BENARKAH TAREKAT ITU SESAT? Kata Syeikh Ahmad Al-Rafaie, ” Tidak - TopicsExpress



          

BENARKAH TAREKAT ITU SESAT? Kata Syeikh Ahmad Al-Rafaie, ” Tidak ada jalan yang lebih mudah menghampirkan diri dengan Allah kecuali melalui Tarekat“. Tarekat rupakan bagian terpenting dari pelaksanaan syariat Islam di bidang Tasauf. Mempelajari ilmu Tasauf dengan tidak mengetahui dan melakukan tarekat dianggap sia-sia. Prof. H. Abu Bakar Acheh dalam bukunya ‘Syariat Ilmu Fikah Menurut Kad Tarekat Kadriah’ berkata, ” Dalam ajaran Tasauf diterangkan bahwa syariat itu hanya peraturan belaka, sementara tharikat merupakan perbuatan untuk melaksanakan syariat itu. Apabila syariat dan Tarekat sudah dapat dikuasai maka lahirlah hakikat, yang tidak lain adalah memperbaiki hal ihwal zahiriah (yakni akhlak yang mulia)”. Menurut Al Ghazali ‘ tarekat adalah sebagian perjalanan syariat batiniah’. Walau bagaimanapun untuk menjalani tarekat, menurut Imam Malik dan Imam Al Ghazali, memerlukan kekuatan di bidang ilmu syariat terutama di bidang Usuluddin (Tauhid). Kelebihan ilmu tarekat amat banyak. Menurut Imam Al Ghazali di dalam kitabnya Al Munkizu Minad Dhalalah bahwa kelebihan ilmu tarekat itu akan menjadikan seseorang yang menjalaninya mempunyai akhlak yang mulia (zahir dan batin) menepati akhlak nabi. Kata Sheikh Muhammad Al Sulaiman,” Barang siapa yang menjalani ilmu tarekat ia akan mendapat kemenangan di dunia dan di akhirat serta kesudahan matinya dalam kebajikan (Husnul khotimah) “. Ahli-ahli tarekat senantiasa bersifat tawaduk dan menjauhi takabur (ego). Kata Sheikh Syed Muhammad Saman,” Orang yang bersusah-susah dan bersunguh-sungguh menempuh jalan riadhatun nafsi (latihan melawan nafsu) dia akan mencapai darjat yang tinggi di sisi Allah SWT “. Demikian kelebihan-kelebihan batin yang disebut di dalam kitab Sirrus Salikin tentang kelebihan tarekat. Sementara kelebihan zahiriah lainnya adalah yang menjalani ilmu tarekat ia akan mendapat kekuatan ukhwah, mendapat pertolongan Allah dari tentangan musuh, menjadikan dia taat kepada pucuk pimpinan, gigih berjuang dan berkorban dsb. Ini dibuktikan oleh kajian pihak musuh Islam tentang puncak- puncak kekuatan umat Islam dahulu. Pada zahirnya mereka tampak lemah di bidang material tapi susah untuk ditumpas dan dijajah diri, akal dan jiwa mereka. Laurens Of Arabian salah seorang orientalis sedunia, telah membuat kajian-kajian tentang puncak-puncak kekuatan umat Islam dan didapati bahwasanya kekuatan umat Islam adalah kerana di barisan depannya adalah terdiri dari ahlil-ahli Tasauf dan ahli-ahli tarekat. Mereka adalah orang-orang yang paling gigih menentang penjajahan dan menangkis kepura- puraan yang ditaburkan oleh musuh-musuh Islam. Laurens telah membuktikan hujjahnya dengan sejarah, bagaimana gerakan tarekat Idrisiah di Maghribi (Maroko) berhasil dengan gemilang merebut kemerdekaan dari penjajah. Raja-raja kerajaan Osmaniah dan para tentaranya adalah terdiri dari ahli-ahli tarekat. Mereka berkhalwat beberapa hari sebelum keluar berperang. Selain itu pihak orientalis atas arahan pihak kolonial telah menyelidiki juga tarekat-tarekat, antara lain Idrisiah di Libya dan beberapa negara Islam lainnya, termasuk kepulauan Melayu oleh Snouck Hurgronje orientalis Belanda di Indonesia. Hasil kajian dan laporan yang diberikan kepada pemerintah kolonial itulah yang menyebabkan lahirnya kecurigaan terhadap gerakan tarekat dalam Islam. Laurens Of Arabian telah diarahkan supaya menyelidiki ke dalam masyarakat Islam dengan menyamar sebagai ulama dan mendalami ilmu Islam di Mekah dan Mesir (Al Azhar) dan ia telah bertemu dengan ratusan ulama besar yang masyur, memperbincangkan tentang cara untuk membiasakan umat Islam di segi kemajuan dunia seperti kebiasaan barat serta ia menyebarkan faham supaya umat Islam tidak terikat dan tidak fanatik kepada aliran mazhabiah. Pihak penjajah memandang gerakan tarekat berbahaya bagi kekuasaan mereka. Untuk menyekat dan menghapuskannya, Prof. Haji Abu Bakar Acheh dalam bukunya Syariat telah menyampaikan puncak timbulnya ordinan’s guru tahun 1925 di Indonesia. Melalui ordinan’s itu katanya, bagi guru-guru agama yang hendak mengajar agama terutamanya bidang tarekat hendaklah mendaftarkan diri dan mendaftarkan sekaligus kitab-kitab yang hendak diajarkan. Sementara itu di negara-negara Asia Timur, Laurens Of Arabian mengupah seorang ulama yang anti tarekat dan anti mazhab untuk menulis sebuah buku yang menyerang tarekat. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dibiayai oleh pihak orientalis. Akibatnya kerajaan Arab Saudi setelah diambil alih oleh pemimpin yang bermazhab Wahabiah telah mengharamkan Tasauf dan Tarekat. Sedangkan di situlah (Mekah dan Madinah) asal mulanya pusat gerakan tarekat. Aliran faham anti tasauf dan tarekat itu telah menguasai di pusat-pusat pengajian di Timur Tengah dan pusat pengajian di Eropa, sehingga para pelajar termasuk di negara ini yang sekarang telah bergelar ulama mengikuti aliran itu. Selain menggunakan media masa (buku dan majalah) untuk menghapuskan tarekat sufi, pihak musuh Islam juga menggunakan berbagai cara lain, diantaranya mereka menciptakan tarekat sesat (palsu) dan menyelewengkan tarekat yang sebenarnya dengan menyeludupkan ajaran-ajaran mereka ke dalam gerakan tarekat. Ajaran mereka itulah yang mendakwa konon mendapat wahyu, dilantik menjadi nabi, menjadi Nabi Isa, Imam Mahdi dan lain sebagainya. Di antaranya yang jelas kepada kita adalah gerakan Qadiani, Bahai, Ismailiah di India, pimpinan Agha Khan dll. Seorang penulis barat A.J. Quine dalam novelnya The Mahdi menyampaikan tentang bagaimana dua badan dunia mewujudkan Al Mahdi palsu untuk merusak keyakinan umat Islam terhadap Al Mahdi yang sebenarnya yang disebut oleh Rasulullah SAW akan muncul di akhir zaman.Gerakan tarekat sesat (palsu) telah dikembangkan di seluruh dunia dan ini menjadi alasan bagi ulama anti tarekat untuk menguatkan hujjah mereka bahwa tarekat bukanlah ajaran Islam termasuk bertawassul itu suatu perbuatan sirik. Gerakan tarekat sesat tersebut tidak mustahil datang (tersebar) di negara kita sehingga merusak tarekat yang sebenarnya. Akibatnya pihak yang berwenang melakukan penyelidikan atas tarekat sesat tersebut kemudian membuat kesimpulan menyalahkan semua tarekat-tarekat yang ada termasuk tarekat yang haq. Kalau pihak tertentu membuat kesimpulan mendakwa aliran tarekat semuanya sesat, lalu bagaimana kita hendak menghukumkan kepada ulama-ulama terdahulu yang mengasaskan, mengajarkan dan mengamalkan tarekat seperti Al Ghazali (Tarekat Al Ghazaliah), Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani (Tarekat Qadiriah), Abdul Hasan Ali Asysily (Tarekat Syaziliyah), Muhammad Bin Bahaudin Naqsyabandi (Tarekat Naqsyabandiah) dan yang lainnya seperti Rafieyah, Ahmadiyah, Dasuqiyah, Satariyah dan sebanyak lebih dari 40 jenis tarekat ? Kalau terdapat kesilapan dari segi pelaksanaan oleh khalifah atau syeikh tarekat yang kemudian (mutaakhirin) ini, itu adalah disebabkan kelemahan pribadi mereka sebagai manusia. Maka tidaklah sepantasnya diambil kesimpulan mengharamkan tarekat yang haq, sama seperti menuduh pengikutnya juga sesat. Sedang mereka terdiri dari orang-orang yang salih dan para Wali Allah.
Posted on: Wed, 28 Aug 2013 10:23:52 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015