Monday, June 10th 2013 *** “Everything is fate.” When you said - TopicsExpress



          

Monday, June 10th 2013 *** “Everything is fate.” When you said that, it painfully made me cry Are you really okay? Just looking at you is painful *** To: Maknae’Evil Cho Kyuhyun Fr: His Bunny, Ming Kyu? Kau dengar aku, kan? Setidaknya kalau kau merasakan aku menulis ini, kuharap kau tengah tersenyum. Entahlah aku mesti memulainya dari mana lagi, begitu banyak yang ingin kusuratkan padamu. Apa kau punya cukup waktu untukku, sebentar saja…meski aku tahu pasti ocehanku akan sangat membosankan di telingamu. Atau bisa jadi malah malas mendengarnya, tapi kumohon untuk kali ini saja, perhatikan aku, ya? Bolehkah aku menulisnya? Ini, walau bahkan takkan kau baca lagi, aku ingin menulisnya sepanjang yang kubisa. Sampai jariku gemetar karena sudah tak kuat mengetik, aku berhenti. Aku janji ini yang terakhir… Ya, ini menfess terakhir sebelum aku benar-benar stuck di kehidupan real-ku. Hingga kau kembali nanti. Jangan menangis. Aku sudah mati-matian menahannya. Sebelum bajumu basah oleh airmata itu, tolong tahan dulu. Aku tak mau kau menjadi lemah—biarpun nyatanya kadang kau memasang ekspresi sendu. Ah, aku jadi ingat lagi, kan. *** I hope your pain is just a dream The world is not before your eyes You are trapped in a dark time *** Aku mencintaimu. Kupikir aku ingin tertawa sekarang. Yang keras kalau bisa. Entahlah, mengingatmu ataupun tak sengaja ada hal yang menyenggol impuls sarafku untuk tergetar karenamu, satu hal yang sungguh aku masih pusingkan hingga saat ini. Mengapa aku mencintaimu? Kau tahu, bahkan temanku ada yang bilang bahwa sampai kapan itu kepalaku botak sebab mencari jawabnya, yang jelas jawabannya tak pernah akan bisa kita tahu. Baik itu kau, atau diriku. Ya, mudah untuk mengaku cinta tapi yang sukar adalah mencari alasannya. Silahkan tertawa sepuasnya, aku takkan marah padamu. Malah hingga kau terpingkal dan tersedak oleh gurauanmu sendiri, aku tetap bergeming. Mencintaimu. *** Even if it’s exhausting and hard Even if one step, two steps, take a long time I hope each of your scars heal *** Awalnya aku menganggap ini hanya perasaan lalu, tak lebih dari sekedar iseng. Tapi apakah ini karma? Dulu aku sering menolak pernyataan cinta dari orang begitu saja. Tanpa memikirkan bagaimana perasaan mereka, tapi apa itu salahku? Aku belum paham akan maksud kata mencinta waktu itu…salahkan diriku yang lugu—atau bodoh? Lupakanlah. Nanti kelamaan juga aku akan terbiasa, bukan? Kau…tak bermaksud mempermainkanku, kan? Haha, tentu. Aku percaya kau namja yang baik. Kau mencintaiku juga. *** Yes, smile like that Just like that right now I will always be by your side I’ve gotten to know love for the first time I will protect you, I won’t let you go I love you *** Tahukah kau…besok tanggal berapa? Yup, 11 Juni. Kau ingat hari apa? Hei, jangan bilang kau melupakannya, ok. Aku akan sangat kecewa kalau mendengar kau melupakannya. Happy 2nd (failed) anniversary. Aku mengucapkannya lebih dulu, mumpung aku masih disini. Yeay! Dua bulan yang panjang…kurasa waktu yang cukup lama, betul? Berawal dari 1 April yang indah. Ya, terhitung dari tanggal itu aku menjadi secret admirer-mu hingga seperti ini, bahkan aku tak menyangka. Hehe, kekasih mayaku… Ingatkah kau pada semua yang kita lakukan di masa lalu? Waktu itu diriku dan kau terkesan canggung, kau bahkan menyapaku dengan sebutan kakak. Wkwk. Menfess. Katakanlah itu yang membawaku menemui takdirku, yaitu kau. Yup, mungkin sudah ada puluhan menfess buatmu tersembunyi di pesan untuk page menfess. Masih ingat detil tanggalnya? Aku masih! 4 April, aku mengirimimu menfess untuk pertama kali, dan aku tahu bahasanya masih cimit-cimit. Wkwk. Lalu tanggal 6 April…aku menge-tag namamu di statusku, kubilang itu aku, orang yang suka mengirim menfess. Duh, malu kalau mengingatnya. Kuharap tak ada yang akan berubah, kini dan esok. Bagaimana kalau kuminta hadiah anniv-nya nanti? Jangan lupa, aku mau boneka kelinci besar yang warnanya biru! *** You say that even your tears have dried So it doesn’t hurt anymore I want to return to you I hope all your sadness disappears *** Aku menunggumu. Apapun yang terjadi di kedepannya, biarlah itu urusan belakangan, karena yang kuingin sekarang adalah setia padamu. Setia pada hatiku juga, sebab aku pantang mengubah janji pada diri sendiri. Kau yang memulai…maka harus kau yang akhiri. Kata orang, aku ini terlalu sedeng bagi mereka. Jujur aku tersinggung, aku agak marah ketika mereka dengan terang-terangan mengungkapkannya di depanku. Meski tak jarang juga dukungan positif dari satu-dua yang mencuri dengar kisah antara aku denganmu. Itu yang membuatku kembali tersenyum! Cukup aku yakin pada apa yang jadi pilihanku saat ini. Dan itu kau. Dan aku yakin, seyakin-yakinnya. Aku tahu mungkin aku terdengar konyol sejak pertama kali mengenalmu. Menjadi dekat denganmu justru semakin membuat fantasiku meruwet. Hei, aku menyukai bocah yang bahkan umurnya tak lebih di atasku. Duh! *** I belong for you so much that I can’t take it I miss you again and again My love, my painful love *** Ah, sudah cukup basa-basinya. Hahaha. Sekarang aku mau cerita tentang semuanya… Aku sudah leave RP, akunnya sudah ku-deactivated hari Sabtu kemarin. Aku tak punya akun lain selain itu dan PA-ku sendiri. Dan mengenai PA-ku…aku juga sudah melelangnya pada orang buat dirombak jadi RP. Mudah-mudahan bisa dipercaya, sih. Apa? Baiklah, baiklah. Akun itu memang punya banyak kenangan, kau tahu? Itu kubuat ketika aku kelas 3 SMP. Ketika pertama kalinya aku tahu tentang cinta, dan pacar-pacaran, tapi soal fesbuknya sih aku sudah kenal dari kelas 1. Heh, dulu aku ini memang katro. E-mail dan kata sandinya ada hubungannya dengan laki-laki. Cinta pertamaku—yang yah, ini miris tapi memang betul, ia mengkhianatiku dengan sahabatku sendiri. Wkwk. Aku membuatnya karena ingin mengenangnya. Kapan-kapan kuberitahu detilnya, deh. Kau jangan marah dulu…aku leave bukan tanpa alasan, ih. Sebenarnya berat juga…aku masih diharapkan—sepertinya. Maaf aku melanggar pesanmu untuk jangan pernah leave apapun yang terjadi. Maaf sekali… Aku tak bisa. Sehabis liburan sekolah dua minggu ini kan aku sudah duduk di tingkat tiga, nah, aku takut kalau-kalau tidak disiapkan dari sekarang nanti aku tidak lulus bagaimana? Err, membayangkannya saja aku takut. Mau ditaruh mana mukaku, hah? Kau sih senang-senang saja karena itu maumu. Kau bilang aku jangan lulus cepat-cepat biar nanti kita memulai kuliah di semester yang sama. Bodoh. *** While I live, I will protect you I won’t let go of your small hands Someday, we will smile again like it’s a miracle *** Kau tahu? Tulisanku di fandom itu direspon, loh. Wkwk. Kau harus membaca ceritaku juga. Itu kubuat untukmu. Hehe. Mulai sekarang aku akan lebih berusaha mengasah hobiku itu, aku minta dukungannya! Jangan lupa makan, perhatikan jam tidurmu juga. Jangan sampai menyesal seperti aku… Aku punya insomnia, kau sudah tahu tapi…bagaimana tidak, tiap kita berkirim pesan aku pasti akan selalu tertidur lebih lama setelahmu. Ck, kau memang payah. Laki-laki tapi tak kuat terjaga sedikit lebih lama dari jam tidur perempuan. Jam sembilan, apa-apaan itu. Tapi aku patut bersyukur, setidaknya kau masih sehat. Hei, aku sudah bilang, belum? Bulan ini aku sibuk. Wkwk. Penerimaan murid baru, itu artinya jadwalku bakal tambah padat. Sok sibuk, hehe. Biarlah. Bulan ini juga…kau diterima di Sekolah Tingkat Atas, kan. Dasar hoobae. Nanti jangan bandel pada kakak kelasmu, mengerti? Katamu kau mendaftar ke SMA, dengan bilang kalau alasan sampingannya di SMA itu banyak murid yeoja. Ugh, sial. Maksudnya apa coba…kalau kau ingin memanasiku supaya aku cemburu, aku sudah. Puas kau? Sepertinya perutku bereaksi lagi. Memang manja. Wkwk. Tak bisa lebih lama…hmm, katanya sih dalamannya lecet. Entahlah. *** Yes, that day will definitely come I will wait until then I will erase your tears *** Hei…kau sadar tidak? Tentang ituuu…ya, selisih kita yang serba dua! Kebetulan atau memang…takdir? Hahaha, aku tahu kau sudah malas kalau aku membahas tentang takdir-takdiran. Tinggi kita, beda 2 centi (tinggi tentu saja kau). Berat kita, beda 2 kilo (lebih berat aku). Dan umur, 2 tahun pula (lebih awet umurmu ==”). Menurutmu, apa itu cuma kebetulan? Ng, baik-baik di ‘tempat orang’. Sekolah yang benar, supaya pintar jadi kau cepat lulus. Jangan buat masalah apapun. Aku menyayangimu, aku tak ingin kau jadi anak bandel! Hmm…apa lagi, ya. Kurasa sudah, itu saja curhatanku. Kau mengerti intinya, kan? Aku tak peduli bahkan biar aku mesti kehilangan kontak denganmu selama itu. 3 tahun itu kan sebentar, kkk. Kau memang sengaja bersikap dingin padaku, ya? Terakhir pesanku bahkan tak kau balas. Tiba-tiba aku tahunya kau pergi begitu saja... Yah, pokoknya cepat kembali dan beri aku kejelasan tentang statusku. Kuharap kau bukan PHP, sih. Wkwk. Kau bilang kau tak akan pernah punya yeoja selama sekolah SMA nanti, kan? Baik, aku disini juga akan menolak semuanya. Jahat? Biar, ah, aku kan sukanya kau! Kau tahu lagu ini tidak? Ini To Angel-nya Davichi, nanti kalau kita punya waktu bertelepon ria, aku pasti menyanyikannya langsung untukmu. Aku janji! J-A-N-J-I. Janji. Tiga tahun terhitung dari sekarang kau akan kembali, menemuiku. Dan kita akan mengulang masa-masa indah dulu di RPW. Wkwk. Janji? :’) *** Yes, smile like that Just like that right now I will always be by your side I’ve gotten to know love for the first time I will protect you, I won’t let you go I love you *** salak
Posted on: Mon, 10 Jun 2013 12:38:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015