SEKILAS NERACA MODAL DAN FINANSIAL INDONESIA Aliran modal keluar - TopicsExpress



          

SEKILAS NERACA MODAL DAN FINANSIAL INDONESIA Aliran modal keluar negeri yang cukup besar dan masih berlangsung kembali menjadi perhatian. Dampak langsungnya antara lain adalah tekanan pada nilai tukar rupiah. Untuk lebih memahami fenomena ini kita bahas sedikit mengenai transaksi modal dan finansial di Indonesia. Transaksi ekonomi yang bersifat internasional lazim dicatat secara sistematis oleh setiap Negara, yang biasa dipublikasikan tiap tiga bulan. Pencatatan dan penghitungan dilakukan dengan sudut pandang masing-masing Negara. Yang utama hendak dicatat adalah seberapa banyak mata uang asing (devisa) masuk dan keluar akibat adanya transaksi ekonomi dengan luar negeri. Catatan sistematis atas nilai transaksi modal dan finansial selama satu tahun (tiga bulan) disebut neraca modal (capital account) atau transaksi modal dan finansial. Secara teknis, transaksi modal mencakup transfer modal dan transaksi terkait aset nonfinansial tidak terbarukan (non-produced, non-financial assets). Transfer modal berisikan transfer kepemilikan atas aset tetap tanpa imbalan secara langsung, atau transfer dana yang terkait dengan aset tetap, atau pembatalan klaim finansial dengan kesepakatan bersama antara kreditur dan debitur (pengampunan utang). Sementara itu, transaksi finansial memberi hak untuk menerima atau kewajiban untuk menyediakan uang atau instrumen finansial lainnya. Transaksi finansial terdiri dari transaksi yang terkait dengan perubahan kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia. Untuk pemahaman awam, yang dicatat itu antara lain adalah penerimaan utang baru dan pembayaran cicilan pokok utang lama. Perlu diketahui, pembayaran bunga utang masuk ke dalam neraca pendapatan (dahulu dan dalam sebagian buku teks termasuk neraca jasa dalam artian luas), karena dianggap balas jasa atas modal. Dicatat pula tentang investasi langsung dan investasi portofolio. Logikanya sama, nilai keluar masuknya modal dicatat dalam transaksi modal, sedangkan pembayaran keuntungan dari modal tersebut dicatat pada neraca pendapatan (dahulu dan dalam sebagian buku teks termasuk neraca jasa dalam artian luas). Yang dimaksud investasi langsung adalah penanaman modal yang secara langsung dimaksudkan untuk menambah kapasitas produksi barang dan jasa, seperti pendirian pabrik, penambahan mesin-mesin produksi, penambahan tenaga kerja, peningkatan kualitas sumber daya manusia, perbaikan teknologi produksi, upaya meningkatkan pemasaran, dan hal lain yang serupa. Sedangkan investasi portofolio adalah penanaman modal dalam bentuk surat berharga, seperti saham, obligasi negara, obligasi korporasi, SBI, dan semacamnya. Karakteristik penting investasi portofolio adalah instrumennya biasanya diterbitkan dan diperdagangkan di pasar finansial terorganisasi. Investor portofolio terutama mempertimbangkan keamanan investasi, kemungkinan adanya apresiasi nilai investasi, dan hasil investasi yang diperoleh. Jika keadaan berubah, investor portofolio dapat dengan mudah berpindah lokasi. Neraca transaksi modal dan finansial memperlihatkan kondisi yang fluktuatif, dengan kecenderungan surplus yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mengalami defisit selama beberapa tahun sebelumnya, posisi surplus dialami pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, yakni sebesar USD 1,85 miliar (2004), USD 0,36 miliar (2005), USD 3,02 miliar (2006), USD 3,59 miliar (2007). Pada tahun 2008, posisinya kembali defisit sebesar USD 1,88 miliar. Kemudian surplus kembali: USD 4,85 miliar (2009), USD 26,62 miliar (2010), USD 13,57 miliar (2011), dan USD 24,91 miliar (2012). Terkait dengan itu, ada pandangan bahwa arus investasi langsung (FDI) masih belum signifikan untuk dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Pada catatan rincian terlihat pula bahwa kebanyakan masuk ke sektor migas dan pertambangan. Bahkan ada kecenderungan peningkatan FDI dari Indonesia ke luar negeri. Sementara itu, arus investasi portofolio selama beberapa tahun ini selalu mengalami surplus, meski sempat mengalami penurunan pada tahun 2008. Posisi surplus dari investasi portofolio itu adalah sebesar: USD 4,41 miliar (2004), USD 4,19 miliar (2005), USD 4,28 miliar (2006), USD 5,57 miliar (2007). USD 1,76 miliar (2008), USD 10,34 miliar (2009), USD 13,2 miliar (2010), USD 3,81 miliar (2011) dan USD 9,20 miliar (2012). Ada yang melihatnya sebagai kepercayaan terhadap kondisi makroekonomi dan prospek ekonomi Indonesia. Yang cukup jelas, penanaman modal portofolio di Indonesia menarik karena didukung oleh imbal hasil rupiah di pasar keuangan domestik yang relatif tinggi dibandingkan negara-negara lainnya. Imbal hasil tinggi yang mereka dapat berasal dari dua sumber pokok, yakni dari tingkat bunga (bagi obligasi) atau dividen (bagi saham) serta dari keuntungan karena naiknya harga surat berharga yang sudah dimiliki (capital gain). Soal ini akan kita cermati ketika membahas soal neraca pendapatan nanti. Ada pula yang mengingatkan agar waspada kemungkinan terjadinya arus balik modal portofolio tersebut ke luar negeri. Bahwa suatu saat akan ada arus balik sebenarnya lazim dalam negara dengan perekonomian terbuka. Masalahnya jika terjadi secara mendadak, biasa disebut sudden reverse, maka bisa menggoncangkan perekonomian melalui gangguan atau ketidakstabilan nilai tukar (kurs). Sejauh ini yang terjadi dalam satu bulan belum terkategori sudden reverse, namun sudah membalik kecenderungan yang terjadi selama ini. Bahkan, hingga akhir triwulan 2013, investasi portopolio masih surplus USD 2,91 miliar. Bagaimana lagi, uang (modal) itu memang milik asing dan dengan pilihan investasi portofolio artinya mereka cuma ingin “parker” untuk waktu yang tidak ditentukan. Karena pengelolaan ekonomi kita, yang dilegitimasi oleh perundang-undangan dan direkomendasi para ekonom arus utama, memposisikan perekonomian Indonesia sebagai small open economy. Tips yang tersedia hanya mengayuh biduk kecil di tengah samudera luas bergelombang. Padahal, sejatinya Indonesia berpotensi menjadi Negara besar dan tidak harus segera berlayar ke tengah samudera bergelombang itu.
Posted on: Tue, 25 Jun 2013 01:33:39 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015