.... pagi-pagi sekali saya amat bersemangat, berita menyiarkan, - TopicsExpress



          

.... pagi-pagi sekali saya amat bersemangat, berita menyiarkan, hari yang berbahagia, hari ulang tahun tentara "nasional" republik indonesia. dalam layar kaca, jelas para tentara memamerkan segala kelebihan-kelebihannya; tank, rudal, silat, dan seluruh perlengkapan perang yang mematikan dan menghancurkan. tak lupa bahwa mereka bernyanyi dan berteriak penuh gairah. namun satu, sewaktu para tentara itu memekik "jayalah bangsaku, jayalah negeriku" saya mengalami penurunan semangat yang cukup drastis. pikiran saya dalam sekejap berputar kebelakang; lingkaran setan kapitalisme, dikeruknya bumi nusantara, massifnya korupsi, para pemimpin yang tak lalim, investor jumud, dan seluruh elemen yang menghambat laju kesejahtraan nasionalisme, yang tidak memberi apa-apa terhadap indonesia. lalu apa makna kalimat "jayalah bangsaku, jayalah negeriku" itu diucapkan oleh para pejuang militer bangsa ini? apa makna nasionalisme bagi mereka? apakah nasionalisme yang mereka fahami adalah kesetiaan kepada pemimpin? bagaimana jika pemimpin yang mereka cintai menyesatkan? bagaimana dengan sejuta hal yang menjumudkan negeri ini? apakah mereka tak pantas diperangi? tak pantas dibumi hangus dari tanah nusantara? saya bersedih. sesuai yang selalu kami impikan, tentara adalah kekuatan yang mencintai rakyat dan kemaslahatannya. dikampung, kami lebih mencintai sosok tentara ketimbang para polisi. disebabkan karna sosok tentara yang ramah dan baik hati. tentara tidak boleh membabi buta dalam melihat orang yang memerintah mereka. tentara seharusnya pandai dalam menimbang segala persoalan untuk kejayaan bangsa ini. untuk nasionalisme yang akan kita wujudkan, untuk kedaulatan negeri yang kita dambakan. tentara membutuhkan mitra, bagi mereka yang juga berjuang untuk kemanusiaan yang adil dan beradab! tentara bukanlah barang pameran, ketika hari ulang tahunnya tiba. tentara bukanlah sekelompok orang yang kerjanya hanya menunggu tembakan peluru musuh. tentara harus memahami bahwa peluru yang mematikan hari ini, bukanlah peluru yang ditembakkan dari mulut pistol. melainkan menjelma menjadikan kebijakan-kebijakan negara yang tidak bermutu, menjelma menjadi kontrak-kontrak pengerukan tambang, menjelma menjadi jubah-jubah perdagangan bebas, menjelma untuk mendiamkan energi tentara itu sendiri. tentara adalah, tentara bukanlah.. ah, sudahlah. kuucapkan saja, selamat pagi.. :(
Posted on: Sat, 05 Oct 2013 02:59:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015