LEBIH hebat manakah tafakur dibandingkan dengan tadzakur? Dan, apakah keduanya bisa dipisahkan dalam prakteknya, ataukah harus dilakukan secara simultan? Pembahasan dari sisi kecerdasan otak sungguh menakjubkan. Bahwa ternyata, kecepatan proses informasi saat bertadzakur adalah ribuan kali lipat dibandingkan tafakur. Tafakur adalah berpikir secara logis-rasional berdasar analisa saintifik. Mekanismenya berlangsung secara berurutan atau linier, dengan kaidah-kaidah yang sudah dibakukan oleh sains. Oleh karena itu, mekanisme tafakur berjalan sangat lambat dibandingkan tadzakur. Dalam satu detik, mekanisme tafakur hanya bisa memproses data tidak lebih dari 10 bit di dalam otak kita. Sedangkan mekanisme tadzakur bisa memproses 2 juta bit. Alias, 200 ribu kali lipat lebih cepat..! Yang demikian ini ada kaitannya dengan sifat-sifat tafakur yang memang terbatas. Misalnya, memiliki fokus yang sempit dan bersifat konvergen atau memusat. Berbeda dengan tadzakur yang bersifat divergen alias menyebar tidak terbatas. Karena itu, yang disebut khusyu’ saat shalat, berdoa atau berdzikir, sebenarnya bukanlah berpikir fokus seperti ‘kaca mata kuda’ yang mengarah ke satu titik di atas sajadah, misalnya. Melainkan, justru merasakan situasi dan kondisi di sekitarnya dengan penuh kesadaran. Sehingga, tidak heran, saat shalat pun Rasulullah bisa membukakan pintu di sampingnya, ataupun mengendong cucunya.
Posted on: Thu, 26 Sep 2013 03:41:29 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015