Menengadah Keatas, Merenungi Ozon Yang Tak Tampak oleh : Taufik - TopicsExpress



          

Menengadah Keatas, Merenungi Ozon Yang Tak Tampak oleh : Taufik Ismail (1989) Langit masih biru di atas halaman dan kampungku Awan dengan beberapa juta jemarinya, saling berpegangan bergugus-gugusan Mereka bergerak perlahan bagaikan enggan Masih adakah angin yang bertugas dalam keindahan Aku tidak mendengar lagi suara unggas dan siamang Seperti di desaku Baruh, di masa kanakku Kini yang beringsut adalah gemuruh kendaraan Menderu di jalanan kota besar Menderu di jalanan kota sedang Menderu di jalanan kota kecil Semua berkejaran dalam jalur nafkah dunia Semua menanam mesin dan menabur industri Semua memburu panen angka-angka Bergumam dan menderam dalam paduan suara Kemudian selesma, bersin lalu terbatuk-batuk Punggungmu jadi terbungkuk-bungkuk Siapa yang akan mengurutmu di bagian tengkuk Danau yang menyimpan warna biru kenapa engkau jadi kelam dan hijau Sungai yang meluncurkan air berkilau Kenapa engkau keruh, suaramu sengau Hutan yang menutup daratan, perbukitan dan gunung kudengar tangismu dipanggang nyala api seraya kesakitan engkau melahirkan luasan gurun pasir kering kerontang Mereka menggergaji dua lubang raksasa di atas sana Terdengarkah olehmu gemeretak suaranya Pasukan klor yang garang membantai lapisan ozon Dan lewat sobekan-sobekannya menerjuni kawah stratosfer menganga Meluncur-luncurlah gerimis sinar ultra ungu Menusuki kulit bumi Menusuki daun-daunan Menusuki kulit kita dan mengukir rajah kanker dengan tinta ultra ungu Dan makin panaslah kulit bumi Engkau akan jadi penghuni padang pasir Aku akan mengukur bentangan kersik membara Di atas unggun ini Akan kita kemanakan anak-cucu kita Bongkahan es di kedua kutub, utara selatan Dikabarkan meleleh perlahan-lahan Menggenangi kota-kota pelabuhan Di atas unggun, dikepung pasang lautan Akan kita kemanakan anak-cucu kita Mereka bertanya Masih adakah angin yang bertugas dalam keindahan Engkau terpaksalah berkata Ada memang getar sejuta senar gitar Tapi kini nyanyian lagu radiasi Yang melelehkan air mata terlambat sekali Jatuh membasahi catatan-catatan keserakahan Ketika semua menanam mesin dan menabur industri Ketika semua memburu panen angka-angka Berkejaran dalam jalur nafkah dunia Lalai membaca isyarat-isyarat demikian jelasnya Dari Pemilik Semesta yang menitipkan ciptaanNya Pada kita semua.
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 09:09:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015