Senin, 23 April 2012 Presiden Soekarno Selamatkan Makam Imam - TopicsExpress



          

Senin, 23 April 2012 Presiden Soekarno Selamatkan Makam Imam Bukhari Presiden Soekarno Menyelamatkan Makam Imam Bukhari By Ibnu Rusyd Dalam acara Talk Show Kick Andy di Metro TV edisi Jumat 10 Februari 2012 Tim Ekspedisi Fastron Indonesia menceritakan ketika mereka sampai di negeri Uzbekistan, tepatnya di kota Samarkand. Ketika itu – sebagaimana yang mereka ceritakan – mereka berniat untuk mengunjungi sebuah masjid yang di dalamnya terdapat makam Imam Besar Bukhari. Namun ketika mereka datang, waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan malam waktu setempat, dan masjid telah gelap. Namun mereka telah terlanjur disambut oleh pengurus masjid tersebut dan mempersilahkan mereka masuk. Lampu-lampu masjid pun dinyalakan kembali. Tim Ekspedisi begitu terpukau dengan interior masjid yang begitu megah. Namun masih tersiratkan dalam hati mereka, mengapa pengurus masjid itu begitu berkenan mempersilahkan orang-orang Indonesia ini untuk masuk masjid untuk berziarah, padahal waktu telah gelap, dan lampu-lampu masjid telah dimatikan. Setelah itu, Tim Ekspedisi Indonesia ini kemudian dipersilahkan menuju ruang bawah tanah untuk menziarahi makam Imam Bukhari Rahimahullah. Ziarah pun berlangsung. Setelah itu, mereka berbincang dengan pengurus masjid tersebut, dan menanyakan hal yang tadi menjadi pertanyaan mereka. Mendengar jawaban dan penjabaran si pengurus masjid, Tim Ekspedisi Indonesia ini sangat kaget. Ternyata, si pengurus masjid dan kebanyakan umat Muslim di Uzbekistan sangat hormat kepada orang-orang Indonesia. Dalam situs lain, seorang teman menceritakan betapa ramah orang-orang Muslim di Uzbekistan pada orang-orang Indonesia. Makam Imam Bukhori selalu ditutup untuk umum, namun bila ada orang Indonesia datang untuk berziarah, dengan senang hati mereka akan mempersilahkannya untuk masuk ke ruangan tempat makam Imam Bukhari berada. Dan ini ada sebab historisnya. Ternyata, masjid yang saat ini mereka kunjungi, dibangun adalah berkat saran dan permintaan Presiden Soekarno kepada Nikita Khrushchev, penguasa tertinggi Uni Soviet kala itu, yakni tahun 1961. Dan memang saat itu Uzbekistan masih masuk dalam wilayah negara Uni Soviet. Bukan hanya itu yang membuat masyarakat Muslim Uzbekistan begitu hormat pada orang-orang Indonesia, hal yang paling dikenang adalah ternyata Presiden Bung Karno-lah yang telah menyelamatkan keberadaan makam Imam Besar Bukhari. Kisahnya seperti ini, pada tahun 1961 pemimpin partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, yang tadi kami sebutkan di atas yakni Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno untuk datang ke Moskow. Sepertinya Khrushchev ingin menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet. Karena bukan orang lugu, Bung Karno – panggilan akrab Presiden Soekarno – tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat Indonesia. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia pada situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan negara manapun. Kemudian Bung Karno mengajukan syarat untuk memenuhi undangan Khrushchev. Kira-kira Bung Karno berkata seperti ini; “Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi, tidak boleh tidak.” Kemudian Khrushchev balik bertanya, “ Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?” Bung Karno menjawab, “ Temukan makam Imam Bukhari, saya sangat ingin menziarahinya.” Jelas saja Khrushchev terheran-heran. Siapa pula itu Imam Bukhari. Dasar orang Indonesia, mungkin begitu sungutnya dalam hati. Tanpa buang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan makam yang dimaksud. Entah berapa lama waktunya yang diperlukan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam tersebut, yang pasti hasilnya nihil. Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno, “ Maaf Paduka Presiden, kami tidak menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?” Bung Karno tersenyum sinis. “ Kalau tidak ditemukan ya sudah. Saya urungkan niat untuk ke negara Anda.” Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah. Khrushchev balik kanan dan memrintahkan orang-orang nomor satunya untuk memecahkan masalah ini. Akhirnya, setelah bolak-balik sana-sini, serta mengumpulkan informasi dari orang -orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev berhasil menemukan makam Imam Besar kelahiran kota Bukhara tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat. Imam Bukhari yang memiliki peran besar bagi agama dan umat Islam itu dimakamkan di Samarkand pada tahun 870 Masehi. Khrushchev pun meminta agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin. Selesai renovasi Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. Intinya misi pencarian makam Imam Bukhari telah berhasil. Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “ Baik, saya datang ke enagar Anda.” Setelah dari Moskow, Bung Karno tiba di kota Samarkand pada tanggal 12 Juni 1961. Sehari sebelimnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di kota Tashkent. Seperti itulah ulasan Teguh Santosa dalam situsnya Teguh Timur. Dia mendapat banyak info sejarah tentang aktivitas Bung Karno di Uzbekistan yang kala itu masih wilayah Uni Soviet tatkala dia mengunjungi negeri itu dan bertukar info dengan teman dan warga setempat. Kini kita semua mengetahui betapa luar biasa peran seorang Bung Karno. Tidak saja dia banyak berjasa di dalam negeri, namun di lingkup internasional pun dia punya peran yang tidak main-main. Kita juga ingat sepak terjang beliau dalam mengadakan Konferensi Asia Afrika, dan ketika beliau menggagas Gerakan Non Blok. Kita bisa mengambil banyak keteladanan dari Presiden pertama kita ini. Dan ini adalah suatu cambuk semangat untuk umat Islam Indonesia, lihatlah betapa orang Indonesia punya peran yang tidak kecil bagi agama dan umat ini. Bukan saja Bung Karno yang telah menyelamatkan makam Imam Perawi Hadis terbanyak dan tershahih itu, namun kita juga mengenal para ulama dari negeri ini yang memiliki nama besar dan banyak murid di lingkup Internasional seperti Imam Nawawi Al Bantani, Syaikh Khatib Al Minangkabauwi, Syaikh Hasyim Asy’ari, Syaikh Cholil Bangkala, Hadji Agus Salim, Mukti Ali, Nurcholish Madjid dan lain sebagainya. Kini semakin tersadar kita bahwa bangsa ini adalah bangsa besar. Bukan hanya besar dalam artian kuantitas, namun kualitas bangsa ini pun telah diakui dunia. Karena itu, semangatlah rakyat Indonesia, serta untuk pemuda-pemudi Indonesia, mari siapkan diri untuk menjadi penerus Bung Karno. Jangan biarkan diri kita lalai dan terlena dalam kehidupan masa muda ini.
Posted on: Sun, 25 Aug 2013 14:03:41 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015