Batik Bakaran , Warisan Majapahit Sempat tenggelam dan hampir - TopicsExpress



          

Batik Bakaran , Warisan Majapahit Sempat tenggelam dan hampir dilupakan, batik bakaran kembali bergairah. Kini, sekitar lebih dari 300 perajin kembali aktif melestarikannya. Motif batik bakaran sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Batik ini memiliki kisah sejarah yang erat dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Awalnya, Penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit dari Kerajaan Majapahit, Nyi Banoewati, menularkan keterampilannya membatik ketika melarikan diri ke daerah Bakaran di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada abad ke-14 Masehi. Sejak saat itu, batik bakaran terus berkembang dan memiliki penerus dari generasi ke generasi. Para perajin penerus Nyi Banoewati ini hingga kini fanatik dengan batik tulis. Mereka hanya membuat batik dengan cara tradisional menggunakan canting. Lembaran kain batik bakaran klasik dengan kekhasan corak warna hitam, putih, dan coklat kini makin diminati dan menjadi sumber penghidupan bagi perajin yang mayoritas kaum perempuan. Salah satu motif batik unik yang hanya bisa dijumpai di Desa Bakaran Wetan dan Desa Bakaran Kulon ini adalah motif gandrung. Motif gandrung berupa garis-garis saling bersilangan ini melambangkan kegandrungan atau kerinduan terhadap kekasih. Corak motif klasik batik bakaran yang terdiri dari warna hitam, putih, dan coklat mencerminkan karakter warga Bakaran. Warga Bakaran, lanjutnya, selalu punya sikap tegas dalam menghadapi persoalan kehidupan. Hal inilah yang tecermin pada corak warna batik bakaran klasik Teknik pembuatan batik bakaran terdiri atas beberapa tahapan, mulai dari nggirah, nyimplong, ngering, nerusi, nembok, medel, nyolet, mbironi, nyogo, dan nglorod. Warna batik bakaran, menjadi berbeda karena menggunakan teknik ngerik. Malam yang menempel di kain harus dikerik dengan pisau agar muncul warna coklat soga. Proses pembuatan batik bakaran ini dilakukan di rumah-rumah warga. Per lembar kain batik membutuhkan waktu pembuatan dari empat hari hingga lebih dari satu bulan. Satu lembar kain batik biasanya dikerjakan 3-4 orang. Kain-kain batik klasik biasanya dibuat selama 40 hari dengan kekhasan motif ”retak atau remek”. Kebanyakan perajin memulai dan mengakhiri proses pembuatan batik klasik yang sangat detail dan abstrak pada hari wage dalam penanggalan Jawa yang dipercaya sebagai hari baik. Harga lembaran kain batik bakaran berkisar Rp 300.000 hingga jutaan rupiah Saat ini, sebanyak 17 motif batik bakaran sudah dipatenkan. Sebagian dari motif yang sudah dipatenkan itu adalah motif blebak kopi, kopi pecah, gringsing, dan limaran. Motif-motif ini terus dikembangkan oleh perajin dengan menciptakan tambahan motif baru yang menyerupai bunga, ikan, air, dan pohon. Sumber: disarikan dari Kompas, 8 Januari 2012
Posted on: Sat, 21 Sep 2013 04:47:03 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015