Ungkapan JOGJA ORA DIDOL marak disuarakan sejak penangkapan - TopicsExpress



          

Ungkapan JOGJA ORA DIDOL marak disuarakan sejak penangkapan Muhamad Arif oleh Satpol PP pada Senin 7 Oktober 2013 karena menebalkan tulisan JOGJA ORA DIDOL di pojok beteng yang sudah dihapus.Arif diperiksa di Balai Kota dan keesokan harinya Selasa 8 Oktober 2013 menjalani sidang dan dinyatakan bersalah. Ini kali pertama seorang seniman mural ditangkap dan dinyatakan bersalah. Sebuah ironi seorang seniman ditangkap di kota seni dan budaya. Sejak saat itu JOGJA ORA DIDOL marak dibicarakan dijejaring sosial Facebook maupun Twitter oleh banyak kalangan yang peduli dengan keistimewaan kota Jogja. Banyak warga yang berkicau di twitter di antaranya adalah, Riyanto (35), Karyawan, Jetis “Di mana-mana hotel dibangun, kalo sumur kami kering… Kami minum apa??” #JogjaOraDidoL Yadi (27), Gamping “Banyak penggusuran kok istimewa!! Istimewa untuk siapa?” #JogjaOraDidoL Andi (30), Anak Petani K. Progo “Tanah Kami Jangan Ditambang” #JogjaOraDidoL Jogja ora didol, Jogja tidak dijual, sebuah manifesto penolakan eksploitasi atas hak publik. Pembangunan kota jogja yang harusnya di dasari asas kemanfaatan oleh masyarakat bukan malah berpihak ke investor yang tamak. Pembangunan hotel-hotel dan mall-mall di Jogja berkedok peningkatan pariwisata dan investasi di kota Jogja hanya akan merusak keistimewaan kota Jogja. Kota Jogja yang katanya “Berhati Nyaman” menjadi tak nyaman lagi karna banyaknya beton yang ditanam di kota Jogja, kemacetan lalu lintas yang semakin parah dan banyaknya pengusuran lahan oleh Pemerintah Kota Jogja. Jogja Ora Didol menyuarakan aspirasi rakyat yang takut akan kehilangan keistimewaan kota Jogja. Takut kehilangan kata Jog dalam kota Jogjakarta dan berubah menjadi kota metropolitan seperti Jakarta. Seharusnya pohon-pohon yang ditanam di kota ini bukannya beton yang semakin lama memenuhi kota Jogja. Ada banyak Mall yang sedang dibangun di DIY seperti Jogja Town Square (Jl Solo, tepi kali tambak bayan), Sahid Lifestyle Mall (seturan), Mataram City (utara monjali), dan Hartono Lifestyle Mall Jogja (depan polda) yang katanya bakal jadi pusat perbelanjaan terbesar di Jateng-DIY. Pembangunan mall dan hotel selalu mengatasnamakan peningkatan perekonomian masyarakat Jogja. Tapi satu hal yang bertentangan dengan itu, yaitu masyarakat kota Jogja tidak terlalu menghamba atas kemajuan ekonomi. Masyarakat Jogja menginginkan Jogja yang berhati nyaman seperti slogan kota Jogja sendiri. Jogja yang jauh dari kata macet, jogja yang sejuk, rindang, banyak pohon bukan beton -____-, pokoknya jogja yang nyaman lah. 1382157799386710513 Hak menentukan arah pembangunan kota adalah hak kolektif warga yang meninggali kota tersebut yaitu masyarakat kota Jogja sendiri. Bukan ditangan para petinggi daerah yang hanya berorientasi dengan keuntungan. Di daerah bali juga terdapat pergerakan yang serupa dengan JOGJA ORA DIDOL yaitu BALI NOT FOR SALE. Adanya kesamaan dengan pergerakan ini membuat band Superman Is Dead yang menyuarakan Bali Not for Sale juga ikut menyuarakan Jogja Ora Didol. Bali Not for sale sendiri adalah gerakan public Bali yang menolak konversi sawah di Bali menjadi bangunan akomodasi wisata. Bertujuan mengembalikan kesadaran kita bahwasanya sawah adalah kehidupan bukan sekedar nilai komersial. Menjual sawah berarti menjual kehidupan.
Posted on: Sat, 19 Oct 2013 05:14:22 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015