***Hal-Hal Yang Menakutkan Di Alam Kubur*** Melalui pengamatan - TopicsExpress



          

***Hal-Hal Yang Menakutkan Di Alam Kubur*** Melalui pengamatan nas-nas yang shohih dari Al Quran dan sunnah serta di topang oleh pemahaman dan pandangan para ulama dalam memahami nansh-nash tersebut, bahwa manusia menempuh kehidupan empat Alam: alam rahim, alam dunia, alam barzahk (kubur), alam akhirat. Yang mana proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki kekhususan masing-masing, tidak bisa disamakan proses kehidupan dalam setiap alam tersebut dengan kehidupan alam yang lainnya, alam rahim umpamanya mungkin saja bisa diketahui sebahagian proses kehidupan disana melalui peralatan kedokteran yang canggih, tapi di balik itu semua masih banyak keajaiban yang tidak terungkap dengan jalan bagaimanapun, semua itu merupakan rahasia yang sengaja Allah tutup dari ilmu dan pandangan umat manusia. Allah telah menerangkan dalam firmannya yang berbunyi: {وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا} [الإسراء/85] “Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit saja” Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan alam kubur dan alam akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka kecuali pintu keimanan dengan yang ghaib, melalui teropong nas-nas Al Quran dan sunnah. Beriman dengan hal yang ghaib adalah barometer pembeda antara seorang mu’min dengan seorang kafir. Sebagaimana termaktub dalam firman Allah: ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ [البقرة/2، 3] “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib”. Banyak sekali nas-nas dari Al Quran dan sunnah yang mengukuhkan persoalan ini yang tidak mungkin untuk kita urai dalam tulisan yang singkat ini. Keadaan manusia dalam alam kubur Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati Alam kubur. Alam ini disebut pula alam barzakh yang artinya perantara antara alam dunia dengan alam akhirat. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah: حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ [المؤمنون/99، 100] “Apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada Barzakh (pembatas) hingga hari mereka dibangkitkan”. Para ahli tafsir dari ulama salaf sepakat mengatakan: “Barzakh adalah perantara antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah mati dan hari berbangkit[1]“. Dinamakan alam Barzakh dengan alam kubur adalah atas keadaan yang umum terjadi, karena umumnya manusia bila meninggal dunia di kubur dalam tanah. Namun bukan berarti orang yang tidak dikubur telepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar. Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya: عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال (قال رجل لم يعمل خيرا قط فإذا مات فحرقوه واذروا نصفه في البر ونصفه في البحر فوالله لئن قدر الله عليه ليعذبنه عذابا لا يعذبه أحدا من العالمين فأمر الله البحر فجمع ما فيه وأمر البر فجمع ما فيه ثم قال لم فعلت ؟ قال من خشيتك وأنت أعلم فغفر له ) متفق عليه. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “Seorang yang tidak pernah beramal baik sedikitpun berkata kepada keluarganya: apabila ia meninggal maka bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian sebarkan saat terjadi angin kencanng bertiup, sebagian di daratan dan sebagian lagi di lautan. Lalu ia berkata: Demi Allah, Jika Allah mampu untuk menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak diazab dengannya seorangpun dari penduduk alam. Maka Allah memerintahkan kepada lautan dan daratan untuk mengumpulkan debunya yang terdapat dalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah bertanya kepadanya: Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut?[2] Dari kisah yang disebutkan dalam hadits di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut berusaha untuk lari dari azab Allah dengan cara yang menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan kekuasaan Allah. Bila seandainya ada seseorang mau melakukan tipuan terhadap Allah agar ia terlepas dari azab kubur, sesungguhnya kekuasan jauh lebih kuat daripada tipuanya. Pada hakikatnya yang ditipunya adalah dirinya sendiri. Di alam kubur manusia akan mengalami kehidupan sampai teropet sangkakal ditiup oleh malaikat Isrofil. Di sana ada yang bersukacita dan ada pula yang berdukacita, ada yang bahagia dan ada pula yang menderita. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Baraa’ bin ‘Azib Radhiallahu ‘anhu. Ia berkata: “Ketika kami menghadiri penguburan jenazah di perkuburan Baqi’ Al Gharqad Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam mendatangi kami lau beliau dudk maka kamipun duduk di sekeliling beliau, bagaikan di atas kepala kami hingap burung (gambaran akan ketenangan sahabat). Orang tersebut sedang dibikinkan lahat. Lalu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam mengucapkan “Aku berlindung dengan Allah dari aza kubur” sebanyak tiga kali. Kemudia beliau berkta: Sesungguhnya seorang hamba apabila akan menemui kehidupan akhirat dan akan berpisah dengan kehidupan dunia. Maka para malaikat turun mendatanginya, wajah mereka bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan minyak harum dari surga. Para malaikat tersebut duduk dengan jarak sejauh mata memandang. Kemudian malaikat Maut mendatanginya dan duduk dekat kepalanya seraya berkata: Wahai jiwa yang baik keluar kepada keampunan dan keredhaan Allah. Maka keluarlah ruh tersebut bagaikan mengalirnya air dari mulut cerek. Maka malaikat Maut mengambilnya. Bila telah diambilnya, ia tidak membiarkan ditanganya walau sekejab mata hingga para malaikat (yang membawa kafan dan minyak harum) mengabilnya. Lalu mereka bungkus ruhnya dengan kafan dan minyak harum tersebut. Maka keluar darinya aroma bagaikan aroma minyak kasturi yang paling harum di muka bumi. Maka mereka membawa ruh tersebut naik (ke langit). Setiap mereka melewati malaikat-malaikat mereka bertanya: Siapa harumnya yang mewangi ini? Maka menyebutnya dengan namanya dengan panggilan yang paling baik waktu di dunia. Sampai naik kelangit, lalu mereka meminta dikukan pintu langit, maka lalu dibuka untuknya. Maka malaikat penghuni setiap langit mengiringinya sampai pada langit berikutnya. Sampai mereka berakhir pada langit yang Allah berada disana. Maka Allah berkata: Tulislah kitab hamba-Ku pada ‘Illiyyin (tempat yang tinggi) dan kembalikan ia kebumi, sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari bumi kemudian padanya mereka dikembalikan dan darinya mereka akan dibangkitkan kelak. Maka ruhnya dikembalikan kepada jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua malaikat, keduanya menyuruhnya untuk duduk dan keduanya bertanya kepadanya: Saiap tuhanmu? Maka ia menjawab tuhanku adalah Allah. Apa agamamu? Maka ia menjawab agamaku Islam. Siapa orang ini yang diutus kepadamu? Ia menjawab: ia adalah Rasulullah. Apa ilmumu? Ia menjawab: aku membaca kitab Allah dan aku beriman dengannya. Lalu di serukan dari langit: sungguh benar hambauku. Maka bentangkanlah untuknya tikar dari surga. Dan bukakan untuknya pintu surga. Maka datanglah kepadanya keharuman surga dan dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Maka datang kepadanya orang yang berwajah tanpan, berpakaian yang bagus dan harum mewangi. Ia (orang berwajah tanpan) berkata: bergembiralah dengan hal yang menyenangkanmu, inilah hari yang dijanjikan untukmu. Maka ia (mayat) bertanya: siapa anda, wajahmu yang membawa kebaikan? Maka ia menjawab: aku adalah amalmu yang sholeh. Maka sang mayat berkata: Ya Allah cepatkanlah kiamat, agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku. Dan bila seorang kafir berpidah dari dunia dan menuju kealam akhirat. Maka para malaikat turun dari langit kepadanya dengan wajah yang hitam. Mereka membawa kain ketan yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari mayat sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat Maut dudk di dekat kepalanya. Ia berkata: Wahai jiwa yang kotor keluarlah kepada azab kemarahan Allah. Maka ruhnya menyebar pada tubuhnya, maka malaikat Maut mencabut ruhny dengan kuat seperti mencaput sisr bese dari ijuk yang basah. Bila telah diambilnya ia tidak membiarkannya sekejab mata di tangannya, sampai para malikat (ruh) meletakkanya pada kain ketan yang kasar tersebut. Lalu ia mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Kemudian meraka para malaikat tersebut membawa naik, tiada malaikat yang mereka lewati kecuali bekata: Bau apa yang sangat keji ini? Maka ia dipanggil dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. Sehingga arwahnya sampai pada langi dunia lalu malaikat meminta pintunya dibuka, maka tidak izinkan untuk dibuka untuknya. Kemudia Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam membaca firman Allah: { لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ} [الأعراف/40] “Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta masuk kedalam lubang penjahit”. Kemudian Allah berkata: “Tulislah catatan amalnya di Sijjin pada lapisan bumi yang paling bawah”. Maka ruhnya dilemparkan jauh-jauh. Kemudian Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam membaca ayat: وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ [الحج/31] “Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh”. Lalu ruhnya dikembalikan kepada jasadnya, dan datang kepadanya dua orang malaikat lalu menyuruhnya dudk. Lalu kedua malaikat itu berkata: siapa tuhanmu? Maka ia menjawab: ha ha, aku tidak tau. Lalu keduanya berkata lagi: siapakah orang ini yang diutus kepadamu? Ia menjawab lagi: ha ha, aku tidak tau. Maka seseorang menyeru dari langit: sungguh ia telah berdusta. Maka bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pinti neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang-tulang rusuknya saling bedempet. Kemudian dating kepadanya seorang yang bewajah jelek, berpakaian jelek, berbau busuk. Lalu orang tersebut berkata: berbahagialah dengan apa yang mennyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu. Lalu ia (mayat) bertanya: siapa engkau yang bewajah jelek? Ia menjawab: aku adalah amalanmu yang keji. Lau simayat berkata: Tuhanku janganlah engkau datangkan kiamat”[3]. Jika seorang muslim mau merenungkan sejenak bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti di alam kubur. Niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa. Bayangkan bagaimana ketika kita berada dalam sebuah lubang yang sempit dan gelab, tidak ada cahaya sedikitpun. Betapa suasana gelap mencekam menimbulkan rasa takut yang dalam, napas terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus, lapar, panas, mau berteriak tidak seorangpun yang mendengar. Akan tetapi alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap. Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang yang beramal sholeh waktu di dunia ia akan lulus dalam menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari surga, ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah tampan. Kemudian senantiasa mencium bau harum hembusan angin surga. Adapun orang yang hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat apalagi melakukan perbuatan syirik. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas haparan tikar dari api neraka, di temani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk. Kemudian senantiasa mencium bau busuk hembusan panas api neraka. Bahkan setiap manusia akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya saat di alam kubur pada waktu pagi dan sore. Hal ini disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya: «إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ يُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ » (رواه مسلم من حديث ابن عمر رضي الله عنه). “Apabila seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Jika ia dari penghuni surga maka diperlihatkan tempatnya di surga. Dan jika ia dari penghuni neraka maka diperlihatkan tempatnya di neraka. Kemudian dikatakan kepadanya: inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada hari kiamat”. Dinatara hikmah diperlihatkannya tempat seseorang di akhirat kelak ketika diwaktu alam kubur adalah agar semakin menimbulkan rasa syukur dalam diri orang yang beramal sholeh. Ini adalah salah satu bentuk nikmat yang dirasakannya dalam alam kubur. Adapun bagi orang berbuat dosa akan semakin menambah rasa kekecewaan dan penyesalan dalam dirinya. Ini adalah salah satu bentuk azab yang dialaminya dalam alam kubur. Hal ini disebutkan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya: ((لا يدخل أحد الجنة إلا أري مقعده من النار لو أساء ليزداد شكرا ولا يدخل النار أحد إلا أري مقعده من الجنة لو أحسن ليكون عليه حسرة )). رواه البخاري من حديث أبي هريرة رضي الله عنه. “Tidak seorang pun masuk kedalam surga kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di neraka jika seandainya ia berbuat jelek. Agar bertambah rasa syukurnya. Dan tidaklah seorang pun masuk kedalam neraka kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga seandainya ia berbuat baik. Agar semakin bertambah atasnya rasa penyesalan”. Dalam riwayat lain disebutkan: « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ في قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ ». قَالَ « يَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ في هَذَا الرَّجُلِ ». قَالَ « فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ». قَالَ « فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ ». قَالَ نبي اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ». قَالَ قَتَادَةُ وَذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ في قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا وَيُمْلأُ عَلَيْهِ خَضِرًا إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ. (رواه مسلم من حديث أنس بم مالك رضي الله عنه). “Apabila seorang hamba diletakkan di kuburnya, dan kerabatnya pergi meninggalkannya. Sesungguhnya ia mendengar derap sandal mereka. Datanglah kepadanya dua orang malaikat lalu menyuruhnya duduk. Lalu keduanya berkata: apa perkataanmu tentang orang ini? Adapun orang mukmin akan menjawab: aku bersaksi ia adalah hamba Allah dan utusannya. Lalu dikatakan kepadanya: lihatlah tempatmu di neraka sungguh Allah telah menukarnya dengan tempat di surga, maka ia melihat keduanya. berkata Qotadah: disebutkan kepada kami bahwa kuburnya di luaskan tujuh puluh hasta, yang dipenuhi oleh tubuhan hijau sampai hari mereka dibangkit”. Masalah siksa kubur disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem Dan kalau kita merujuk kepada literatur yang original dari para ulama, kita akan menemukan bahwa ternyata masalah siksa kubur itu jelas dan tegas disebutkan di dalam Quran. Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.(QS. Ibrahim: 27). Dari Al-Barra’ bin Azib bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika seorang mukmin didudukkan di dalam kuburnya, datanglah seseorang. Kemudian bersyahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, maka itulah yang dimaksud dengan ‘Allah SWT meneguhkan orang beriman dengan ucapan yang teguh’. (HR Bukhari) Kalau kita buka kitab Shahih Muslim, hadits nomor 2871, ada hadits nabawi yang menjelaskan bahwa ayat ini terkait dengan pertanyaan malaikat di dalam kubur. Hadits itu adalah hadits yang shahih, dishahihkan oleh dua begawan ahli hadits, dan diamini oleh pakar hadits lainnya. Silahkan cek di dalam kitab-kitab hadits lainnya. Misalnya kitab Sunan Abi Daud no 4750, Sunan Ibnu Majah np 4269, Musnad Imam Ahmad no. 18575, dan Sunan At-Tirmizy no. 3120. An-Nasai dalam kitab Al-Mujtaba jilid 4 halaman 101 juga dalam sunan Al-Kubra, meriwayatkan dari Al-Barra’ menyebutkan bahwa ayat ini turun terkait dengan adanya siksa kubur. Ayat Lainnya Dan masih banyak ayat Quran lainnya yang menyebutkan keberadaan adzab kubur. Misalnya …Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.(QS. At-Taubah: 101) Di ayat ini teramat jelas bahwa Allah SWT menyiksa orang zalim itu dua kali, yaitu pada alam kubur dalam kematiannya yaitu setelah nyawa dicabut hingga menjelang hari kiamat. Dan berikutnya adalah siksaan setelah hari kiamat yaitu di neraka. Demikian juga yang Allah SWT lakukan kepada Fir’aun yang zalim, sombong dan menjadikan dirinya tuhan selain Allah SWT. Allah SWT mengazabnya dua kali, yaitu di alam kuburnya dan di akhirat nanti. Di alam kuburnya dengan dinampakkan kepadanya neraka pada pagi dan petang. Ini merupakan siksaan sebelum dia benar-benar dijebloskan ke dalamnya dan terjadinya pada alam kuburnya. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat., “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS. Al-Mu’min: 46) Ayat ini lalu dikuatkan juga dengan ayat lainnya yang juga menyebutkan ada dua kali kematian, yaitu kematian dari hidup di dunia ini dan kematian setelah alam kubur. Mereka menjawab, “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan untuk keluar?“(QS. Al-Mu’min: 11) Siksa Kubur Dikuatkan Oleh Hadits-hadits Shahih Selain ayat Quran di atas, urusan keberadaan siksa kubur ini juga dikuatkan oleh banyak hadits shahih lainnya. Misalnya hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda, ”…Lalu ruh jahat itu dikembalikan ke dalam jasadnya dan dua malaikat mendatanginya seraya bertanya, ”Siapakah rabb-mu? Orang itu menjawab, ”hah..hah..aku tidak tahu”. Malaikat itu bertanya lagi, ”Siapakah manusia yang diutus kepada kalian?”. “hah..hah..aku tidak kenal”, jawabnya. Lalu diserukan suara dari langit bahwa dia telah mendustakan hamb-Ku. Maka dekatlah dengan neraka dan dibukakan pintu neraka hingga panas dan racunnya sampai kepadanya. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulang-tulang iganya saling bersilangan. Dan didatangkan kepadanya seorang yang wajahnya buruk, pakaiannya buruk dan baunya busuk dan berkata kepadanya, ”Berbahagialah dengan amal jahatmu. Ini adalah hari yang kamu pernah diingatkan. Dia bertanya, ”siapakah kamu, wajahmu adalah wajah orang yang membawa kejahatan?” “Aku adalah amalmu yang buruk”. “Ya Tuhan, jangan kiamat dulu”.(HR Ahmad dalam musnadnya 4/287 hadits no. 4753 dan Abu Daud 4/239 hadits no. 18557 – hadits Shahih).
Posted on: Tue, 19 Nov 2013 22:15:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015