"Ajax dan Saudara Angkat Bernama Barcelona" #WAFCBFC - Rasanya - TopicsExpress



          

"Ajax dan Saudara Angkat Bernama Barcelona" #WAFCBFC - Rasanya agak lucu jika Frank de Boer menggambarkan bahwa kunjungan Ajax ke Camp Nou adalah study tour anak-anak sekolah. Sebab, bukankah Barcelona sedikit-banyak "belajar" dari De Amsterdammers? Jelang pertemuan dengan Barcelona, Kamis (19/9/2013) dinihari WIB, De Boer sudah memperingatkan supaya para pemainnya tidak bersikap norak apalagi terkesima dengan Barca. Dia melarang Niklas Moisander dkk. untuk berfoto bersama dengan pemain-pemain Baca. "Ini bukan kunjungan anak sekolahan," katanya. Bisa dimaklumi jika De Boer mengatakan demikian. Secara kasat mata, Barca memang relatif lebih diunggulkan. Ditambah kenyataan bahwa tim Barca saat ini masih berintikan pemain-pemain yang memberi mereka kesuksesan di Eropa beberapa musim silam, skuat Ajax yang penuh dengan pemain muda dan produk yang baru lulus dari akademi memang jadi terlihat seperti anak sekolahan. Ketika mengalahkan Zwolle akhir pekan lalu, Ajax mengandalkan Viktor Fischer, Thulani Serero, dan Tobias Sana di lini depan. Berapa usia Fischer? 19 tahun. Berapa usia Serero? 23 tahun. Berapa usia Sana? 24 tahun. Dua di antara ketiganya masih relatif muda dan jangan bandingkan dengan trio lini depan Barca yang bisa berisi di antara salah satu nama berikut: Lionel Messi, Alexis Sanchez, Neymar, atau Pedro Rodriguez. Jelas kalah mentereng. Dengan mengandalkan ketiganya, Ajax tampil cukup eksplosif ketika menghadapi Zwolle. Tapi, tanpa Christian Eriksen yang sudah hijrah ke Tottenham Hotspur, mereka seperti kehabisan ide untuk membongkar pertahanan lawan. Pertandingan baru berjalan lancar ketika De Boer memainkan dua jagoan mereka, Siem De Jong dan Kolbeinn Sigthorsson, di babak kedua. Ajax akhirnya memenangi laga itu 2-1. Jarak antara kekuatan Ajax dan Barca memang terlihat mencolok. Tapi, De Boer benar ketika dia meminta timnya untuk tidak inferior --apalagi bersikap seperti anak sekolahan. De Boer seperti mengingatkan bahwa faktanya, Barca yang sekarang bisa jadi tidak akan ada jika bukan karena Ajax. Tentu sudah bukan rahasia bahwa Ajax dan Barca punya koneksi yang unik, dan koneksi itu berasal dari satu orang: Johan Cruyff. Pada akhir tahun 70-an, Cruyff -- yang pernah bermain untuk kedua klub tersebut -- mengusulkan untuk membentuk sebuah akademi di Barcelona yang idenya dia ambil dari akademi sepakbola Ajax. Kelak, seperti yang kita ketahui, akademi Barcelona itu akan menghasilkan pemain-pemain seperti Pep Guardiola, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, hingga Lionel Messi dan Cesc Fabregas. Sama seperti Ajax, Barca juga bermain dengan pola yang sama dari level akademi sampai tim senior. Kelak, dari ide Cryuff ini juga, total football menemukan bentuk barunya: tiki-taka. Tiki-taka-lah yang selama ini dikenal banyak orang membawa Barca (dan juga timnas Spanyol) sukses mendominasi sepakbola. Tiki-taka jugalah yang mengantarkan Spanyol merebut Piala Dunia 2010 yang, ironisnya, diraih dengan mengalahkan Belanda, si pemilik total football. Yang patut disayangkan, Belanda-nya Bert Van Marwijk di Piala Dunia tersebut cenderung bermain pragmatis. Cruyff pun menyebut bahwa permainan De Oranje di final jeleknya minta ampun. [DETIKSPORT] komentarnye,,??:D #phipha
Posted on: Wed, 18 Sep 2013 10:14:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015