Penundaan Tapering The Fed Lebih Lama, Rupiah Berpeluang - TopicsExpress



          

Penundaan Tapering The Fed Lebih Lama, Rupiah Berpeluang Menguat Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (27/9) diprediksi menguat. Potensi penguatan rupiah akhir pekan ini salah satunya dipicu oleh adanya indikasi penundaan tapering The Fed hingga Desember 2013. Sebab, salah satu petinggi The Fed yakni Federal Reserve Bank of Richmond President Jeffrey Lacker mengindikasikan bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi AS tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Karena itu, bisa ditafsirkan akan sulit bagi bank sentral AS melakukan pemangkasan stimulus (tapering) pada Oktober. Kurs rupiah cenderung menguat dalam kisaran Rp 11.450 hingga Rp 11.200 per dolar AS. Data Prdouk Domestik Bruto (PDB) AS yang dirilis Kamis (26/9) ternyata dirilis merosot ke bawah estimasi 2,7% menjadi 2,5%. Data ini seharusnya mampu mendongkrak kinerja rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, pasar juga akan terpengaruh oleh data inflasi Jepang year on year pagi ini. Jika data ini cukup lemah sesuai perkiraan di level 0,3% dibandingkan publikasi sebelumnya 0,4% berarti masih jauh dari target kebijakan Abenomic. Kemungkinan akan ada stimulus yang lebih agresif dari Bank of Japan (BoJ) untuk mendongkrak agar laju inflasinya memenuhi target. Dengan adanya stimulus yang lebih agresif dari Jepang seharusnya bisa berdampak positif juga untuk regional Asia. Dari dalam negeri, belum ada sentimen baru. Pasar masih menanti data-data penting pada 1 Oktober 2013. Pada Jumat ini, AS juga akan merilis data consumer sentiment dan pidato beberapa pejabat The Fed. Sentimen konsumen AS sudah diprediksi masih akan positif jadi 78,2 dari publikasi sebelumnya 76,8. Hanya saja, pidato pejabat The Fed kemungkinan akan menjadi petunjuk lebih lanjut atas potensi pemangkasan stimulus The Fed. Katalis positif lain adalah potensi berlanjutnya negosiasi antara Presiden Baru Iran Hasan Rohani dengan negara Barat untuk mengakhiri embargo dan penghentian program nuklirnya. Pasar akan mengamati perkembangan ini karena nantinya akan menambah optimisme meredanya ketegangan geopolitik Timur Tengah. Jika itu yang terjadi, bisa mendorong penurunan harga minyak dunia sehingga bisa menolong kondisi defisit perdagangan di dalam negeri. Katalis lain yang patut diwaspadai adalah voting Kongres dan Senat AS terkait kenaikan plafon utang dan resolusi anggaran AS untuk menghindari penutupan anggaran pemerintahnya. Untuk diketahui, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (26/9) ditutup menguat 30 poin (0,26%) ke posisi Rp 11.450-11.465.
Posted on: Fri, 27 Sep 2013 03:30:40 +0000

Trending Topics



ic-687405221298267">Why do I Ride? I ride for the enjoyment, mostly. Ill ride with

Recently Viewed Topics




© 2015