Pemerintah Jepang Mengapresiasi Kinerja TKI Perawat Jakarta, - TopicsExpress



          

Pemerintah Jepang Mengapresiasi Kinerja TKI Perawat Jakarta, BNP2TKI, Kamis (04/07) - Pemerintah Jepang mengapresiasi kinerja para TKI perawat pasien di rumah sakit (nurse) maupun TKI perawat lanjut usia (careworker) yang bekerja di negaranya. Para TKI perawat itu dinilai sangat positif, yakni : tekun, ulet, semangat bekerja, ramah, luwes, dan pintar. Demikian disampaikan Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro di Jakarta pada Kamis (04/07/2013) seusai berkunjung ke Jepang. "Pemerintah Jepang senang sekali dan berterima kasih, karena TKI perawat - baik nurse maupun careworker - yang bekerja di negaranya telah banyak membantu dan memberikan perawatan terhadap warga masyarakat Jepang," kata Agusdin. Pada Selasa lalu (25/06/2013) Agusdin Subiantoro bertolak ke Jepang mendampingi 155 TKI perawat - terdiri dari 48 TKI perawat pasien di rumah sakit (nurse) dan 107 untuk perawat lanjut usia (careworker) - yang akan bekerja di negeri Sakura itu. Agusdin Subiantoro didampingi Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah Haposan Saragih, Kasubdit Kerjasama Antarinstansi Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah Yeni Agus Winoto, dan Kasubdit Pelaksanaan Penempatan G to G Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah Ismain. Agusdin mengatakan, penanganan orangtua usia lanjut pada Panti Jompo di Jepang tidak semata-mata permasalahan kesehatan tetapi lebih banyak pada masalah sosial dan psikis. Sehingga sangat tepat bila Jepang memanfaatkan jasa TKI. Karena TKI kita dikenal tidak sekadar memiliki kemampuan keterampilan kerja (skill), tetapi juga memiliki kelebihan lain seperti sopan-santun, keramahan, keuletan, memiliki semangat kerja dan latar belakang agama yang tinggi, sehingga didalam merawat orangtua jompo diperlakukan sebagaimana merawat orangtua dan keluarganya sendiri. "Inilah kelebihan yang dimiliki TKI kita dibanding tenaga kerja dari negara-negara lain," kata Agusdin. Ia menambahkan, semisal saat mendampingi 155 TKI perawat pada Selasa lalu, setibanya di Jepang rombongan TKI perawat kita diterima dengan antusias serta disambut langsung oleh Presiden HIDA (Human Resources and Industry Development Association) Kazuo Kaneka, Managing Director Learners Support Dept Japanese - Language Group dari Japan Foundation Atsushi Kanai, Senior Regional Coordinator- Ministry of Foreign Affairs, Yoshiharu Kato, dan Deputy Director Foreign Workers - Ministry of Health Labour and Welfare Yuko Ogino. Turut hadir dalam penyambutan 155 TKI perawat kita saat itu adalah, Konsul Herry Laksono beserta staf. Agusdin mengungkapkan, peluang bekerja di Jepang bagi TKI cukup besar. Saat ini usia harapan hidup dan orangtua usia lanjut di Jepang cukup tinggi. Sedangkan generasi muda dan orang usia muda di Jepang dikenal sibuk, sehingga tidak sempat merawat para orangtua mereka yang sudah usia lanjut. Banyak orangtua usia lanjut di Jepang yang dititipkan di panti-panti jompo. Menurut Direktur Panti Lansia Hamasaki, Michico, saat ini sedang dibangun gedung ketiga yang diperkirakan membutuhkan 15 TKI perawat careworker. Mengenai 155 TKI perawat itu, lanjut Agusdin, mereka selama enam bulan akan menjalani pelatihan bahasa Jepang di Lembaga Pelatihan HIDA. Pelatihan serupa juga telah dijalani selama enam bulan di Indonesia. Setelah menjalani pelatihan bahasa Jepang selama enam bulan di Jepang, untuk TKI perawat nurse akan menjalani kontrak kerja selama tiga tahun, dan TKI perawat careworker akan menjalani kontrak kerja selama empat tahun. Para TKI perawat - baik nurse dan careworker - juga akan mendapatkan kesempatan mengikuti ujian nasional bahasa Jepang. Bagi yang lulus ujian nasional bahasa Jepang ini, mereka nantinya akan mendapatkan kesempatan untuk memperpanjang kontrak kerja sesuai kesepakatan kedua belah pihak antara TKI dan pengguna (users). Berikut para TKI perawat ini juga akan mendapatkan gaji yang setara perawat di Jepang. Agusdin menjelaskan, penempatan TKI Perawat nurse dan careworker ke Jepang terjadi melalui program kerjasama antarpemerintah (Government to Government/G to G) berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia dengan JICWELS (Japan International Corporation for Welfare Services) - yakni lembaga bentukan pemerintah Jepang yang membawahi program G to G penempatan TKI perawat - di Jakarta pada Mei 2008. Program ini menindaklanjuti kesepakatan Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, pada 20 Agustus 2007 (bukan November 2006 sebagaimana diberitakan selama ini). Penempatan TKI Perawat ke Jepang ditangani BNP2TKI sejak 2008. Hingga tahun 2013 telah terjadi penempatan TKI Perawat sebanyak 1.048 orang, terdiri dari 440 TKI nurse dan 608 TKI careworker. Pada tahun 2008 sebanyak 208 orang (104 TKI nurse dan 104 TKI careworker), 2009 sebanyak 362 orang (173 TKI nurse dan 189 TKI careworker), 2010 sebanyak 116 orang (39 TKI nurse dan 77 TKI careworker), 2011 sebanyak 105 orang (47 TKI nurse dan 58 TKI careworker), 2012 sebanyak 101 orang (29 TKI nurse dan 72 TKI careworker), dan 2013 sebanyak 156 orang (48 TKI nurse dan 108 TKI careworker) bnp2tki.go.id/berita-mainmenu-231/8564-pemerintah-jepang-mengapresiasi-kinerja-tki-perawat.htm
Posted on: Wed, 10 Jul 2013 15:54:26 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015