PEREMPUAN PIONIR Oleh: Rika Januarita Haryati Pernahkah anda - TopicsExpress



          

PEREMPUAN PIONIR Oleh: Rika Januarita Haryati Pernahkah anda mendengar nama Sirimavo Bandaranaike? Jika tidak pernah, maka itu adalah hal yang sangat wajar. Tahukah anda siapa beliau? Aduh, apalagi ini. Beliau adalah kepala pemerintahan perempuan pertama di dunia. Tunggu, bukankah dalam sejarah tertulis bahwa pemimpin negara perempuan pertama adalah Corazon C Aquino yang telah menumbangkan tiran presiden Marcos di Filipina? Ya itu benar. Namun setelah mengecek dan mericek daftar masa kepemimpinan perempuan dunia internasional, maka didapatkan bahwa jauh sebelum periode histeria kemenangan Madam Cory Aquino, dibelahan bumi lain di sebuah negara kecil di Asia yaitu Srilanka telah dipimpin oleh seorang perdana menteri perempuan. Dialah, Sirimavo Bandaranaike. Lalu apa istimewanya? Baiklah, mungkin secara pribadi akupun belum mampu menjabarkannya, karena berita tentang beliau memang sangat minim bahkan hampir tidak ada.Semestinya sejarah secara khusus membahas profil dirinya, karena bagaimanapun beliau merupakan pionir dalam memenangkan kursi nomor satu pemerintahan di negaranya. Meski semiskin dan betapa tak terkenalnya negara yang dipimpinnya. Ini bukan basa basi. Sejarah seolah hanya mencatat peristiwa-peristiwa heroik saja. Sejarah yang berdarah-darah. Sehingga peristiwa yang lain terlupakan. Padahal, seharusnya sejarah menjadi perekam tapak jejak dunia yang paling handal, yang bisa memuat apa saja. Sejarah seharusnya mampu menyajikan estafet kehidupan manusia dan para pemimpinnya. Tak secuilpun yang tak tercatat. Namun, apalah daya, sejarah pun punya ketakberdayaannya untuk ditangkap oleh kita-kita yang berpikiran dengan sangat lambat. Sejarah berlari secepat kilat, bahkan sebelum sempat mengedipkan mata. Saat mata terpejam itulah sejarah jauh melesat. Meninggalkan pena-pena yang terkapar diatas lembaran kertas dan tinta yang mengering. Maka, Madam Bandaranaike adalah sosok yang seolah terlupakan. Padahal, tidaklah mudah menjadi pionir. Tidaklah mudah menjadi orang yang pertama kali menjejakkan kakinya kedalam zona yang dianggap daerah terlarang bagi perempuan. Namun, ia maju dan melaju. Sebuah keberanian mutlak diperlukan. Lalu susul menyusulah para perempuan menjadi kepala negara, presiden, kanselir, atau perdana menteri. Tentu kau ingat nama fenomenal Benazir Bhuto di Pakistan yang menjadi perempuan pertama yang memimpin negara muslim. Lalu Indira Gandhi di India, yang terbunuh dalam aksi teror, dan tentu saja Madam Cory Aquino yang menjadi presiden pertama perempuan di dunia. Tak ada perempuan yang bukan seorang pemberani. Ia tahu, bahwa mengandung itu kepayahan, namun tetap ia lakukan dengan bahagia. Ia tahu bahwa melahirkan itu menyakitkan, namun setiap perempuan pasti berharap dapat melahirkan bayinya. Semua mereka lakukan dengan tersenyum bahagia, meski awalnya menangis dan merintih. Nah, para perempuan ini adalah pionir yang tetap tersenyum meskipun bisa jadi nyawanya menjadi taruhan demi kebahagiaan menjadi seorang ibu. Perempuan utuh. Dan lihatlah, banyak perempuan-perempuan pionir yang menghiasi lembaran sejarah dengan nama perempuan yang semerbak. Apakah kau ingat bagaimana permulaan negeri Mekkah? Ya, tentu saja. Mekkah adalah lembah gersang, panas tiada air. Dan, masya Allah, ternyata manusia yang pertama hidup di sana adalah perempuan. Dialah ibunda Ismail, Hajar. Kau tau bagaimana Mekkah sekarang? Ya, jauh berbeda. Sekarang semua ummat muslim berbondong-bondong ke sana. Semuanya merindukan untuk menjejakkan kakinya di Mekkah Al Mukaromah. Semua ingin sekali berlari-lari kecil seperti Bunda Hajar. Ya, ini memang sejarah berabad-abad silam. Sejarah mencatatnya dengan tinta terbaik. Bahkan memprasastikannya di dalam kitab suci. Sungguh, aku rindu ingin bertemu perempuan spesial itu. Dia adalah rahim yang darahnya pun mengalir di tubuh Rasulullah Muhammad SAW. Lalu, masih ada kisah perempuan pionir yang juga luar biasa. Dia adalah perempuan pertama yang syahid di masa Islam. Ya, dialah Sumayyah. Mendengar namanya disebut, alangkah merinding badanku. Bagaimana mungkin diantara ratusan pasukan muslimin justru perempuanlah yang terpilih menjadi pionir kesyahidan? Bisa jadi karena Allah ingin menghapuskan sekat-sekat pendiskriminasian gender. Allah menganugrahkan syahid pertama pada perempuan. Perempuan adalah pionir. Maka, kisah tersebut pun tercatat dengan tinta terbaik. Tak terhapus oleh zaman. Tetap segar dan mengharukan meski telah berabad-abad kita terpisah dari zaman kenabian. Dan, tentu kita tidak boleh melupakan kisah Maryam. Beliau pun merupakan perempuan pionir yang mendapat ujian luar biasa dahsyat. Ujian apalagi yang paling memedihkan bagi seorang perempuan suci selain gunjingan berzina dari masyarakatnya. Apalagi beliau harus melahirkan tanpa suami. Ia harus pergi demi menyelamatkan bayinya. Melahirkan sendirian tanpa pertolongan manusia pada umunya. Subhanallah. Jika ingat kisah Maryam, bisa-bisa kau menangis sambil tersenyum. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Ia merupakan salah satu perempuan terbaik di langit dan dibumi. Ia disebut bersama Khadijah, Fathimah dan Asiyah (istri Fir’aun). Syahdan, diantara keempat perempuan itu, Ia satu-satunya perempuan yang melahirkan seorang Rasulullah. Kisah perempuan ini masih belum cukup. Kita masih disuguhi dengan cerita dari istri Fir’aun, Raja Mesir. Ia adalah Asiyah. Ia merupakan pionir dan teladan sebagai seorang hamba Allah yang menaati suami jika tidak bermaksiat kepada Allah. Bahkan meskipun suaminya mengaku sebagai Tuhan sekalipun, Ia tidak ragu untuk tetap istiqomah di jalan Allah. Ialah yang mengambil dan memelihara Musa. Ialah yang menghalangi Fir’aun untuk membunuh bayi laki-laki. Bahkan Musa mereka angkat sebagai anak. Bacalah kisahnya. Kitab suci telah mematrinya dengan bijaksana. Ia adalah perempuan yang tetap memegang teguh prinsip meski suaminya mendurhakai Allah. Tak mudah menjadi seperti itu. Maka mana mungkin sejarah mengacuhkannya? Meski kisahnya melesak jauh berabad-abad di belakang kita. Bahkan lebih tua dari kisah yang lainnya. Lalu bagaimana dengan cerita Khadijah? Baiklah. Ia adalah perempuan pionir pertama yang terjun dalam bidang enterpreneurship. Business woman pertama. Hartanya melimpah. Mungkin tak ada yang mampu menyamainya, bahkan di zaman sekarang pun belum ada. Perempuan terkaya di dunia. Sekaligus perempuan terbaik di langit dan di bumi. Ia yang menyokong da’wah Rasulullah. Memang, kita terpisah dengannya dengan bilangan abad. Jikalau 14 abad lalu perempuan telah begitu luwesnya membangun kerajaan bisnis, lah kita masih sibuk dicekoki paradigma untuk hanya sibuk di dapur, di sumur dan di kasur. Haha. Tugumulyo OKI, 15 Oktober 2012: 22.00
Posted on: Wed, 03 Jul 2013 06:57:47 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015