SARI BERITA PENTING: MESIR, benarkah Dukungan Arab Saudi pada - TopicsExpress



          

SARI BERITA PENTING: MESIR, benarkah Dukungan Arab Saudi pada Militer Mesir menjadikan Arab Saudi sebagai Musuh AS?. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa pada 16 August 2013 kemarin, terkait saat ini Militer Mesir berhadapan dengan Ikhwanul Muslimin, Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz mengumumkan pada hari Jumat bahwa kerajaan Arab Saudi mendukung Pemerintah Sementara Mesir dukungan Militer (yang dikatakannya sebagai) dalam perang "melawan terorisme." Tambahan, Raja Abdullah, juga meminta negara-negara Arab untuk mendukung rezim militer Mesir. Dalam sebuah pesan yang dibacakan di televisi setempat, Jumat (16/8), dia mengatakan negara-negara Arab harus bersatu melawan berbagai usaha untuk mengganggu stabilitas Mesir. “Kerajaan Arab Saudi, rakyat dan pemerintahannya berdiri bersama saudaranya, Mesir melawan terorisme,” kata Raja Abdullah. Arah sebagai dikatakan bahwa Arab Saudi berhadapan dengan Amerika Serikat mungkin nampak dari hubungan Mantan Presiden Moursi dan Ikhwanul Muslimin dengan Amerika Serikat sebelumnya. Dalam kilas balik, pada 13 August 2013, Pasca lengsernya Muhammad Morsi dari kursi kepresidenan Mesir. Ikhwanul Muslimin (IM) yang merupakan penyokong utamanya terus-menerus melakukan protes atas hal itu dan menggunakan berbagai cara untuk dapat mengembalikan Morsi agar dapat kembali memimpin Mesir seperti sediakala. Diantaranya, IM menyerukan kepada Barat, khususnya Amerika dan Uni Eropa, agar melakukan intervensi untuk melawan militer Mesir dan membebaskan seluruh pimpinan IM yang ditahan sekalipun sebelumnya IM adalah gerakan yang sangat anti dengan intervesi asing terhadap Mesir dan senantiasa menyuarakan kemerdekaan dan nasionalisme saat memimpin Mesir Bahkan, Isham Haddad, anggota IM dan Wakil Presiden Morsi untuk urusan luar negeri, mengirimkan surat ke Amerika dan Uni Eropa untuk meminta bantuan AS dan Eropa, dan meminta dikirim pasukan internasional untuk melindungi Morsi dari para demonstran saat itu. Juga, Muhammad Ali Bisyr, anggota IM bahkan meminta Amerika agar melakukan intervensi ke Mesir demi mendukung demokrasi. Hubungan Ikhwanul Muslimin dan Mursi dengan AS tersebut kemudian kembali diklarifikasi melalui dialog terakhir antara Jendral Al-Sisi dengan mantan Presiden Muhammad Mursi yang oleh Harian elwathan di Mesir telah dipublikasikan. Guna memperjelas, Demikian dialog mereka: --------------- Morsi: Apa sikap militer terkait kondisi saat ini, hanya diam saja? Tidak menjaga konstitusi? Al-Sisi: Konstitusi apa? Semua militer akan bersikap sesuai keinginan rakyat. Mayoritas rakyat menurut perhitungan yang valid sama sekali tidak mendukungmu. Morsi: Saya punya banyak pendukung, dan mereka tidak akan tinggal diam. Al-Sisi: Militer tidak akan pernah membiarkan siapa pun menghancurkan negara ini, apa pun yang terjadi. Morsi: Baiklah, jika saya tidak mau mengundurkan diri, lantas mau apa? Al-Sisi: Persoalannya sudah selesai. Kamu pergi saja secara terhormat, dan katakanlah kepada para pendukungmu agar mereka kembali pulang ke rumah mereka, demi mencegah terjadinya pertumpahan darah, daripada kamu mengancam keamanan rakyat dengan para pendukungmu itu. Morsi: Kalau begitu ini adalah kudeta militer, dan Amerika tidak akan membiarkan kalian. Al-Sisi: Bagi kami yang penting adalah rakyat bukan Amerika. Jika kamu mengatakan demikian, maka saya akan mengatakan kepada semua orang tentang kasusmu. Kami memilik banyak bukti terkait kamu dan beberapa tokoh pemerintah yang telah melakukan hal yang membahayakan keamanan nasional Mesir. Dan pengadilan akan memutuskan hal itu. Kalian akan diadili di depan semua rakyat. Morsi: Baiklah, tolong izinkan aku menelepon sebentar, dan setelah itu akan aku katakan bagaimana sikapku. Al-Sisi: Kami tidak mengizinkanmu. Tapi kamu bisa menghubungi keluargamu hanya untuk membuat mereka tenang saja. Morsi: Sebenarnya aku ini ditahan atau bagaimana sih?! Al-Sisi: Kamu dijaga ketat sejak sekarang. Morsi: Jangan kira Ikhwan akan diam saja jika aku lengser. Mereka akan membuat huru-hara. Al-Sisi: Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka mau, dan kamu akan lihat balasan dari militer. Siapa yang ingin hidup secara terhormat dari mereka, maka silakan, selain itu maka kami akan menghabisi mereka. Kami tidak akan menyingkirkan siapa pun. Ikhwan adalah bagian dari rakyat Mesir. Jangan biarkan mereka menjadi tumbal perang kalian. Jika kamu mencintai mereka, maka mundurlah dari jabatanmu, dan biarkan mereka itu kembali ke rumah mereka. Morsi: Sudahlah, aku tidak akan mengundurkan diri. Orang-orang di luar Mesir mendukungku, dan para pendukungku tidak akan pergi. Al-Sisi: Baiklah, yang penting aku sudah menasehatimu. Morsi: Ingat, aku yang mengangkatmu menjadi menteri, dan mungkin saja aku sekarang mencopot jabatanmu. Al-Sisi: Aku jadi menteri pertahanan karena keinginan semua militer, bukan karena kamu, dan kamu tahu itu dengan baik. Kamu pun sekarang tidak akan mampu lagi mencopot jabatanku, karena masamu sudah selesai. Kamu sudah tidak punya lagi legitimasi. Morsi: Baiklah, jika aku setuju untuk mengundurkan diri. Apakah kalian membiarkan aku pergi ke luar negeri, dan berjanji tidak akan memenjarakanku? Al-Sisi: Aku tidak bisa berjanji apapun, karena keadilanlah yang akan berbicara. Morsi: Baiklah, jika memang demikian, maka aku akan memilih perang. Kita lihat siapa yang akan menang akhirnya. Al-Sisi: Tentu saja rakyat yang akan menang. ----------- Namun, apakah dukungan Amerika bagi Mursi dan Ikhwanul Muslimin yang sebagaimana diungkap oleh Muhammad Farhat, jubir resmi Front Islam, bahwa Presiden Amerika Barack Obama telah memberika bantuan sebanyak 8 militer dolar kepada Ikhwan selama ini - terus berlanjut pasca lengsernya Mursi?- sehingga posisi Arab Saudi yang saat ini membantu Militer Mesir dapat dikatakan sebagai Arab Saudi melawan AS? Agaknya, setelah Pada hari Rabu, ketika ditanya: Apakah Washington masih menganggap Morsi adalah presiden yang sah di Mesir? – dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan "Sudah jelas bahwa rakyat Mesir telah berbicara (tentang penggulingan Mursi oleh demonstran adalah suara rakyat/itulah demokrasi),". Dan Tambahnya, (sebagai pengakuan AS bagi Pemerintahan Sementara Mesir dukungan Militer), "Ada Pemerintah Sementara (Interim) yang dipimpin Presiden Sementara, Adly Mansour, saat ini yang memimpin jalan Mesir menuju Demokrasi”. Oleh karenanya, dari benang merah diatas, dapat kiranya ditarik garis lurus, bahwa sikap Arab Saudi yang mendung Militer Mesir saat ini memang tak berhadapan dengan sikap Amerika Serikat yang secara implicit telah mengakui Pemerintahan Sementara Mesir dukungan Militer sebagai Pemerintahan yang legitimed, dan bahwa dukungan Amerika Serikat bagi Mursi dan Ikhwanul Muslimin telah berubah dan jikapun dukungan masih diberikan, maka, dimungkinkan melalui pihak ketiga yang entah melalui Uni Eropa maupun cara lain.
Posted on: Sat, 17 Aug 2013 09:02:30 +0000

Trending Topics




© 2015