Jati Diri PKS By ust. Mardani Ali Sera @MardaniPKS Tanyakan - TopicsExpress



          

Jati Diri PKS By ust. Mardani Ali Sera @MardaniPKS Tanyakan pada kader, adakah yang berubah dengan PKS saat ini? Tanyakan pada publik adakah yang berubah dari PKS saat ini? Dan yang paling utama, tanyakan pada diri sendiri, adakah yang berubah pada PKS saat ini? Pertanyaan introspektif ini, menurut saya penting. Bukan hanya melaksanakan nasihat Umar bun Khattab ra. tentang Hasibuu anfusakum qobla antihasabuu... Hisablah diri kalian sebelum dihisab! Tapi lebih dari itu dikaitkan dengan kondisi PKS saat ini. Rentetan hasil survei yang dibuat banyak lembaga menunjukkan perolehan suara yang jauh lebih rendah dibanding prestasi 2009. Sebagian bahkan memprediksi tidak lolos elektoral thershold 3.5%. Lalu ada hubungankah antara hasil survei yang rendah dengan perasaan ada yang berubah dari PKS sekarang? Bagi saya pribadi, hasil survei bukanlah bagian dari rukun iman yang mesti diyakini kebenarannya. Tapi ia juga bukan sekumpulan gosip yang dapat kita lupakan begitu saja. Metodologi survei telah berkembang sedemikian rapinya sehingg kian hari akurasi dan margin error-nya kian tepat. Jadi untuk saya hasil survei justru bisa digunakan sebagai alat untuk meraba realita. Bahkan saat saya bertemu Prof Tarmizi, seorang ahli statistik yang tekun, beliau mengatakan pada tingkat tertentu, tanpa survei pun trend dan fenomena umum dapat dibaca dan dirasakan. Termasuk fakta bahwa sebagian kader merasakan ada yang berubah dengan PKS sekarang ini. Saya pribadi tidak pernah terlalu memusingkan tentang elektabilitas partai. Termasuk jujurnya, tidak memusingkan tentang kasus yang mengemuka terkait suap impor daging. Karena itu semua adalah efek karakter dan kerja kita baik yang dilalukan secara privat ataupun publik. Dalam bahasa sederhana rendahnya elektabilitas kita serta tuduhan kasus impor sapi - kita tetap berprasangka baik dan biarkan pengadilan yang memutuskan kasusnya- merupakan cermin dari dekat tidaknya kita dengan jati diri partai ini. Dari dulu kita diingatkan bahwa kita adalah prajurit pemikiran (fikrah) dan aqidah. Bahwa kita adalah dai, bahwa kita adalah pelayan ummat dan bahwa kita adalah orang yang shiddiq, yang benar, jujur, yang lurus dan yang dalam kampanye 2004 kita formulasikan dengan slogan BERSIH dan PEDULI. Bersih aqidahnya, bersih akhlaqnya, bersih hartanya dan bersih pergaulannya. Peduli bukan hanya pada umat Islam, tapi pada semua warga tak kira suku, agama dan ras. Bahkan peduli pada semua makhluk. Jadi premis saya sederhana, jati diri partai ini adalah partai berakhlaq, partai beramal, partai bersih karena memang kita ingin hidup dengan memberi kebaikan bukan sebaliknya. Kian kuat jati diri partai ini, yang tercermin dari kadernya, dalam kerja strukturnya, dalam interaksi yang dibingkai dengan akhlaq baik di DPR, di Gubernuran, di Kotamadya dan Kabupaten maka akan kian terasa manfaat, karakter dan ciri dari partai ini. Dalam bahasa yang lugas, jati diri partai ini mengajak pribadi kita untuk membenci perilaku korupsi, perilaku zalim, perilaku kemubaziran hingga perilaku munafik yang menjadi landasan kokohnya rezim-rezim tirani, dimanapun. Jadi berubahkah PKS kini? Saya ingin mengajak kita semua bercermin dr Guru Kita, Syekh Kita, Almarhum Ust Rahmat Abdullah yang telah dan selalu membimbing kita dengan nasihat dan tadzkirqhnya. Bukan hanya bicara, tapi hingga akhir hayatnya beliau mempraktekkan jati diri partai PKS. Ini sebagiannya: Ketika orang tertidur kau terbangun, itulah susahnya. Ketika orang merampas kau membagi, itulah peliknya. Ketika orang menikmati kau menciptakan, itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kau bertanggung jawab, itulah repotnya. Oleh karena itu, tidak banyak orang bersamamu di sini, mendirikan imperium kebenaran ~KH. Rahmat Abdulloh~ Apa kabar hatimu? Masihkah ia seperti embun? Merunduk tawadhu dipucuk- pucuk daun? Masihkah ia seperti karang? Berdiri tegar menghadapi gelombang ujian. Apa kabar imanmu? Masihkah ia seperti bintang? Terang benderang menerangi kehidupan. Semoga Allah senantiasa melindungi dan menjagamu, Seonggok kemanusiaan terkapar, siapa yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua menghindar. Biarlah saya yang menanggungnya. Semua atau sebagiannya ~KH. Rahmat Abdulloh~ “Suatu hari nanti saat semua telah menjadi masa lalu, aku ingin berada di antara mereka, yang bercerita tentang perjuangan yang indah, di mana kita, sang pejuang itu sendiri. Tak pernah kehabisan energi tuk terus bergerak, meski terkadang godaan tuk berhenti atau bahkan berpaling arah begitu menggiurkan. Keep istiqomah!” Jika ku dapat menarik Pelangi, Mentari dan Bintang. Maka ku akan membentuk Namamu di situ, lalu akan ku kembalikan lagi ia ke Langit agar semua orang tahu, betapa bahagianya aku mempunyai saudara seperti dirimu. Jangan takut untuk mengambil langkah besar hari ini, Jika memang dibutuhkan!! Jurang tak bisa disebrangi hanya dengan 2,3 lompatan kecil!! Nahnu Duat Fii Kulli Zaman. Politik telah membuahkan konsekuensi yang maha dahsyat dalam peradaban manusia. Dalam abad ke-20 saja politik telah membunuh 200 juta jiwa di seluruh dunia. Keep ur soul pure. Beban Dakwah hanya dapat diberikan oleh mereka yang memahami dan memeberikan apa saja yang kelak di tuntutnya ; Waktu, Kesehatan, Harta, Bahkan Darah. Mereka Bergadang saat semua tertidur lelap. Mereka gelisah saat yang lain lengah. Seakan-akan lisannya yang suci Berkata , Tidak ada yang kuharap dari kalian. Aku hanya mengharap pahala Allah. Insya Allah, masa depan yang gemilang itu, kejayaan yang pernah hilang di tangan kita, akan dapat kita kembalikan lagi. Dan saya berharap Indonesia akan menjadi pemimpin kebangkitan ini. Kata Ust Rahmat mengutip harapan~DR. Yusuf Al Qardhawi~ Bukannya seorang dai, mereka yang mengeluh tentang sulitnya merubah kondisi masyarakat. Ia bukannya dokter, ia hanya orang yang berpakaian dokter tapi jijik melihat luka besar yang harus diobatinya. ~KH. Rahmat Abdullah~ Jadi, saudaraku berubahkah PKS kini? Nasehat Ust Rahmat di atas dapat kita jadikan mizan timbangan. Tidak perlu memyalahkan orang lain. Tidak perlu kagum dengan orang lain. Cukup pelajari dan hargai semua yang kita miliki dan pelajari dengan rendah hati kebaikan dan keunggulan orang lain. Kemudian selagi ibda binafsika, mulai dengan diri kita sendiri. Kita yang bertanggung jawab adakah PKS berubah, membaik atau memburuk. Kita yang akan diminta pertanggungjawaban. Publik seringnya merupakan juri/hakim yang jujur. Cukuplah peringatan Allah Taala dalam surat At Taubah auat 105 Bekerjalah kalian, sesungguhnya Allah, Rasul dan orang beriman melihat amal kalian.
Posted on: Sat, 26 Oct 2013 10:01:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015