Sekali lagi yang keArab2an :D =Kasus Perkosaan di Arab Saudi - TopicsExpress



          

Sekali lagi yang keArab2an :D =Kasus Perkosaan di Arab Saudi Kerap Dirahasiakan= Yeni Wahid dikecam banyak pihak setelah menyatakan bahwa wanita yang menutup auratnya dengan rapat, lebih banyak menjadi korban perkosaan. Berdasar data nationmaster (lihat di nationmaster/graph/cri_rap_percap-crime-rapes-per-capita) Arab Saudi didakwa Yeni sebagai negara yang memiliki tingkat perkosaan tinggi. Padahal, banyak perempuan yang memakai hijab di sana. Dilansir Suara Islam, Rabu (16/1/2013) Direktur The Wahid Institute ini disebut penipu dan penyebar fitnah oleh Direktur Lembaga Kajian Politik dan Syariat Islam (LKPSI) Fauzan Al Anshari. Ustad Toto Tasmara via Republika menuduh puteri keempat Gus Dur ini tengah melakukan monsterisasi islam. Pasalnya, data yang ada di nationmaster tidak menempatkan Arab di urutas teratas kasus pemerkosaan. Bahkan Yeni Wahid juga dibilang tidak paham syariat islam oleh Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustad Bachtiar Nasir via republika online, Rabu (9/1/2013). Namun, sejak tahun 1998, sebuah penelitian di Arab Saudi yang dilakukan oleh Saudi Study menghasilakan data yang memperkuat pernyataan Yeni Wahid. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi al-Hurra, seorang narasumber dari Saudi Study mengungkapkan bahwa 23 persen mahasiswa Saudi telah diperkosa pada masa kanak-kanak. Sebanyak 62% di antara mereka tidak pernah melaporkan kasus perkosaan yang mereka alami. Ini karena pelakunya adalah seorang kerabat si korban. Dalam studi tersebut, disebutkan bahwa lebih dari 16% pelaku perkosaan adalah kerabat, terutama 5% adalah saudara kandung, 2% adalah guru, dan 1% adalah orangtua. (wawancara bisa dilihat di Youtube ) Dalam studi lainnya, yang dilakukan oleh Dr. In’am (al-Rabu’i) presiden untuk studi mengenai anak-anak di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Jeddah, menyebutkan bahwa dalam tahun-tahun ke depan, masyarakat arab akan semakin menderita dengan kasus kekerasan homoseksualitas. Sebab, kata narasumber, semakin banyak kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dibawa ke rumah sakit. Demikian pula kekerasan sosial yang ditimpakan kepada anak-anak. Ia juga menyebutkan bahwa rumah sakit menemukan rata-rata 3 kasus pelecehan seksual setiap minggu. Dilansir Americanbedu, 13 tahun sejak data penelitian Saudi Study , situasi di Arab masih sama. Keluarga korban perkosaan sengaja tidak melaporkan kasus pemerkosaan karena ingin menjaga nama baik keluarga. Seorang ibu korban, yang tidak ingin disebutkan namanya menuturkan bahwa ketika mengetahui anaknya mengalami perkosaan, suaminya enggan melaporkan hal tersebut karena beranggapan akan membikin aib bagi keluarga. “Waktu itu saya sedang pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di Jeddah. Sampai di sana, saya menitipkan anak saya yang berusia delapan tahun di tempat penitipan anak. Ketika ingin menjemputnya, saya tidak menemukannya di tempat penitipan dan di dalam mall. Saya merasa ia diculik,” tuturnya. Ia kembali bercerita,”Lama mencari, saya menemukannyadi luar toko dengan kondisi tubuh yang memprihatinkan. Ia diperkosa dengan brutal sehingga mentalnya terganggu. Namun, suami saya tidak ingin melaporkan hal ini pada polisi,” tuturnya pada harian Arab News. Peristiwa yang sama juga menimpa Hanadi (9). Ayahnya tidak ingin melaporkan pemerkosaan terhadapnya dengan alasan merusak nama keluarga. “Ayahnya tidak ingin melapor karena beranggapan bahwa itu aib. Kami akhirnya pindah ke kota lain untuk menyembunyikannya. Hingga kini ia dianggap tidak memiliki masa depan oleh ayahnya,” tutur Ibu Hanadi. WNI (Juga) Jadi Korban Tidak hanya dialami oleh penduduk Arab , kasus perkosaan juga dialami oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. Dilansir situs hukum Rabu (16/1/2013) tahun 2009 merupakan tahun terburuk bagi TKI. Pasalnya, pada 2009 banyak Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mengalami penganiayaan dan pemerkosaan. Hendrar Pramudya, perwakilan KBRI Riyadh mengungkapkan, hal tersebut dibuktikan dengan 56 bayi yang dilahirkan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia merupakan hasil pemerkosaan yang dilakukan oleh majikan atau buruh migran dari negara lain. Bahkan, pelaku perkosaan tidak dihukum berdalih kurangnya barang bukti. sumber: beritajogja.co.id/2013/01/16/kasus-perkosaan-di-arab-saudi-kerap-dirahasiakan/ [sesuatu aja]
Posted on: Fri, 19 Jul 2013 15:31:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015