Sepintas tentang Beberapa Aliran Tarekat dan Para Tokohnya A. - TopicsExpress



          

Sepintas tentang Beberapa Aliran Tarekat dan Para Tokohnya A. Definisi, Organisasi dan Spesifikasi Tarekat Mendefinisikan tarekat tentu saja tidak dapat dilepaskan dengan sejarah dan perkembangan tasawuf itu sendiri, karena pada hakekatnya ia lahir sebagai bentuk implementasi dari nilai dan ajaran tasawuf dan sebagai wadah bagi kalangan sufi untuk mengaktualisasikan kecenderungan tasawuf mereka. Oleh karenanya, para ulama tasawuf mengkategorikan tarekat sebagai “al-harakah al-’amaliyah li at-tasawwuf al-Islami” atau gerakan aktualisasi tasawuf Islam. Dr. Amir an-Najjar menyatakan bahwa kata “at-thariq” sebagai sebuah kata yang berasal dari bahasa Arab paling tidak mengandung dua pengertian istilah dalam perspektif tasawuf Islam. Pengertian Pertama, tarekat pada abad ketiga dan keempat hijriah berarti “metode atau manhaj untuk melatih jiwa agar menetapi prinsip-prinsip akhlak dan prilaku terpuji”. Pengertian Kedua, tarekat setelah abad kelima hijriah merupakan “seperangkat tatanan ritual kejiwaan yang dipergunakan oleh komunitas sufi tertentu dalam kerangka mencapai tataran kejiwaan tertinggi (ma’rifat) sekaligus menjalin ukhuwah Islamiyah”. Kemudian pada fase berikutnya mulai dikenal istilah bai’at, mursyid, naqib, khalifah dan sebagainya. Adapun organisasi tarekat meliputi: 1. Murid 2. Khalifah 3. Khalifah al-Khulafa’ 4. Na’ib al-Bandar 5. Na’ib al-Markaz 6. Na’ib al-Muhafadzah 7. Syaikh ‘Umum at-Tariqah.(24) (Lihat at-Thuruq as-Shufiyyah fi Mishr, Dr. Amir an-Najjar, hal. 20-21) Tarekat memiliki spesifikasi di antaranya: 1. Dzikir 2. Sima’ (sya’ir-syair pujian yang dinasyidkan) 3. Hizib dan Wirid (setiap tarekat biasanya memiliki hizib atau wirid tertentu yang menjadi ciri khasnya). 4. Mawalid (mengadakan ritual peringatan kelahiran Keluarga Rasulullah Saw maupun para syuyukh tarekat tersebut).(25) (Lihat at-Thuruq as-Shufiyyah fi Mishr, hal. 24) B. Mengenal Beberapa Aliran Tarekat dan Tokohnya • Tarekat Rifa’iyyah Pendirinya adalah Ahmad ar- Rifa’i, seorang sufi yang lahir di desa “Hasan” atau lebih dikenal dengan nama “umm ‘Ubaidah” di Irak pada tahun 512 H dan wafat pada tahun 578 H. Ar-Rifa’i dikenal sangat konsisten terhadap al- Qur’an dan as-Sunnah, tekun dalam beribadah, rendah hati, toleran dan sangat mencintai sesamanya. Pokok-pokok ajaran tarekat ini terdiri dari 5 hal, yaitu: 1. Konsisten terhadap sunnah Rasulullah Saw. 2. Mengikuti prilaku para salaf shalihin. 3. Memakai pakaian sederhana, sebagai lambang kezuhudan terhadap dunia. 4. Siap menanggung beban penderitaan dan cobaan dari Allah Swt. 5. Memakai baju yang ada tambalan sebagai lambang kerendahan hati. Dzikir wajib yang berlaku dalam tarekat ini adalah kalimat tauhid dan shalawat yang dibaca rutin setiap setelah selesai shalat fardhu dengan jumlah sesuai kemampuan, yaitu 50 kali, 500 kali atau 2500 kali, dan bisa lebih dari itu. Salah satu ritual khas lain dari tarekat ini adalah ritual “Muharram”, yaitu menyepi dan memperbanyak dzikir pada tahun baru Islam tersebut selama 7 hari berturut-turut. • Tarekat Qadiriyyah Didirikan oleh Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Janki al-Jailani (w. 521 H). Nasabnya sampai kepada Sahabat Ali bin Abi Thalib Ra. Ia dikenal sebagai seorang yang sangat peduli terhadap masalah pendidikan dan dakwah. Majelis taklimnya dihadiri oleh banyak kalangan ulama dan fuqaha di Irak, tempat asal al-Jailani. Prinsip-prinsip ajaran tarekat ini di antaranya: 1. Berpegang teguh terhadap al- Qur’an dan as-Sunnah. 2. Jujur dan benar. 3. Bersungguh-sungguh. 4. Berakhlaq mulia. Dzikir wajib dalam tarekat ini adalah kalimat tauhid, dan dibaca setiap setelah selesai shalat wajib sebanyak minimal 165 kali. • Tarekat Syadziliyah Pendirinya adalah Abu al-Hasan as-Syadzili, seorang sufi dari Maroko yang lahir pada tahun 593 H di desa “ghamarah” Maroko. Nasabnya sampai kepada Sahabat Ali bin Abi Thalib Ra. Tarekat ini memiliki cabang yang cukup banyak, terutama di negara- negara Afrika Utara, seperti Tunis , Aljazair dan Libia. Prinsip-prinsip ajaran tarekat ini terdiri dari lima hal: 1. Bertaqwa kepada Allah Swt dalam kondisi sendirian maupun bersama orang lain. 2. Berpegang teguh kepada as- Sunnah, baik dalam ucapan maupun perbuatan. 3. Tidak terlalu bergantung kepada makhluk. 4. Ridha dengan sedikit maupun banyak. 5. Kembali kepada Allah Swt dalam keadaan senang maupun susah.(26) (Lihat at-Thuruq as- Shufiyyah fi Mishr, hal. 63 dan setelahnya). • Tarekat Naqsyabandiyyah Pendirinya adalah Muhammad Baha’uddin an-Naqsyabandi al- Uwaisi al-Bukhari. Lahir di “Qashr al-’Arifan”, sebuah desa dekat Bukhara pada tahun 717 H. Tarekat ini dalam berdzikir lebih mengedepankan cara sir atau tidak terdengar. Dzikir yang berlaku adalah kalimat tauhid dan shalawat serta melakukan khataman “khawajikan” atau membaca riwayat para guru. Dzikir “khawajikan” memiliki tata cara tersendiri, yaitu: 1. Khudu’, khusyu dan hudhur. 2. Membaca surat al-Fatihah 7 kali. 3. Shalawat kepada Rasulullah Saw sebanyak 100 kali. 4. Membaca surat al-Insyirah 79 kali. 5. Membaca surat al-Ikhlas 1001 kali. 6. Membaca surat al-Fatihah (yang kedua kali) 7 kali. 7. Shalawat kepada Nabi Saw (yang kedua kali) 100 kali. Adapun prinsip-prinsip ajaran tarekat ini adalah: • Kesemprnaan iman. • Kesempurnaan Islam. • Kesempurnaan ihsan.(27) (lihat at-Tariqah an-Naqsyabandiyyah wa ‘A’lamuha, Dr. Muhammad Ahmad Darniqah, hal.18 dan setelahnya). Demikian pengenalan sepintas tentang beberapa tarekat yang memiliki pengikut dengan jumlah yang signifikan. Masih banyak tarekat lain yang tidak dapat disebutkan dialam tulisan ini, karena bagaimanapun tulisan ini hanya bersifat pengantar. Apabila anda berminat untuk mengkaji tentang tarekat secara lebih detail, silahkan merujuk pada buku-buku tarekat yang cukup banyak beredar dipasaran.
Posted on: Mon, 26 Aug 2013 15:36:40 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015