PENEMUAN koin emas yang disebut-sebut mencapai ribuan keping di aliran Krueng Doy, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Senin (11/11), memunculkan beragam cerita, komentar, prediksi, bahkan spekulasi. Meski fakta sejarah, seperti disampaikan arkeolog Dr Husaini Ibrahim MA, bahwa lokasi itu merupakan bekas pusat industri perbengkelan dan percetakan uang kerajaan Aceh masa lalu, namun temuan harta terpendam ini tetap saja memunculkan beragam prediksi, terutama terkait sebab-musabab kemunculannya. Di antara prediksi itu diungkap kolektor naskah kuno Aceh, Tarmizi A Hamid. Pria yang mengoleksi lebih dari 400-an kitab kuno Aceh ini memperkirakan, kemunculan harta kuno secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang cukup banyak, memiliki hubungan erat dengan kondisi masyarakat Aceh akhir-akhir ini. Meski mengakui bahwa temuan harta kuno di wilayah Gampong Pande atau wilayah Kecamatan Kutaraja saat ini, bukanlah sesuatu yang aneh, namun kemunculan secara tiba-tiba harta kuno dalam jumlah cukup banyak ini tetap saja menimbulkan banyak tanda tanya. “Penemuan barang kuno di wilayah Gampong Pande memang bukan hal yang aneh, tapi seingat saya temuan koin emas kemarin adalah yang terbesar. Ini tentu menimbulkan tanda tanya, apalagi lokasi penemuan itu juga bukan kawasan yang sepi, karena setiap hari dijelajahi oleh para pencari tiram,” ujarnya. Fakta lainnya, setelah tsunami menerjang sembilan tahun lalu, kawasan Kutaraja, termasuk aliran Krueng Doy, sudah pernah dibersihkan dengan alat berat. “Setelah dibersihkan pascatsunami, selama delapan tahun lebih pencari tiram menyusuri sungai tersebut, tentu jadi aneh ketika tiba-tiba warga menemukan satu peti penuh berisi koin emas,” urai Tarmizi. Merujuk kepada ulasan pada beberapa kitab kuno miliknya, Tarmizi mengatakan, koin emas yang ditemukan di Krueng Doy, Senin lalu, hanyalah sedikit dari harta Kerajaan Aceh yang terpendam di dalam perut bumi Aceh. “Bisa jadi kemunculan koin emas ini suatu isyarat ataupun tanda Kerajaan Islam Aceh dulu sangat megah. Karena, jika sebuah negara memakai mata uang emas, maka tentu itu melambangkan sebuah negara yang makmur dan kaya raya,” ujar Tarmizi. “Tapi kemunculan tiba-tiba koin emas dalam jumlah cukup banyak ini tetap saja menimbulkan keanehan. Memang ada mitos yang menyebutkan bahwa barang-barang perhiasan jika dipendam di dalam tanah dalam waktu yang lama akan ditunggui oleh makhluk halus dan suatu ketika dapat muncul secara tiba-tiba. Tapi sekali lagi, itu adalah mitos yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” tukas Tarmizi. Kisah Bani Israil Terkait hal ini, Zul Anshary, alumni Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo yang dimintai pendapatnya mengatakan, temuan harta terpendam seperti ini termaktub dalam Alquran dan hadis. Dalam Alquran, kisah ini termuat dalam Surah Albaqarah ayat 102 yang menceritakan tentang Bani Israil yang mempelajari ilmu sihir dari kitab-kitab sihir milik dukun dan peramal yang disita dan dikuburkan oleh Nabi Sulaiman di bawah singgasananya. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, kata Zul Anshary, diterangkan bahwa keberadaan kitab-kitab sihir itu diinformasikan oleh setan kepada Bani Israil setelah wafatnya Nabi Sulaiman dan para pengikutnya yang saleh. “Penemuan kitab-kitab sihir ini, ditambah hasutan setan, kemudian membuat Bani Israil menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Sulaiman,” kata Direktur Dayah Baitul Arqam Sibreh ini, mengutip tafsir ayat dimaksud. Sementara penyebutan harta terpendam dalam hadis Rasulullah saw termaktub dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Terjemahan hadis dimaksud berbunyi: Zakat rikaz (harta karun) seperlima (20%). Namun, mengenai sebab-musabab kemunculan harta terpendam ini secara tiba-tiba dari perut bumi Aceh, Zul Anshary enggan mengomentarinya. “Saya tidak dalam kapasitas mengomentarinya, karena itu masuk wilayah kajian mitologi yang jika salah memahami bisa membawa kepada kemusyrikan dan kekufuran,” ujarnya. Wallahu ‘alam. (nal)
Posted on: Wed, 13 Nov 2013 17:41:55 +0000