Seseorang yang ahli di bidang politik, menjadi figur politik di - TopicsExpress



          

Seseorang yang ahli di bidang politik, menjadi figur politik di pemerintahan, orang yang terlibat dalam hal politik, orang yang hendak mendapatkan jabatan di pemerintahan, serta orang yang ‘berkarya’ di bidang politik disebut dengan istilah Politikus. Di negara demokrasi khususnya di Indonesia, politikus ‘berkarya’ dimana-mana dan ”tujuannya’ pun berbeda-beda. Memang politik sangat penting untuk perkembangan pemerintahan negara, tidak hanya sistem pemerintahan yang demokrasi saja, tapi semuanya. Politik itu memang penting, tapi kalau politikus yang hanya jadi ‘tikus’ apa penting juga? Tidak ada niat jahat yang timbul dari dalam diri saya untuk menulis ini, tapi kalau ada yang tersinggung saya mohon maaf sebelum tulisan ini saya lanjutkan. Di paragraf ini saya tekankan bahwa tulisan saya ini tidak dengan sengaja saya tujukan ke subjek-subjek yang ‘kebetulan’ adalah seorang politikus. Sekali lagi saya mohon maaf jika ada kata-kata atau kalimat-kalimat yang menyinggung. Mari lanjutkan! :D Seperti yang kita ketahui di Indonesia tercinta ini, politik ‘bersuara’ dimana-mana. Siapa pun mungkin tertarik dengan hal politik, termasuk para artis. Sudah banyak artis yang ikutan terjun ke dunia politik. Tapi sebenarnya sama sekali tidak jadi masalah, asal jangan hanya menjadi ‘tikus’ dalam karya politik yang diterapkan. Kasihan dong rakyat kalau politikus yang memimpin negara hanya menjadi ‘tikus’ yang mengerat, merusak sana-sini, dan tindakan tikus lainnya yang kita tidak suka. Berpolitik sih boleh-boleh saja, tapi jangan jadi ‘tikus’ ya. :D Politikus yang sedang ‘berjuang’ untuk mendapatkan kursi di pemerintahan butuh dukungan rakyat kan? Kalau kalian hanya ingin menjadi ‘tikus’ yang cuma jadi perusak masih mau didukung? Oh tidak bisa! Tujuan Anda sang politikus adalah berpolitik, tapi tidak boleh jadi ‘tikus’ ya. Sudah banyak sekali contoh di negara ini yang sangat merugikan rakyat dan negara akibat ulah ‘tikus’. Korupsi dimana-mana, tanggung jawab yang diabaikan, kepercayaan rakyat yang disalahgunakan, dan sebagainya. Ulah para koruptor yang menjengkelkan membuat kita kini ‘takut’ memilih di setiap pemilu. Pada pemilu terakhir sebagai contohnya, banyak rakyat yang enggan menggunakan hak pilihnya karena trauma dengan banyaknya pejabat negara yang nakal. Dana untuk pendidikan tidak sampai ke sekolah-sekolah sesuai dengan dana yang dianggarkan. Sebagian besar dikorupsi dan sisanya dikirimkan. Bagaimana pendidikan bisa maju kalau ‘tikus’ masih di pelihara dalam pemerintahan? Andai anggaran dana yang diberikan untuk pengembangan pendidikan tidak dikorupsi, kan politikus bisa dididik baik-baik agar nantinya tidak jadi ‘tikus’ seperti para pendahulunya. Kasihan dong para rakyat hey para ‘tikus’, atau mesti pakai jebakan tikus atau racun tikus untuk memberantasnya? Kasihan kalian juga dong nantinya, mending sadar dari sekarang. hahahaha Rakyat mana sih yang tidak mau para pejabat atau politisi yang bebas dari sifat ‘tikus’? Rakyat mana sih yang tidak mau mendukung pemerintah jujur dan adil serta sesuai dengan aturan? Politikus yang butuh dukungan dalam ‘perjuangan’ mendapatkan kursi di pemerintahan, buang dulu sebutan ‘tikus’ dalam diri ya. Supaya rakyat tidak salah pilih, dan jabatan Anda bisa langgeng :D Kenakalan politikus mungkin disebabkan oleh kata ‘tikus’ dalam kata politikus itu sendiri hehehe. Seperti halnya tikus yang menjadi perusak, pengerat, dan merugikan, politikus yang nakal juga seperti itu. Mungkin karena ada ‘tikus’ dalam kata ‘politikus’. Politikus yang nakal memanfaatkan omongannya yang menggiurkan, janji-janjinya yang menyentuh, dan sumpah-sumpah palsunya untuk mendapatkan apa yang mereka perjuangkan. Rakyat jangan tertipu ya, politikus yang nakal itu cuma mau jadi ‘tikus’ dalam jabatan yang hendak dicapainya. Nanti di pemerintahan bisa-bisa politikus mengerat apapun yang ada di dalamnya, merusak segalanya, dan ujung-ujungnya rakyat yang sengsara. Jadi, politikus jangan membawa-bawa sifat ‘tikus’ dalam berpolitik. Politik tidak ada salahnya, poli’tikus’-lah yang salah. Politisi punya perjuangan politik yang penting dalam kelompoknya, tapi isinya jangan ‘tikus’ semua ya. Sudah cukup korupsinya, sudah cukup keserakahannya, saatnya memikirkan kesejahteraan rakyat. Saya pribadi mendukung politikus dan para politisi lainnya yang jauh dari sifat ‘tikus’. Tunjukkan kalau kalian para politisi itu tidak hanya berjuang untuk menjadi ‘tikus’ tapi berjuang sesuai janji-janji kalian dalam berpolitik. Biarkan saja ada kata ‘tikus’ dalam kata ‘politikus’, tapi perilaku kalian dalam berpolitik jangan seperti ‘tikus’ ya. :) Sekian tulisan saya, mungkin nanti ada lanjutan dengan judul yang sama. Untuk politikus yang jujur, selamat berjuang dalam karya-karyamu berpolitik! :D
Posted on: Wed, 11 Sep 2013 07:46:10 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015