Hakim MA bilang para dokter arogan berdemo memaksakan kehendak ? - TopicsExpress



          

Hakim MA bilang para dokter arogan berdemo memaksakan kehendak ? Daku jadi bingung, kata tim hukum dari IDI, Dr Ayu dkk sudah dinyatakan bebas murni oleh Pengadilan Tinggi di Manado, harusnya proses hukumnya sudah selesai. Tau tau oleh Jaksa di Kasasi ke MA, masalahnya apakah MA sudah berkoordinasi dulu dengan MKDKI sebelum memutuskan perkara ? PK sudah diajukan semenjak berbulan-bulan yang lalu. Tetapi prosesnya dinilai berbelit-belit sampai sekarang. Makanya pihak IDI dengan mengajukan keberatan, dan minta Ayu dkk diubah menjadi tahanan kota saja bahkan Menkes juga ikut bergerak, tapi dicuekin, akhirnya terpaksa pake jurus pamungkas turun ke jalan supaya mendapat perhatian dari semua pihak yang tersangkut paut didalamnya. Jadi siapa yang arogan ? Pesan yang ingin disampaikan oleh keputusan MA : Dokter adalah manusia biasa yang sama TIDAK KEBAL hukum, jikalau sembrono harus dihukum, dan ini adalah contoh kasus. Pesan yang diterima oleh para dokter : Dokter adalah manusia biasa, jangan bodoh mengambil resiko dalam menolong seseorang yang nyawanya sedang dalam bahaya, not worth it, kalo berhasil paling ucapan terima kasih, kalo kenapa kenapa bisa masuk penjara sia sia, ini adalah contoh kasusnya. Kami menganggap kasus Ayu ini bukan kasus Malpraktek karena doi sudah bekerja sesuai dengan protokol yang ditentukan oleh RS, sedangkan MA menggunakan KUHAP mencari cari celah hukum untuk menjeratnya. So, please deh jangan menggunakan cara berpikir ilmu hukum kedalam ilmu kedokteran. Jika ada pasien gawat darurat : Di dunia hukum, paper works dulu baru tindakan, kalo di dunia kami, bertindak dulu menyelamatkan nyawa, baru paper works, kalo anda yang jadi dokter apa jadinya ? Dokter bukan Tuhan, hanya melakukan yang terbaik bagi pasiennya. Daku sering ditanya pasien, “pasti sembuh nggak nih Dok ?” “Maap, yang bisa kasih sembuh itu Tuhan, daku hanya menolong sebisanya, makanya berdoa ya” “Tapi Ai percaya Dokter itu sama dengan Tuhan !” “Hm, maap, dikau mau minta gretongan yah ? ” wakakakak “Kalo Ai nggak percaya sama Tuhan ?” “Well, kalo nggak sembuh dan mati ntar dikau masuk neraka”..ha.ha.ha.. So, jika ada diantara dikau sekalian yang mengira dokter demo membela koleganya, maka dikau salah besar. Justru para dokter membela kepentingan pasien di masa mendatang, sebab jika dokter sudah bekerja sesuai prosedur masih dipersalahkan, dikemudian hari dokter akan play save saja, dan pasien yang akan dirugikan. Suatu hari nanti dikau mengalami kecelakaan dijalan, kepala bocor dan perdarahan otak, digotong ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri seperti kejadian yang dilakukan oleh anaknya Dhani Ahmad. Jika tidak dioperasi segera pasti isded, kalo dioperasi mungkin hidup mungkin mati, kalo hidup mungkin normal 100 % mungkin juga ada cacat, tak ada orang yang bisa tanda tangan persetujuan Informed Consent. Dikau mau dokter mengoperasi dikau, atau membiarkan dikau isded saja ??? Tentu mau hidup kan ? Tapi apakah dokter BERANI mengoperasi dikau setelah kejadian yang terjadi pada Dr Ayu dkk ? Ntar kalo dikau ternyata hidup tapi ada cacat ntar menuntut lagi kenapa nggak kasih tau dulu resikonya ? Atau setelah dioperasi dikau tetap nggak ketolongan , tau tau keluarga dikau kemudian menuntut gimana ? Jadi mending dokter tunggu saja sampai polisi menemukan keluarga dikau untuk tiba di RS untuk dijelaskan prosedur untung rugi dan resikonya lalu tanda tangan supaya dokter aman ? Walau itu artinya dikau mungkin keburu sudah bertemu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih dan penyayang ? Jika hubungan atas dasar kepercayaan dan itikad baik ini pada akhirnya berubah menjadi hubungan hitam atas putih berdasarkan hukum, Humanity mendapat cobaan yang sangat besar.
Posted on: Sat, 30 Nov 2013 20:38:10 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015