Syair Rayuan Hakim yang Bikin ”Meleleh” Senin, 2 - TopicsExpress



          

Syair Rayuan Hakim yang Bikin ”Meleleh” Senin, 2 September 2013 | 07:56 WIB Ilustrasi majelis hakim Pengadilan Tipikor: Majelis hakim mengipas kepanasan saat memimpin persidangan kasus cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia yang melibatkan Paskah Suzetta di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (23/5/2011). | KOMPAS/LUCKY PRANSISKA 3 149 1 KOMPAS - Dalam beberapa sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, kita belajar banyak bahwa pertanyaan galak hakim bukanlah formula terbaik pengungkap fakta. Banyak terdakwa atau saksi ”terbius” teknik kuno berupa pertanyaan mengandung empati dan motivasi yang menyentuh. Nawawi Pomolango, yang saat ini menjadi Ketua Majelis Hakim untuk terdakwa Ahmad Fathanah (suap impor daging) dan Ratna Dewi Umar (kasus alat kesehatan), membuktikan kepiawaiannya meluluhkan orang-orang angkuh. Orang terakhir yang ”meleleh” karena rayuan Nawawi adalah Ridwan Hakim, saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah. Walau Ridwan sudah mengunci jawabannya dengan bicara tidak tahu atau lupa, Nawawi gigih merengkuh Ridwan. Dian Maharani Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap impor daging sapi, dengan terdakwa Ahmad Fathanah, Kamis (19/8/2013), di Pengadilan Tipikor, Jakarta. ”Saya banyak kenal orang bernama Ridwan. Ridwan penjaga surga dan Ridwan tetangga saya. Ridwan tetangga saya pernah telepon, ’Pak, rumah Bapak kemalingan.’ Saya pulang ternyata rumah saya kemalingan. Sejak saat itu saya percaya orang bernama Ridwan. Saya berharap Saudara bisa jadi Ridwan ketiga yang bisa saya percaya,” kata Nawawi. Bisa jadi, mendengar bujukan itu, saraf Ridwan mengendur sehingga keluar beberapa pernyataan penting. Nawawi mengerti apa yang dilakukan Ridwan untuk melindungi orangtuanya, Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin. Karena itu, ia sempat menyindir dengan kata-kata halus. Orang lain yang mendapat ”sentuhan” Nawawi adalah Elda Devianne Adiningrat, makelar pengurusan kuota impor daging. Elda sempat berbelit-belit di persidangan. Elda juga tampak lemah dan mengaku sakit asma. Nawawi mengatakan, jika kita berprasangka buruk, kondisinya akan memburuk. Jika kita menganggap kita sakit, kita akan benar-benar sakit. ”Jangan selalu merasa sakit, nanti benar-benar sakit,” katanya. Tak hanya Elda yang ”meleleh”, pengunjung pun ikut ”meleleh” dan tersenyum simpul. Beberapa kali kalimat Nawawi membuat saksi santai dan diharapkan percaya pada hakim. Maka, Elda akhirnya mengakui beberapa fakta penting seperti adanya pertemuan di Lembang, di Kuala Lumpur, dan adanya ketidaksukaan kubu Ridwan terhadap upaya Fathanah mengurus kuota impor daging. Elda juga mengatakan, ada persoalan tunggakan uang komisi yang belum dibayarkan PT Indoguna ke Hilmi. Beberapa pernyataan penting Elda didahului dengan kata-kata bujuk Nawawi. Saksi lain yang dibuat kelimpungan adalah mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Sekuat apa pun pernyataan Siti bilang tidak tahu atau lupa, Nawawi tak menyerah. Siti adalah saksi Ratna Dewi Umar, mantan Direktur Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan, terdakwa korupsi pengadaan alat kesehatan. (Amir Sodikin)
Posted on: Mon, 02 Sep 2013 01:28:55 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015