Sejarah Singkat, SMA YPPK Agustinus, Sorong SMA YPPK Agustinus - TopicsExpress



          

Sejarah Singkat, SMA YPPK Agustinus, Sorong SMA YPPK Agustinus didirikan pada tahun 1979 atas prakarsa Bapak Uskup Manokwari-Sorong yang pertama, Mendiang Mgr. Petrus Van Diepen, OSA. Dikala itu hanya ada satu sekolah menengah atas di Kota Sorong, yaitu SMA N 413. Banyak anak usia sekolah tingkat SMA, secara khusus putra daerah Papua, yang tidak bisa tertampung di SMA Negeri tersebut karena daya tampung yang sangat terbatas. Maka Gereja Katolik, lewat Para Misionaris Ordo Santo Agustinus (OSA), yang berkarya di seluruh Wilayah Kepala Burung, Tanah Papua ini, merasa terpanggil dan tertantang untuk mendirikan dan menghadirkan satu Lembaga Pendidikan Formal atau Sekolah setingkat SMA untuk menjawab permasalahan dimaksud, khususnya untuk menampung dan memberi tempat pencerahan bagi putra-putri asli Papua yang tidak sempat mengenyang pendidikan setingkat SMA. Untuk memulai dan memanage seluruh kegiatan operasional sekolah, Bapak Uskup mengutus Pastor Anton Tromp, OSA (Sekarang Rektor SMA Katolik Vilanova, Manokwari) untuk menemui Pimpinan Tarekat Para Suster Cinta Kasih, Carolus Boromeus (CB) di Yogyakarta demi meminta bantuan Para Suster CB untuk membantu karya Gereja di Tanah Papua. Syukur kepada Tuhan, Raja Semesta Alam, karena para suster menerima tawaran itu. Pimpinan Suster CB kemudian mengirim Dra. Sr. Adelberte, CB untuk membuka SMA Katolik di Kota Sorong, yang kemudian diberi nama SMA YPPK Agustinus.Bersama dengan Sr. Adel (begitu panggilan akrab mantan Kepala Sekolah yang pertama ini), hadir pula di Tanah Papua, Sr. Angelberth, CB dan Sr. Anna, CB. Maka mulailahTrio suster-suster Cinta Kasih ini berkarya di Kota Sorong. Sr. Adel sebagai Kepala Sekolah SMA YPPK Agustinus, Sr. Anna sebagai Ketua Pengurus Sekolah Wilayah (PSW) YPPK, dan Sr. Angelbeth sebagai Kepala Balai Pengobatan Bintang Timur. SMA YPPK Agustinus pertama kali beroperasi secara remsi pada hari Ulang Tahun Ordo Santo Agustinus, yaitu tanggal 28 Agustus tahun 1979. Lokasi sekolah masih meminjam gedung SD YPPK Kristus Raja di kawasan Kampong Baru. Angkatan pertama hanya terdiri dari 2 kelas paralel (sekitar 70 siswa) saja dengan perbandingan populasi siswa 60 : 40 artinya 60 % putra daerah Papua, dan 40 % putra pendatang. Anak-anak putra daerah Papua yang nota bene berasal dari daerah pedalaman kemudian ditampung di asrama. Anak Putra di Asrama Putra St. Agustinus (kini berlokasi di Km 7 lembah/ depan Bandara DEO, dan anak Putri di Asput Santa Monica (kini berlokasi di Belakang SMA YPPK Agustinus.) Para guru yang berkarya pada awal berdirinya SMA YPPK Agustinus antara lain: Bp. L.C. Mandik (Fisika dan Matematika), Bp. H.A. Sutrimo (Olah Raga dan Biologi), Bp. Gasim Raharusun, BA (Bhs Indonesia), Bp. Supriadi (Ekonomi), BP. Kadariatmo (Kimia), Ibu Sri Utami (Bhs Perancis), Bp. M. Suradji, BA (Almarhum) sebagai Kepala Tata Usaha dibantu Bp. Yos Rumathoda. Kerja Keras Sr. Adel dan teman-teman gurunya membuahkan hasil yang gemilang. Anak-anak didik mereka angkatan Pertama (1982) Lulus 100%, meskipun Ujiannya masih menggabung pada SMA N 413. Oleh karena itu pemerintah mempercayai managemen SMA YPPK Agustinus untuk menyelenggarakan Ujian sendiri mulai angkatan ke dua (1983) sampai sekarang. Pada Tahun 1982 lokasi sekolah berpindah ke Jl. Rajawali No 43, kawasan Remu, dengan gedung-gedung yang megah serta fasilitas belajar yang amat memadai, dan terus beroperasi hingga sekarang. Pada tahun 1995 Pemerintah memberikan Status DISAMAKAN dengan SK No. 034/C/KEP/I/1995. Kemudian pada tanggal 27 April 2007 Pemerintah melalui Badan Akreditasi Sekolah (BAS) Provinsi Papua memberikan Predikat TERAKREDITASI A (Amat Baik). Suatu bukti nyata bahwa managemen SMA YPPK Agustnus adalah valid dan akuntabel. Pada tahun 2009, ketika merayakan Ulang Tahun ke-30 atau peringatan Lustrum VI, SMA YPPK Agustinus mendapat hadiah atau Kado Istimewa sebagai babak Baru bagi Sekolah ini dimana SMA YPPK Agustinus mulai berkiprah ke Dunia Luar (Go International). SMA YPPK Agustinus dinominasi oleh Goethe Institut Indonesia, Jakarta, yang adalah Lembaga Bahasa dan Budaya dari Negara Republik Federal Jerman di Indonesia sebagai salah satu Sekolah Mitra dalam program Partner Schule der Zukunft (Sekolah Mitra Menuju Masa Depan). Penandatanganan Nota Kesepahaman ( MOU / Memorandum of Understanding) dilakukan oleh Tuan Steven Correl mewakili Lembaga Goethe Institut Indonesia, Jakarta dan Tuan Drs. Manase Faan, M.Hum sebagai Kepala Sekolah SMA YPPK Agustinus pada tanggal 18 September 2009 bertempat di Halaman SMA YPPK Agustinus, Jln Rajawali No. 43, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat.
Posted on: Tue, 27 Aug 2013 22:51:29 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015