Ujian Nasional (UN) wujud dari tidak terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena walau layanan pendidikan tidak merata, ujian tetap sama. Fakta Ɣªήğ miris bahwa pertarungan antara keadilan & diskriminasi lebih sering berakhir dengan pertimbangan2 politis, & keengganan utk menegakkan rasa tanggung jawab memenuhi keadilan Ɣªήğ proporsional bagi siswa & guru yang hidup dengan akses geografi & ekonomi terbatas.....Sebutlah sebuah sekolah disalah satu kecamatan terjauh dari kota. Kondisi fisik sekolah, sarana & prasarana minim, serta model pembelajaran dikelas....Tidaklah adil mengevaluasi siswanya dengan alat ukur yang sama dengan anak2 Ɣªήğ menerima layanan yang jauh lebih baik. Ruang kelas berupa ruangan persegi, dengan lantai kusam & sarana penerangan yang temaram di tambah Byar-Pet ! Perpustakaan & fasilitas umum lainnya tidak memadai. Guru-gurunya masih jauh dari bermutu, sudah bersedia mengajar dengan model pembelajaran Ɣªήğ ala kadarnya saja sudah di syukuri. Siapa pun akan setuju dengan pendapat JK bahwa UN tetap diperlukan, saudagar yang hanya bisa menghitung untung-rugi, tanpa perlu memperhatikan aspek teknis proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas2. Yang terjadi, sekolah2 kebanyakan mengambil jalan pintas di tahun terakhir siswa dengan menguji siswa secara terus-menerus dengan model pengujian UN. Jelas sekali Kemendikbud melalui konvensi telah salah kaprah dalam menerjemahkan hasrat utk menjadikan pendidikan lebih berkualitas. UN tetap akan salah arah krn tetap menentukan kelulusan siswa, hal ini bertentangan dengan naluri teori belajar Ɣªήğ seharusnya mendominasi kebijakkan bidang yang bermutu sebagaimana diidealkan. ~o) =D/ _~o) )) ,>\_ morning!!!!!! . °♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧°˚˚˚° ~o) All :)
Posted on: Mon, 30 Sep 2013 02:04:15 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015