#Catatan Perjalanan Hari itu# HARI INI AKU MASIH DI PARE (29 - TopicsExpress



          

#Catatan Perjalanan Hari itu# HARI INI AKU MASIH DI PARE (29 MARET 2012). Semalam aku tidak bisa menahan kantukku dan tertidur sangat pulas. Sekitar hampir jam 5 subuh Alarmku berbunyi. Dan teman-teman di camp Asset Girls satu-persatu bangun. Walaupun sangat terlambat, Kami tetap melaksanakan shalat berjamaah di depan camp di sebuah Gazeboh bambu yang memang sering digunakan untuk berkumpul, belajar dan shalat berjamaah. Setelah shalat usai kami membuka kelas. Pelajaran pagi ini listening music dan menuliskan lirik sekalian menerjemahkan artinya. Lagu “More Then Words” jadi pilihan untuk dibedah. Setelah diacak aku mendapatkan giliran menguraikan arti lagu ini. Aku menjelaskan dengan penuh penghayatan sambil mencari-cari vocabnya dalam English. “ Cinta tidak hanya sekedar kata”. Kujelaskan seperti itu. “Kamu akan melakukan hal bersama, membantu mewujudkan mimpi-mimpimu dan mimpi-mimpinya.” Tenri melirik sambil tertawa kecil. Mungkin teman-teman berpikir tiba-tiba aku merasa menjadi orang yang sangat romantis pagi itu. Lewat 10 menit jam 7 aku bergegas menuju Elfast. Selalu seperti ini, telat hadir di kelas. Aku tidak suka memilih kelas pagi. Serba diburu waktu dan membuat mengantuk. Tapi, karena English Corner hanya menyediakan satu kelas di pagi hari. Mau tidak mau aku memilih kelas pagi. Sesampainya di kelas teman-temanku sudah memindahkan Expression yang ditulis Miss Nanda di Whiteboard ke buku tulisnya. Seperti biasa Miss Nanda akan menanyakan kabar kami terlebih dahulu. Miss Nanda adalah tutor di kelas English Corner Elfash. Umurnya 23 tahun, cantik dan pintar. Dia berasal dari Bukit Tinggi. Dia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Bandung. Sambil menjadi tutor di Elfast dia mengambil kursus di luar. Setelah kelas selesai dia akan bergegas mengambil sepedanya dan menuju tempat kursusnya. Aku ingin sekali menjadi tutor seperti dia, kataku dalam hati. (Note: 2 minggu setelah itu impianku jadi Tutor terwujud.) Dan pelajaran hari ini di Elfash adalah bermain drama. Aku dipatnerkan dengan Fahmi. Aku menjadi dalang dan Fahmi akan berekting sesuai dengan arahanku. Kami dipilihkan 3 gambar oleh Miss Nanda setelah itu kami membuat cerita dari ketiga gambar itu dan memerankannya. Itulah kenapa aku memilih kelas English corner karena No presentation, No debate and No discuss just conversation. Pelajaran di kelas berakhir dengan menyenangkan. Aku dan Ayu saudara kembarku kembali ke camp. Aku sudah menyusun jadwalku hari ini. Menstel alarm HP terlebih dahulu. Jam 09:00 aku ingin mengetik semua aktifitas yang terlewati sepanjang hari. Setiba di Camp aku menyelesaikan rendamanku. Mencuci dengan buru-buru. Kujemur pakaianku di tengah teriknya matahari Pare. Kuyakin sore nanti akan kering karena cuaca sangat panas. Aku tiba-tiba mengantuk dan ingin tidur siang. Sebelum azan dzuhur, aku mengobrol sekitar 15 menit dengan Imha teman sekamarku di kamar 01 Asset Girls. Dia bercerita tentang kelas TOEFlnya. Dia mengambil kelas TOEFL di Kresna. Imha hanya sebulan di Pare. Padahal dia masih mau tinggal dua tiga bulanan di sini untuk memperlancar speakingnya. Karena ingin melanjutkan study S2nya maka dia hanya tinggal sebentar. Kami saling menyamangati untuk tetap belajar. 15 menit kemudian aku tertidur. (Note: Beberapa bulan kemudian Imha beneran kembali ke Pare lagi.) Jam 13:30, temanku mengajak bersepeda di sekitar Kursusan SMART. Aku ingin melihat rumah miss Uun. Miss Uun adalah owner atau pemilik kursusan SMART. Ketika lewat di depan rumahnya di Jalan Flamboyan, yang pertama kulihat sepintas dari luar adalah rak buku. Tentu dengan buku-bukunya. Aku bisa dengan jelas melihatnya dibalik pintu yang terbuka lebar. Pantaslah teman-teman RAB mengagumi Miss Uun. Jika bercerita tentang Miss Uun satu hal yang bisa kubaca darinya. Sungai ilmu yang mengalir jernih. Buku, belajar, mengajar, membaca, menulis, berpuisi, bernyanyi, pena, kertas dan kesederhanaan hidup adalah elemen-element yang selalu mengikuti langkahnya. Memang aku tak begitu mengenalnya dan baru beberapa kali bertemu, hanya tahu dia dari cerita teman-teman. Diam-diam aku banyak belajar darinya. Aku kembali meneruskan tulisanku ini di kosan ketika azan azar terdengar lewat tiupan angin sore. Aku lagi-lagi malas beranjak ketika sudah larut dalam tulisan. Study clubku di Elfast jam 04:00 ingin kuabaikan. Aku malas ke Elfast karena sangat telat jika mau berangkat sekarang. Tiba-tiba kuingat pesan Miss Nanda tutorku ” Ana datang ya nanti sore”. Aku jadi tidak enak. Akupun memaksakan diriku untuk pergi tentunya dengan serba terburu-buru. Aku bersyukur bisa hadir di study club tersebut. Sangat menyenangkan. Hanya menonton movie. Aku mencatat beberapa expression dari movie tersebut. Pesan yang kuresapi dari film yang berjudul “RIO” seekor burung yang tak bisa terbang. Bahwa walaupun Allah telah memberimu sayap, tapi jika engkau tak berusaha dan berlatih untuk terbang engkau tidak akan pernah bisa terbang walaupun fitrah seekor burung identik dengan terbang. Angin sore di Elfast bertiup sepoi-sepoi. Menggoyangkan pepadian seirama arahnya. Waktunya beranjak pulang. Asan magrib telah berkumandang dan aku segera masuk ke kamar. Teman-teman sudah selesai shalat magrib berjamaah. Aku telat mandi sehingga shalat sendiri di kamar. Setelah itu aku keluar dan duduk di tengah-tengah teman-teman yang sedang membaca yasinan di malam Jumat. Kegiatan rutin camp-camp di Pare. Aku hanya ingin duduk mendengar yasinan malam ini. Kutahu malaikat sedang berkumpul di halaqah ilmu ini. Sambil kudengar teman-teman membaca surat yasin kupandangi satu persatu wajah mereka. Mereka adalah orang-orang terpilih yang bisa mengunjungi kampung ilmu pare. Bisa menikmati penjelajahan ilmu di sini. Belajar dan berkumpul bersama selayaknya keluarga dari orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. Aku jadi ingat puisi Tenri” MENJAHIT TANAH PARE LIHATLAH, DISANA SIKAP BERSAHAJA DIPEREBUTKAN BELAJAR SEPENUHNYA MENGABDI SEPENUHNYA BERJUANG SEPENUHNYA MENEMUI HIDUP SEPENUH-PENUHNYA. Sudah sepantasnya waktu yang kita miliki di sini kita tukar dengan hal yang berharga. belajar dan belajar. Membaca dan membaca. Berjuang dan berjaung. Tidak setengah-setengah. DIRIMU SAYANGKU, YANG SEKARANG BERGERAK MEREKAM FAJAR, SENJA DAN MALAM TANAH PARE RESAPILAH GERAK PEMANUSIAAN DARI BALAI-BALAI PENCERDASAN, RUMAH-RUMAH PENCERDASAN HALAMAN-HALAMAN PENCERDASAN POHON-POHON PENCERDASAN DISKUSI, DIALOG, BUKU-BUKU MENCERDASKAN GURU-GURU YANG MENCERDASKAN.* Tenri memaknai Pare bahwa selamat datang di dunia pencerdasan. Semua tentang Pare adalah gerakan pemuliaan dan pencerdasan. Jam semakin mendekat ke angka 7:00 malam. Aku melihat ayu duduk sendiri di gasebo depan camp. Dia belum makan malam. Kami berdua keluar mencari makan. Aku ingin makan sate malam ini. Setelah pesananku selesai aku dan Ayu menyusuri jalan pulang di sepanjang Anyelir. Sangat sepi Pare bulan-bulan sekarang. Kami berdua makan malam di depan camp ditemani angin malam yang bersahaja. Aku masuk ke kamar dan bersiap tidur, akhirnya aku menutup malamku dengan doa dan kiriman doa cinta kepada orang tuaku. Aku kemudian terbangun di subuh hari saat pak presiden (Mr. Fadlan) mamanggil dan mengetuk pintu kamarku. Aku sudah cukup tidur, saatnya membuka hari dengan shalat subuh berjamaah. Ya, Pagi ini Aku masih di bumi Pare, menelah kehidupan lebih baik lagi, belajar, kemudian hari mengantarkan ke tempat lain. Anna, Kampung yang bersahaja Pare English 29 Maret 2012. *Puisi Menjahit Tanah Pare Oleh Andi Tenripada
Posted on: Wed, 11 Sep 2013 12:36:31 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015