Wawancara dengan Taufik Jursal Effendi: ‘Kami Bekerja dengan - TopicsExpress



          

Wawancara dengan Taufik Jursal Effendi: ‘Kami Bekerja dengan Hati dan Cinta’ REP | 16 June 2013 | 23:07 Dibaca: 358 Komentar: 0 2 Setidaknya, ada dua agenda penting sepakbola usia muda pada 2013: Piala Dunia U-20 di Turki pada 21 Juni – 13 Juli, dan Piala Dunia U-17 di Uni Emirat Arab pada 17 Oktober – 8 November. Indonesia tentu saja jauh dari euforia kedua event besar di tingkat grassroot ini, namun tak berarti gaung keduanya jauh. Sebagai negeri dengan penduduk yang sangat menggandrungi sepakbola, rakyat Indonesia tetap saja akan memberi perhatian tersendiri terhadap gelaran-gelaran itu. Lalu, apakah Indonesia kelak bisa tampil di putaran final Piala Dunia U-17 atau KU-KU lainnya ke depan? Yang pasti, FIFA sendiri sudah memberi kesempatan kepada PSSI untuk mengajukan bidding Piala Dunia U-17 untuk 2017 yang hingga kini agaknya belum direspons positif PSSI. Berikut perbincangan dengan Taufik Jursal Effendi, Ketua Umum Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia (ASSBI) yang tak pernah lelah berkutat membina pemain-pemain usia muda. Bagaimana Anda melihat kegagalan Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 pada 2013? Ketika Pra-Piala Asia U-16 tahun 2011 digelar, PSSI baru membentuk kepengurusan sehingga PSSI tidak punya banyak waktu dalam persiapan Timnas U-16 ke Bangkok. Hasilnya Indonesia tiga kali menang atas Hong Kong, Guam, dan Kamboja, lalu kalah dari Thailand dan Australia. Karena tidak lolos ke putaran final Piala Asia yang juga babak kualifikasi untuk lolos ke Piala Dunia U-17, maka Indonesia pun tersisih. Dari kegagalan itu, apa langkah yang seharusnya dilakukan PSSI dan stakeholder persepakbolaan Indonesia ke depan? Program pembinaan usia muda FIFA sudah memutuskan bahwa sejak 2007 Piala Dunia U-17 sudah menjadi agenda rutin bagi negara-negara anggota FIFA. Nah, merujuk 1371399409833164787 Taufik Jursal Effendi (Foto Dok. TJE) kepada program dua tahunan itu, sudah selayaknya PSSI membuat blueprint pembinaan untuk mempersiapkan Timnas berjenjang menghadapi perhelatan tersebut. Strateginya adalah penyusunan dan planning pembinaan pemain sejak U-10 hingga U-14. Melihat langkah-langkah PSSI saat ini, apakah Anda merasa pembinaan pemain usia dini sudah dilakukan secara baik dan benar? Perjuangan masih sangat panjang dan perlu ketekunan mengingat belum ada kemantapan dan keikhlasan para pemimpin sepakbola yang serius berpikir untuk pembinaan usia muda. PSSI juga perlu mitra kerja yang kuat dan fokus serta memiliki pengalaman dan ketersediaan infrastruktur untuk mendukung PSSI melahirkan pemain-pemain andal buat Timnas masa depan. Anda nampaknya punya keinginan besar Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia U17 pada 2015 atau setidaknya 2017. Sejak 2002 dan melihat turnamen-turnamen di Jepang, Thailand, Malaysia serta empat kali mendampingi Timnas U-12 hingga U-16, adalah hal yang wajar bila saya merasa Indonesia mampu lolos ke Putaran Final Piala Dunia U17. Indikasinya adalah, kemampuan teknik dan visi pemain-pemain muda Indonesia pada 5 tahun terakhir sangat menggembirakan. Saya juga sudah melihat begitu banyak bibit muda bertebar di 20 provinsi di Indonesia yang sudah saya kunjungi. Yang kurang adalah pembinaan yang fokus dari PSSI dan kita semua. Kontribusi apa yang bisa diberikan Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia (ASSBI) yang Anda pimpin agar Indonesia bisa lolos ke final Piala Dunia U-17 pada 2017? Fokus ASSBI adalah melanjutkan ‘Mission For Go To World Cup U-17’ dari Desa menuju Piala Dunia U17’, lalu membangun kompetisi di 33 provinsi, menjaring 330 pemain, membangun pusat database pemain U-10 hingga U-14, lalu ikut turnamen-turnamen internasional seperti Gothia Cup. Namun, PSSI sendiri agaknya masih memandang sebelah mata terhadap sepakterjang ASSBI. Bagaimana Anda menilai? Apapun langkah PSSI saat ini dan nanti, ASSBI takkan pernah lelah melakukan pengabdian bagi Indonesia, cinta sepakbola dan bekerja buat Indonesia. Semangat pengurus ASSBI di Komda-Komda ASSBI di 24 provinsi juga takkan pernah pudar karena mereka cinta Indonesia dan bekerja penuh cinta buat kemajuan sepakbola Indonesia. Data Diri Nama: Taufik Jursal Effendi Kelahiran: Jakarta, 10 Oktober 1961 Tinggi/Berat: 161cm/68kg Pendidikan terakhir: Bachelor Of Scienciens Marketing Management - Akademi Pimpinan Perusahaan - Departemen Perindustrian thn 19984. Pengalaman/Jabatan: Skretaris Pribadi Dubes Indonesia untuk Suriah, Lebanon, dan Siprus (1988-1990); Kepala Divisi Enertainment Pasarraya Blok M (1992-1996); Sekjen Yayasan Porgaki, Liga Campina, Liga Milo, Piala Extra Joss (1999-2003); Promosi dan Marketing Persita Tangerang (2001-2003); Direktur Klinik Bola Indonesia Program Ayo Cetak Gool RCTI (2005); Direktur Kompetisi Liga Kompas Gramedia 2010-Juni 2011; Sekretaris Timnas U-16 AFC Cup Bangkok 2011; Chief De Mission Timnas U-14 AFC Festival Kinabalu 2009; Manajer Timnas U-14 AFC Festival Kinabalu 2012; Chief De Mission Tim Kreasia Indonesia ke Ghotia Cup U12 – Swedia; Ketua Umum /Pendiri Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI); Direktur Marketing ProArena Pondok Indah (2007-sekarang)
Posted on: Fri, 02 Aug 2013 08:07:49 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015