku semakin benci dia kenapa??? ga pernah dapat kupahami betapa munafiknya diri ini tertawa bersamanya.. .dalam perihnya hati ku.. dalam busuknya jiwa ku... ah... topeng ini kapan ntah kan terbuka.. Tanpa Hela Nafas Ingatkan aku Yang aku di bumi Tanah yang kuinjak Adalah aku Bukan awan-gemawan Pencipta wajah langit Hanya sang pencinta Di bawah bayu Lagi kerdil Melepaskan satu-satunya Merpatiku terbang Untuk dia hinggap Di hati pujaan Kurelakan panah Menusuk dari semua arah Parah tiada erti lagi Menatap madah Pada aksaranya Aku kalah Lewat lelakiku Aku pasrah Melihat dari jauh Tak sekali mata kukelip Tak sesaat nafas kuhela Tanpa resah Rebah nyawaku Andai dia enggan pulang Mana cahaya Atlantis akan gelap Nian suram Walau matahari melamar Ingin tenggelam bersama Apa ada lagi cahaya #khahlilgibran
Posted on: Mon, 23 Sep 2013 14:22:29 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015