SETIAP KALI SEPTEMBER TIBA episode 2 (Kisah Sahabat yang Keberatan Disebut Namanya) Oleh: Agus Sukoco Setiap kali September tiba ada nyeri menusuk sukma pedih di batin perih di rasa seperti luka disiram cuka Semua bermula di suatu senja Di Pantai Damas, Watulimo, Trenggalek Sewaktu aku pulang menjenguk kakek menikmati ombak yang mencumbu pantai ketika tiba-tiba gelombang asmara menderai-derai “Namaku Diana,”katanya "kekasihku baru saja nikah terpaksa kakaknya meninggal dunia sehari sebelum hari H padahal undangan sudah tersebar ke mana-mana" Angin berhenti bertiup matahari muram menyambut kelam seperti terburu-buru tenggelam di cakrawala. Sambil menghembuskan nafas lebih tepatnya mendenguskan nafas ia melanjutkan kisahnya "Tahukah engkau mengapa kekasihku itu harus menggantikan kakaknya bersanding dengan wanita yang bukan pilihannya dan meninggalkan aku begitu saja?" "Menutupi aib keluarga karena calon mempelai sudah berbadan dua. Juga menyelamatkan masa depan calon keponakannya. Yang jauh lebih dari itu adalah menjaga hati ibunya agar tidak hancur berkeping-keping karenanya" Adzan sayup berkumandang di kejauhan aku disergap rasa kasihan yang dalam sekejap menjelma menjadi kasmaran entahlah mengapa begitu cepat kami jadian Hari-hari berikutnya begitu indah selalu bersama merajut dosa dengan gembira dia bukan istriku aku pun bukan suaminya tetapi selalu rindu ingin bertemu kalau bertemu ingin berlama-lama berbincang-bincang dengan mesra larut dalam kebersamaan yg hina Aku jadi makin melupakanNYA lupa untuk tidak mendekati pohon laranganNYA sudah tidak bisa membedakan lagi mana kasih, mana sayang, mana cinta mana birahi dan mana pula asmara dan buah pahit itu pun akhirnya termakan juga kami menikah dan berumah tangga dalam keadaan ada janin dalam kandungannya (bersambung ke episode 3) Ngadirejo, 20 Juni 2011
Posted on: Mon, 02 Sep 2013 02:29:17 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015