ANTARA MEMBELA KOPASSUS ATAU PREMAN?? Dengan Terungkapnya - TopicsExpress



          

ANTARA MEMBELA KOPASSUS ATAU PREMAN?? Dengan Terungkapnya siapa pelaku penyerangan 4 Preman di Lapas Cebongan tidak membuat Sebagian masyarakat Indonesia kaget, dan mencela institusi TNI AD dan Kopassus pada khususnya. Walau masih saja banyak yang ingin mengail di air yang keruh dan ingin lebih membuka siapa petinggi yang lebih bertanggung jawab dan ingin menghukum lebih para pelaku dengan segala wacana yang kadang terkesan menabarak Undang Undang. Komnas HAM menganggap 4 preman yang membunuh Serka Heru Santoso tidak melanggar HAM, sedangkan 11 anggota Kopassus yang terlibat penyerangan diadili di peradilan pidana umum tidak di peradilan militer dengan usul dipecat dulu dari kesatuannya dan diserahkan ke pengadilan umum. IDE ini terasa ngawur bagi anggaapan praktkisi hukum sipil dan militer juga masyarakat. Karena, sesuai AZAS keadilan hukum yaitu PRADUGA TIDAK BERSALAH, pimpinan TNI dan ANKUM tidak bisa begitu saja memberikan hukuman PEMECATAN kepada anggotanya sebelum diputuskan seberapa besar kesalahan anggota yang diduga melakukan tindakan pidana dipengadilan militer. Fenomena dukungan masyarakat di dunia maya (blog blog militer/ politik dan hukum), di warung kopi, di komunitas pinggiran masyarakat bawah dan menegah juga masyarakat atas dan pengusaha yang tidak mencela Kopassus dan malah MENDUKUNG aksi ksatria Kopassus ini menunjukkan bahwa bagaimana aksi premanisme di lingkungan masyarakat sudah begitu mengkawatirkan dan sangat mengganggu gerak hidup masyarakat dan pengusaha dalam menggiatkan roda roda pembangunan. Bendera Kopassus masih tetap menjadi kebanggan dan idola bagi masyarakat kebanyakan dan masyarakat serasa tidak peduli dengan hukum yang telah ditabrak oleh oknum Kopassus dalam menghabisi 4 preman ini yang dianggap penerapan yang salah perwujutan jiwa korsa yang salah. Masyarakat butuh RASA AMAN dan ini terganggu dengan kehadiran aksi PREMANISME yang sepertinya tidak tersentuh oleh hukum dan masyarakat beranggapan ada sistem yang membiarkan dan memelihara aksi premanisme tersebut. Masyarakat serasa tidak berdaya melawan aksi premanisme yang mengakar menjadi benalu di kehidupan bangsa ini. Sehingga saat ada peristiwa cebongan, masyarakat serasa menemukan CAHAYA dan sosok hero yang bisa memberantas aksi premanisme dan mendukung aksi tersebut terlepas dari pelanggaran hukum yang dilakukan untuk MENEGAKKAN HUKUM. Ini juga dikarenakan masyarakat sudah muak diberi tontonan pelanggaran hukum yang diselesaikan secara hukum tetapi tidak setimpal dengan perbuatannya dan tidak menjadikan efek jera dan tetap menjamurnya premanisme. Ini kita lihat kasus premanisme yang terjadi di kota Yogyakarta belum setingkat kota metropolitan sekelas Jakarta dan Surabaya, Medan dan lain lain yang tentunya lebih besar praktek premanismenya. KREDIBILITAS dan Integritas TNI khususnya Kopassus tidak tercoreng di mata rakyatnya dan rakyat tidak menghukum dan mencela institusi tersebut bahkan masyarakat merasa perlu tindakan LEBIH untuk menekan aksi premanisme. Ingat, TNI adalah anak kandung rakyat sehingga rakyat merasa ada anak yang harus membela kehidupan orangtuanya yang terancam dan ini menjadikan apresiasi positif masyarakat terhadap aksi yang dilakukan anaknya. Bila masih ada masyarakat yang mengutuk dan menginginkan hukuman lebih untuk pelaku cebongan, itu hanya masyarakat kecil dan itu orangtua yang bertipe tertentu. Mungkin orangtua tiri dan bagaimana masyarakat kebanyakan bisa menilai orangtua tiri itu memiliki agenda apa dalam memanfaatkan kasus cebongan ini. Seharusnya orantua tidak lebay mengekspos kesalahan anaknya di hadapan bangsa lain.
Posted on: Thu, 04 Jul 2013 20:09:52 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015