~ THE MISTAKE Part 1 No Bully No Copas Hastag - TopicsExpress



          

~ THE MISTAKE Part 1 No Bully No Copas Hastag #StoryTHEMISTAKE PROLOG (Namakamu) memandang banyak manusia yang lalu lalang sambil menyeret koper, dia baru tiba setelah perjalanannya yang melelahkan dari Jakarta menuju Yogyakarta. Jadi di sinilah dia, bandara Adi Sucipto, dengan langkah agak ragu dia menyeret koper keluar dari terminal 4. Hatinya semakin dag dig dug tak karuan kala mendengar alerts Blackberry Messenger miliknya. Dengan ragu dia merogoh Blackberry-nya dari dalam sakunya dan segera membuka tanda bintang pada logo BBM itu. Iqbaal : Sudah sampai ? (Namakamu) : Sudah barusan keluar dari terminal 4 Iqbaal : Oke sip (y), aku ke sana skrg (Namakamu): Hm, masih Ingat muka aku kan ? Iqbaal : Masih dong. Aku tidak akan ngelupain kamu kok, kamu sendiri jgn2 sudah lupa sama aku ? (Namakamu): Mungkin :p hehehehe Iqbaal : Tengok ke kiri… Ketika (Namakamu) mendapat BBM terakhir dari Iqbaal itu, (Namakamu) segera memalingkan pandangannya ke arah kiri. Berdiri lelaki jangkung dengan pakaian rapi, dadanya yang bidang, matanya menatap ke arahnya dengan sayu namun masih menghangatkan seperti dulu, kulitnya putih dan senyum tersungging di bibirnya. Dari jarak seperti itu, (Namakamu) bisa mencium bau khasnya. Masih sama seperti dulu. (Namakamu) terbuai dengan indera penglihatan dan penciumannya, kembali lagi memuja lelaki itu. Iqbaal berjalan mendekat ke arah (Namakamu) dan (Namakamu) pun jadi salah tingkah. Entah apa yang harus dikatakannya saat ini. Sekedar hai atau bagaimana kabarmu ? Itu tidak mungkin. “Iqbaal” akhirnya nama itu saja yang meluncur dari mulut (Namakamu). “(Namakamu), lama tak bertemu,” kata Iqbaal ketika tiba di depan (Namakamu) dan menatapnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, “kamu masih seperti dulu,” “Kamu juga,” kata (Namakamu). “Hm, ayo kita tak boleh berlama- lama di sini, banyak yang harus kita kerjakan,” kata Iqbaal segera mengambil alih koper (Namakamu), membawakannya dan segera menggandeng (Namakamu) hendak menuju mobilnya tapi .. Ya Tuhan…sentuhan ini. Masih terasa nyaman seperti dulu “Tunggu! Lo nggak ngelupain gue kan ?,” seseorang yang sedari tadi mengekor di belakang (Namakamu) bersuara karena merasa diabaikan. (Namakamu) hampir mengutuki dirinya sendiri hampir melupakan orang yang ada di belakangnya itu. Gara-gara Iqbaal, semuanya buyar. Dia benar-benar melupakannya. Tatapan gadis berumur 17 tahun berubah nanar ke arah (namakamu). Kemudian senyum setengah tersungging di sudut kiri bibirnya. “Sorry, Iqbaal kenalkan… namanya Celine, dia ...” “Gue Celine, adiknya (Namakamu),” Potong Celine mengulurkan tangannya menyalami Iqbaal. FLASHBACK ON Iqbaal menatap bintang di langit yang gemerlapan. Bunyi burung merdu menemaninya malam itu. “Kenapa mesti kamu sih? Aku bingung sama Bella, aku ini pacarnya dia, kenapa dia menyuruh kamu terus yang mewakilinya ?” Iqbaal mendesah kesal, “bukannya kamu juga sudah punya pacar ? Apa pacarmu tak akan marah kamu diminta menemani pacar orang seperti ini ? Mau maunya juga kamu disuruh Bella,” lanjut Iqbaal. “Aku juga bingung sama dia, yah… aku memang punya pacar, tapi…dia sibuk, tak peduli denganku, soal kenapa aku mau disuruh menemanimu disini, itu hanya solidaritas sebagai sahabat” “Memangnya kamu tak bertanya padanya kenapa dia memintamu untuk kemari ?” “Sudah, katanya dia sedang tak bisa kemari, kau tahu kan orang tuanya yang tidak suka melihat anaknya pacaran dulu ?” “Ya…ya… I know,” “Tapi kalau kamu tak mau aku di sini, aku akan pergi sekarang.” Gadis itu melangkahkan kakinya berdiri dari bangku. Namun, Iqbaal menahan tangannya dan membuat gadis itu berbalik. “(Namakamu), aku tak bermaksud begitu, ayo duduk, makasih sudah mau datang kemari,” Gadis yang bernama (Namakamu) itu kembali duduk. Suasana antara keduanya kembali sunyi-senyap. Dentuman jarum arloji (Namakamu) yang berbunyi menyatakan waktu terus berjalan dan entah sudah berapa lama mereka bergeming seperti itu “Terkadang aku kecewa sama Bella, dia lebih mengutamakan karir modelnya daripada aku. Memang aku jadi lelaki tak boleh egois. Aku tak boleh hanya memikirkan kepentinganku, tapi Bella juga tak boleh egois mementingkan kepentingannya. Memang aku tahu itu untuk masa depannya , tapi bukannya terlalu dini untuk memulai karir, kita ini masih SMA, bukan saatnya membebankan diri dengan karir, saatnya menikmati keindahan masa SMA,” Iqbaal menghela napasnya, “ini membuat aku berpikir kembali apakah dia benar-benar mencintaiku atau tidak,” kata Iqbaal. “Bella mencintaimu baal, sangat mencintaimu, aku tahu Bella karena aku sahabatnya. Dia mengejar karir sesungguhnya bukan karena kepentingannya tapi karena panggilan hatinya. Aku rasa kita bernasib sama, kau tahu pacarku Bastian juga lebih sibuk dengan urusan OSIS-nya dibandingkan menemaniku sebagai pacarnya. Terkadang aku merasa sendiri dan kesepian tapi aku cukup mengerti bahwa dia mencintaiku, hanya saja dia memang sedang benar-benar sibuk,” (Namakamu) memegang pundak Iqbaal, “sabar saja, kau sudah mengambil keputusan untuk mencintai Bella, berarti kau juga harus berani menerima konsekuensi apapun dari keputusanmu itu,” “Thanks ya (Namakamu), saat-saat seperti ini kamu memang orang yang paling tepat untuk diajak curhat. Bolehkan aku menjadi sahabatmu mulai sekarang ?” tanya Iqbaal. (Namakamu) tersenyum. “Tentu saja, kita sahabat sekarang,” kata (Namakamu) sambil mengulurkan jari kelingkingnya memateraikan tali persahabatan mereka *** “(Namakamu), gimana kalau besok malam kita double date, kamu bawa Bastian, aku juga bakalan ajak Iqbaal, mumpung malam minggu dan aku tidak punya jadwal. Jadi kamu bisa jemput aku, kamu tahu kan orang tuaku tidak suka Iqbaal, jadi setidaknya kalau kamu yang jemput orang tuaku akan memberikan izin padaku,” kata Bella saat mereka sedang berjalan keluar dari ballroom sebuah hotel tempat dilaksanakannya acara fashion show yang dibintangi oleh Bella. “Hm, kamu aja deh sama Iqbaal, nanti aku yang jemput tapi kalian saja yang pergi. Bastian kayaknya tidak bisa ikut, dia sibuk Bell. Aku tak mau mengganggu, apalagi belakangan ini OSIS lagi sibuk-sibuknya,” “Duh (Namakamu), seberapa penting sih OSIS-nya itu dibandingkan kamu ?,” Bella segera merogoh ponselnya dari dalam sakunya kemudian memencet qwerty ponselnya lalu meletakan ponsel itu di telinganya. “Kalau begitu biar aku saja yang hubungi Bastian,” lanjut Bella. “Tapi Bell..” "Hallo Bas.." Kata Bella "Ya ini siapa ya ?" "Ini Bella bas" "Oh Bella, ada apa bel ?" "Gini loh bas malam minggu besok, aku mau ajak kamu sama (Namakamu) double date gitu bareng aku dan Iqbaal, kamu bisa ya ?" "Tapi Bel, aku ada proyek untuk proposal OSIS-ku, kamu nelpon gini disuruh (Namakamu) ya ? Boleh aku bicara dengannya" "Nggak kok Bas, nggak sama sekali. (Namakamu) bahkan melarangku karena dia tahu kamu sibuk tapi aku yang ambil inisiatif sendiri, mau ya Bas. Kamu kan pacarnya (Namakamu) tapi jarang jalan sama dia" "Aku nggak janji yah Bel, soalnya proposal ini harus selesai hari senin jadi aku dikejar deadline" "Ayolah Bas.. Masa kamu lebih cinta sama proposalmu itu dibandingkan pacarmu, kamu sayang (Namakamu) nggak sih ?" "Sayanglah.. Kan kalau aku sayang bukan berarti harus intens ketemu, harus sering date atau apapun itu" "Tapi, dengan kamu kayak gini, kamu jadi kayak orang yang nggak sayang karena nggak melakukan tindakan apapun untuk (Namakamu)" "Hmm... Oke, aku janji aku akan pergi. Boleh aku bicara dengan (Namakamu) ?" "Oke aku pegang janjimu" kata Bella sebelum menyerahkan ponselnya pada (Namakamu). "Bastian mau bicara sama kamu" Dengan hati-hati (Namakamu) mengambil alih ponsel Bella "Hallo, Bas… bukan aku yang—, "Sampai ketemu besok ya (Namakamu), dandan yang cantik" "Eh… iya," "Ya sudah, hari ini kayaknya aku bakal kerja ekstra untuk menebus waktu besok, jadi maaf yah kalau malam ini aku nggak bakal nelpon kamu" "Iya nggak apa-apa Bas, aku ngerti kok" "Oke, sudah dulu yah, aku mau lanjut buat proposalnya" "Oke Bas, selamat bertugas" "Da…" "Da" *** (Namakamu) menatap cermin yang ada di depannya. Dia mematut dirinya di depan cermin. Sudah kesekian kalinya dia mengganti pakaiannya. Tapi, tak ada satupun yang membuat dia nyaman. (Namakamu) sedikit nervous untuk acara malam ini. Secara, kalau mau diingat-ingat ini untuk pertama kalinya dia dan Bastian akan date di luar, yah walaupun bersama Iqbaal dan Bella juga. Semenjak 6 bulan menjadi pacarnya Bastian, dia tidak pernah sama sekali mengajak (Namakamu) jalan di luar. Palingan hanya bertemu di sekolah, makan di kantin bareng, atau mengerjakan tugas bersama di rumah (Namakamu). Begitu saja. Tak ada yang spesial selama 6 bulan dia menjadi pacar Bastian. Dia jarang melewati hal romantis bersama Bastian layaknya pasangan kekasih karena kesibukan Bastian sebagai ketua OSIS. Bahkan, waktu Bastian menyatakan perasaannya pada (Namakamu). Hanya lewat telepon, saat mereka melakukan diskusi soal pelajaran. Tidak ada cara-cara romantis seperti waktu Bella, sahabatnya menceritakan waktu Iqbaal menembaknya Kata Bella waktu itu, Iqbaal mengajaknya ke sebuah café dan secara spontan menyanyi sambil bermain gitar. Kemudian mengundang Bella ke atas panggung untuk ikut bernyanyi dengannya. Dan di akhir lagunya Iqbaal malah meminta Bella menjadi pacarnya. *Sumpah pas nulis ini gue mau mual*. Setiap cerita-cerita Bella tentangnya dengan Iqbaal kadang membuatnya iri. Karena tidak bisa melewati hal seromantis itu bersama Bastian, pacarnya. Itu setahun lalu, sebelum Bella memutuskan untuk terjun ke dunia modeling. Akhirnya, Bella juga ikut sibuk dengan dunia barunya dan jadi jarang menceritakan keromantisannya dengan Iqbaal lagi pada (Namakamu) (Namakamu) dan Bella sudah bersahabat semenjak SMP. Memutuskan untuk masuk ke SMA yang sama. (Namakamu) tahu sekali Bella sudah suka dengan Iqbaal semenjak SMP. Tapi, baru bisa pacaran dengannya saat awal SMA. Bella memang suka dengan dunia modeling dan dari dulu ingin berlenggak-lenggok di atas catwalk. (Namakamu) sebagai sahabatnya sangat mendukungnya. Dan saat Bella bisa menggapainya. Dia terkadang melupakan yang lain, termasuk Iqbaal Jadi selama 3 bulan belakangan ini, terkadang Bella meminta (Namakamu) menggantikannya menemani Iqbaal. Kalau Iqbaal mengajak Bella ke luar, ataupun menemani Iqbaal ke acara- acara, makan dan lain sebagainya saat Bella sedang dalam kesibukan, (Namakamu) yang menggantikannya. Awalnya (Namakamu) sangat menentang ide gila Bella. Bagaimana mungkin (Namakamu) jalan dengan pacar sahabatnya sedangkan dia juga sudah punya pacar ? Tapi Bella membujuknya dan akhirnya (Namakamu) pun luluh. Awalnya, Iqbaal terlihat risih dan tidak terima saat tahu yang datang bukan Bella melainkan (Namakamu). Tapi, setelah malam mereka memutuskan untuk menjadi sahabat itu Iqbaal jadi berbeda dengan malam- malam sebelumnya, dia tidak dingin lagi terhadap (Namakamu) Ponsel (Namakamu) berdering tanda ada SMS masuk. (Namakamu) segera mengambil ponselnya yang berada di atas meja rias lalu melihat SMS yang masuk From : Bella My best friend ciat :* Bebsayang. Iqbaal lagi otw jemput kmu di rumahmu To : Bella My Best Friend ciat :* Hah? Bell? Trus kmu? Kan aku udh bilang biar aku jemput kmu Memang ortu kmu gak marah kalau aku dtang bersama Iqbaal? From : Bella My Best Friend Ciat :* Kan klo km yg jmpt aku, rmh kamu jauh kita bkln lama di jalan. Nah, rumah Iqbaal kan lbh dkt klo ke kamu dan rumah Bastian lebih dkt ke aku. Jdi mnding Iqbaal jmpt aku trs Bastian brg aku To : Bella My Best Friend Ciat :* Emg ortu kamu ga marah gitu klo kamu jln sama Bastian ? From : Bella My Best Friend Ciat :* Ortuku yg mrh atau kamu yang cmburu? :d Ga kok, kamu lupa aku juga anggota OSIS yah? Aku kan klo sma Bastian bisa alasan utk OSIS To : Bella My Best Friend Ciat :* Ah gak ah~ hahaha :d Ok deh… aku mau ganti baju dulu. From: Bella My Best Friend Ciat :* Hah? Jadi kamu belum selesai juga? To: Bella My Best Friend ciat :* Iya hehehe. Aku bingung nih mau pake baju apa >.< From: Bella My Best Friend Ciat :* Ciyeeeeehhh… (Namakamu) segera meletakan kembali ponselnya. Dan memilih-milih pakaiannya kembali. Akhirnya dia memutuskan untuk mengenakan jeans dress yang dipadukan dengan butterfly belt berwarna hitam. Dia mengambil wedges blue denim-nya. Memakai beberapa aksesoris lalu mengikat rambutnya, serta mengenakan bedak dan lipgloss. (Namakamu) mengambil tas hermes berwarna hitamnya dan menyampirkan di pundaknya. Lalu segera membuka pintu kamarnya, saat bell rumahnya berbunyi “Iya bentar,” teriak (Namakamu). Dia bergegas menuju pintu rumahnya lalu membukanya. Berdiri Iqbaal di hadapannya. Lelaki itu mengenakan pakaian cassual. T-shirt yang dipadukan dengan sweatshirt v- neck dan black skinny jeans. “Sudah siap?,” tanya Iqbaal. (Naamakamu) mengangguk sambil mengunci pintunya. “Ayo,” ajak (Namakamu). Tapi Iqbaal malah menarik tangannya saat dia hendak berjalan dan membuat langkahnya terhenti, “tunggu,” kata Iqbaal (Namakamu) menoleh ke arah Iqbaal sambil mengernyitkan dahinya. Iqbaal menarik ikatan rambut (Namakamu), membuat rambut (Namakamu) terurai. Dia segera mengatur rambut (Namakamu) ke arah depan, serta belahan poninya. “Sekali-sekali kalau kamu urai rambutmu sepertinya lebih baik, kamu lebih terlihat cantik kalau seperti ini, jangan diikat lagi yah,” kata Iqbaal sambil menyerahkan ikat rambutnya ke tangan (Namakamu). (Namakamu) cuma mengangguk dan menunduk lalu berjalan. Iqbaal segera mendahuluinya untuk membukakan pintu mobilnya. Setelah (Namakamu) masuk ke dalam mobilnya, Iqbaal segera menuju sisi sebelah mobilnya dan mengambil alih kemudi. Deg. Jantung (Namakamu) tiba-tiba berdetak. Baru pertama kalinya dia diperlakukan seperti itu oleh lelaki *** Iqbaal dan (Namakamu) telah tiba di restoran tempat mereka semua janjian. Sebelumnya, mereka telah memesan tempat. Iqbaal dan (Namakamu) melangkah menuju meja nomor 56 yang telah dipesan mereka. Ada 4 buah kursi saling berhadapan di situ. Iqbaal menarik kursi untuk (Namakamu) duduk. Setelah itu menuju ke kursi di hadapan (Namakamu) dan duduk di situ Terlihat Cakka sibuk memencet qwerty ponselnya. Kemudian meletakan ponselnya di telinganya sebelum bicara. "Hallo" "Hallo" suara gadis di seberang. "Bel, aku dan (Namakamu) sudah sampai, kamu dan Bastian dimana ?" "Bentar lagi baal, aku dan Bastian masih di jalan, tapi bentar lagi nyampe kok, sabar ya sayang" "Oh oke, aku dan (Namakamu) tunggu di sini ya sayang" "Iya Iqbaal sayang" "Da, hati-hati di jalan" "Daa" ~Bersambung Polloooooow @viani_dian Sumpah Mual Gue Mual Nulis Yang Ini tapi ya gitu deh otakk gue :3
Posted on: Sat, 07 Sep 2013 11:06:59 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015