Strategydesk – Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun berjalan dan depan, untuk lebih mencerminkan dampak penurunan harga komoditas, pengetatan finansial internasional dan berkurangnya permintaan domestik. Dalam laporan terbarunya yang dipublikasikan hari ini, Bank Dunia memprediksikan PDB Indonesia tumbuh 5,6% di 2013, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang 5,9%. Untuk 2014, bahkan lebih tajam lagi revisi turunnya, menjadi 5,3% dari 6,2%. Dalam laporan itu juga disebutkan defisit transaksi berjalan diperkirakan 3,4% PDB tahun ini dan berkurang ke 2,6% tahun depan. Sedangkan inflasi diperkirakan mencapai puncaknya di kuartal keempat 2013, yaitu 7,3%, dan melambat ke 6,7% di tahun depan. “Meski prospek makroekonomi lebih menantang, Indonesia telah mengambil langkah menyesuaikan kebijakan dengan perubahan kondisi, yang antara lain membiarkan nilai tukar bergerak bebas dan menyesuaikan suku bunga dalam rangka mengurangi gejolak,” kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves. Menurutnya, perubahan kebijakan, Seperti kenaikan harga BBM, adalah langkah penting, dan pengurangan subsidi BBM akan melindungi Indonesia dari risiko fiskal dalam jangka pendek. Agustus lalu, pemerintah mengumumkan paket kebijakan untuk menggenjot investasi dan ekspor, sebagai langkah mengatasi gejolak eksternal yang menghantam rupiah. Tapi Bank Dunia memandang perbaikan lainnya yang dapat meningkatkan daya saing, seperti meningkatkan lalu lintas logistik di pelabuhan, juga sama pentingnya. “Kepercayaan investor pada Indonesia sedang diuji, tapi daya tarik pasar yang besar dan potensi lainnya tidak diragukan lagi. Meyakinkan mereka dan pasar bahwa gejolak kemarin memperbaiki menjadi kunci agar investasi asing bisa mengalir kembali, kata Jim Brumby, sakah satu Ekonom Bank Dunia.
Posted on: Fri, 04 Oct 2013 09:27:22 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015